Issu Mutaakhir Pendidikan 2024

Dalam memasuki tahun 2024, kita menghadapi banyak tantangan baru seiring dengan munculnya persoalan dan perubahan global. Semua makhluk di atas planet bumi yang fana ini mengalami tidak hanya perubahan fisik melainkan juga perubahan sosial dan budaya serta kehidupan di era Norma Baru. Sebagai akibat dari adanya era Norma Baru ini adalah munculnya persoalan pendidikan.

Persoalan pendidikan adalah suatu yang dinamik yang terus muncul berubah sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan masyarakat serta perubahan dan kemajuan jaman. Dalam menghadapi persoalan pendidikan di awal tahun ini, Standtogather (2023) mengidentifikasi 7 issu utama, (1) Teacher retention, (2) Tackling teacher burnout, (3) Online learning and artificial intelligence, (4) The shift towards non-traditional education models, (5) The push for equity in education, (6) The future of education leadership, dan (7) The role of community in education.

Pertama, Teacher retention, penahanan guru muncul akibat dari pensiunan besar-besaran tiba atau tiadanya guru dalam jumlah besar akibat dari pandemi. Karena itu upaya menahan guru, utamanya yang berkualitas sangat diperlukan untuk menjaga kecukupan jumlah guru dan mutu pendidikan yang terus diperjuangkan.

Kedua, Tackling teacher burnout. Mengatasi kelelahan guru sangat diperlukan. Guru dewasa ini tak bisa hindari dalam menjalankan tugas sehari-hari mengalami kelelahan fisik, kelelahan mental, dan beban emosi yang berat terutama dalam menghadapi perubahan era. Guru harus eksis dan fungsional. Untuk itu perlu memberikan pelatihan guru baik berkenaan dengan peningkatan kompetensi maupun menjaga kesehatan mental. Juga perlu diikhtiarkan terus pemantapan organisasi profesi guru sehingga selalu siap melakukan advokasi bagi guru yang memerlukan.

Ketiga, Online learning and artificial intelligence. Kehadiran online learning dan artificial intelligence merupakan suatu keniscayaan, yang tak bisa dihindari. Bahkan harus kita sikapi secara positif keduanya. Bagaimana kita bisa manfaatkan online learning dan artifacial intelligence untuk meningkatkan kapasitas akademik dan memperbaiki peradaban.

Baca Juga:  Pancajiwa sebagai Akar Pendidikan Karakter Pesantren

Keempat, The shift towards non-traditional education models. Kita saat ini pelan-pelan meninggalkan masa lalu dan berproses menuju era baru dan masa depan. Sebagai konsekuensi logisnya, kita harus melakukan modifikasi bahkan perubahan model pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan masyarakat dan perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan tetap hindari kemungkinan dampak negatifnya, proses dehumanisasi.

Kelima, The push for equity in education. Demokrasi pendidikan menjamin setiap individu mendapat kesempatan pendidikan berkualitas yang sama. Tanpa memandang perbedaan bakat, minat, kondisi dan latar belakang status sosial dan ekonomi. Pendidikan inklusi menjadi suatu kebutuhan untuk melindungi dan menjamin anak-anak berkebutuhan khusus dalam mengakses pendidikan bermutu.

Keenam, The future of education leadership. Kepemimpinan dalam pendidikan memainkan peran yang sangat penting. Kepemimpinan bertanggung jawab mengarahkan institusi pendidikan ke mana akan dituju, di samping melahirkan sosok insan ideal yang dicita-citakan. Mengingat misi pendidikan adalah menjamin sustainabilitas, maka masa depan kepemimpinan pendidikan dikonstruksi sesuai dengan kepentingan Nasional dan kecenderungan global.

Ketujuh, The role of community in education. Masyarakat adalah basis dan sekaligus target pendidikan. Karena keberadaan masyarakat tidak diabaikan dari proses pendidikan. Untuk menjamin eksistensi masyarakat, maka peran
masyarakat harus diupayakan sangat strategis. Karena Itulah masyarakat harus menjadi bagian penting dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pendidikan. Masyarakat harus bisa berkontribusi optimal untuk kesuksesan pendidikan.

Memperhatikan issu penting pendidikan pada tatanan global, seharusnya pemerintah Indonesia dan seluruh institusi pendidikan sangat berkepentingan untuk bisa merespon semua issu-issu tersebut. Kebijakan pendidikan harus segera disesuaikan sehingga memiliki relevansi yang tinggi. Demikian juga masyarakat bisa ambil bagian penting sesuai dengan keunikan, keahlian, dan potensi yang dimiliki. []

Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A.
Beliau adalah Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pendidikan Anak Berbakat pada Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta. Ia menjabat Rektor Universitas Negeri Yogyakarta untuk periode 2009-2017, Ketua III Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) masa bakti 2014-2019, Ketua Umum Asosiasi Profesi Pendidikan Khusus Indonesia (APPKhI) periode 2011-2016, dan Ketua Tanfidliyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama DIY masa bakti 2011-2016

    Rekomendasi

    Tinggalkan Komentar

    More in Opini