Puasa ramadan adalah salah satu cara untuk berlomba-lomba untuk meningkatkan prioritas keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT sembari menjalankan kewajiban puasa yang merupakan salah satu rukun Islam. Banyak cara untuk berbuat baik di bulan yang penuh berkah ini, diantaranya adalah dengan mengaji.
Mengaji di era digital yang kebetulan saat ini sedang dilanda pandemi Covid-19, benar-benar menjadikan media dan teknologi semakin bersinergi. Karena saat ini zaman memang sudah serba cepat yang ditunjang dengan digitalisasi modern dan kekinian. Ngaji virtual saat ini sedang menjamur dimana-mana, baik dilakukan oleh orang-orang biasa maupun tokoh sekaliber pun semuanya sudah menjadi bagian dari komunitas virtual.
Virtual itu sendiri lahir dari era interaktif seperti sekarang ini. Hal ini sebagai dampak positif dari internet yang merupakan produk teknologi komunikasi penghasil komunitas tersebut. Maka, jika ada seseorang atau kelompok yang aktif terhubung dan menjadikan internet sebagai media dengan segala aktivitasnya, seperti saling balas chatting baik di Facebook, Instagram, WhatsApp, YouTube juga media sosial lainnya, dalam rangka untuk mengikuti forum diskusi atau membahas dalam satu permasalahan, maka otomatis ini sebagai bagian dari komunitas virtual yang saat ini menjadi efektif.
Disaat pandemi Covid-19 yang sedang melanda dunia, dan anjuran untuk mencegah penyebaran virus semakin meluas maka lebih baiknya untuk di rumah saja, maka ngaji virtual salah satu solusi tepat untuk memanfaatkan teknologi informasi menjadi positif di bulan Ramadan tahun ini.
Tapi apakah akan menjadi efektif untuk meningkatkan prioritas spiritual dengan mengaji virtual? Mari sekilas kita melihat arti dari spiritual, berarti mempunyai atau memiliki ikatan yang lebih pada hal yang bersifat kerohanian, atau kejiwaan dibandingkan hal yang bersifat fisik atau material. Artinya ikatan jiwa dan rohani memiliki ketetapan yang lebih bahkan menjadi prioritas disamping sekedar material.
Jadi ngaji virtual bisa meningkatkan pengalaman spiritual jika mad’u/audiens/santrinya juga harus mengenal dan memahami seorang guru atau kyainya. Ini penting karena adanya ikatan kejiwaan dan kerohanian ketika mengaji. Walaupun tidak ketemu tapi jika ada ikatan kejiwaan batin, pasti akan terkoneksi/terhubung dan ini sah secara sanad keilmuan. Tapi jika tidak kenal dengan guru/kyai yang mengaji, maka ini tetap bisa dikatakan mengaji namun kategori sebagai senang dan cinta akan orang ‘Alim dan berilmu, tetap menjadi pengetahuan yang bisa diambil dan ilmu bisa dimanfaatkan. Jadi ngaji virtual tetap bisa menyambungkan secara spiritual. Walaupun terpisah secara jarak, namun batiniyah tetaplah menjadi satu ikatan kejiwaan yang tidak bisa terpisahkan.
Ngaji virtual saat ini pun menjadi era digitalisasi dalam penyiaran komunikasi Islam, seiring berjalannya waktu dan globalisasi yang ditunjang oleh digitalisasi maka mengaji saat ini tidak sekedar bersuara saja. Mengaji tidak hanya dinikmati dalam lingkup yang kecil, tapi menjadi sangat luas tanpa batas ruang dan waktu. Jika saat dulu yang namanya ngaji, adanya guru dan murid, kyai dan santri, atau kalau pinjam bahasanya pesantren ada istilah ngaji pasanan dengan bendongan, kyainya mengaji santrinya mencatat atau maknai di kitab dan dalam satu tempat majelis, saat ini karena ngaji virtual maka sang guru bisa memberikan pengajian dari satu tempat namun bisa dinikmati dibeberapa tempat oleh siapapun. Bahkan bisa diikuti, bisa ditonton dan bisa dinikmati. Artinya penyiaran komunikasi Islam menjadi sangat luas, dan kedepan ini menjadi salah satu alternatif ngaji yang bisa dikembangkan secara masif dan positif.
Ramadan yang penuh keberkahan ini selayaknya kita berlomba-lomba dalam kebaikan, karena pahala yang berlipat telah disiapkan bagi hamba yang terus mengabdi. Dengan ngaji pasti hati akan menjadi tenang, jiwa tetaplah tentram. Ngaji virtual tetap bisa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Rasulullah, kuat secara spiritual namun tidak tertinggal dan tetap aktual di era digital.
Selamat menjalankan ibadah puasa ramadan, 1441 Hijriyah Tahun 2020 ditengah pandemi Covid-19 yang sedang melanda, semoga tetap tercurahkan keberkahan, kebahagiaan, kedamaian dan keridhoan, amin. [HW]