Bangsa Indonesia yang mayoritas muslim sangat kaya dengan warisan nilai dan budaya yang dapat membentuk manusia berkarakter unggul kini mulai dipertanyakan. Melihat kondisi anak bangsa semakin merajalelanya perilaku amoral terhadap masyarakat dan lingkungan.

Meningkatnya pergaulan seks bebas, maraknya angka kekerasan terhadap guru dan orangtua, sering terjadi pula penyalah gunaan obat-obatan yang sangat berdampak buruk terhadap diri sendiri danlingkungan masyarakat. Kondisiseperti ini perlu menjadi perhatian khusus bagi keluarga dan pemerintah karena moral dan identitas bangsa ditentukan dari karakter anak-anak penerus bangsa.

Di mana pendidikan karakter itu harus dilaksanakan, kapan, dan siapa pelaksananya? Secara umum pendidikan karakter itu dilakukan dimana saja, kapan saja tanpa terikat ruang dan waktu. Tetapi secara khusus penanaman pendidikan karakter harus di mulai dari orang tua,  pemerintah dan para pemangkupendidikan bahwa pendidikan karakter sangat penting dilakukan sejak usia dini, apalagi melihat zaman semakin krusialdengan beberapa faktor yang sangat mempengaruhi, baikdari faktor sosial dan ekonomi.

Menurut Thomas Lickona, pendidikan karakter perlu dilakukan sejak usia dini. Erik Erikson yang terkenal dengan teori Psychososial Development juga menyatakan hal yang sama Erikson menyebutkan bahwa anak adalah gambaran awal manusia menjadi manusia, dimana masa anak-anaklah kebajikan berkembang secara perlahan tapi pasti. Jika dasar-dasar kebajikan gagal ditanamkan pada anak di usia dini, dia akan menjadi orang dewasa yang tidak memiliki nilai-nilai kebajikan.

Selanjutnya Hurlock menyatakan bahwa usia dua tahun pertama dalam kehidupan adalah masa kritis dalam pembentukan pola penyesuaian personal dan sosial.  Dalam hal ini, sorang psikolog terkemuka Howard Gardner juga menguatkan dengan pernyataan bahwa anak-anak pada usia lima tahun pertama selalu diwarnai dengan keberhasilan dalam belajar mengenai segala banyak hal, meski secara ilmiah perkembangan anak berbeda-beda baik dari kecerdasan, bakat, minat, kreativitas, kematangan emosi, kepribadian, kemandirian jasmani dan sosialnya.

Baca Juga:  Hari Santri Nasional 2024: Pendidikan Karakter Metode Qudwah melalui Ziarah

Penelitian tentang otak menunjukkan bahwa jika anak dirangsang sejak dini, maka pasti akan ditemukan potensi-potensi yang unggul dalam dirinya. Karena setiap anak memliki karakter yang unik,  memilik perbedaan kemampuan tak terbatas dalam dirinya untuk berpikir kreatif dan produktif. Oleh karena itu, anak memerlukan program pendidikan yang membuka kemampuan yang tersembunyi melalui pembelajaran dan pengajaran yang berkmakna sedini mungkin. Maka disinilah perankeluarga menjadi tempat pertama dan utama bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Karakter seseorang berkembang berdasarkan potensi yang dibawa sejak lahir atau yang dikenal sebagai karakter dasar yang bersifat biologis. menurut Ki Hajar Dewantara, aktualisasi karakter dalam bentuk perilaku hasil perpaduan antara karakter biologis dan hasil hubungan atau interaksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan ketentuan teknis (hard skill) saja, akan tetapi oleh pengelolaan diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen oleh hard skill dan sisanya 80 persen oleh  soft skill, bahkan orang-orang tersukses didunia bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan hard skill hal ini mengisyaratkan bahwa penanaman pendidikan karakter sangat penting untuk di tingkatkan sedini mungkin.

Soft skill ini merupakan bagian karakter yang harus dibentuk melalui pendidikan mulai tingkat pendidikan anak usia dini sampai dengan perguruan tinggi.  Setidaknya, berdasarkan pemikiran psikolog Kohlberg (1992) dan ahli pendidikan dasar Marlene Lockheed (1990) terdapat empat tahap pendidikan karakter yang harus dilakukan yaitu: tahap pembiasaan sebagai awal perkembangan karakter anak, tahap pemahaman dan penalaran terhadap nilai,sikap, prilaku dan karakter anak, tahap penerapan berbagai perilaku dan tindakan anak dalam kenyataan sehari-hari., tahap pemaknaan yaitu suatu tahap refleksi dari para anak melalui penilaian terhadap seluruh sikap dan perilaku yang telah mereka fahami dan lakukan serta bagaimana manfaatnya dalam kehidupan baik bagi dirinya maupun orang lain.

Baca Juga:  Menjaga Empat Bakti sebagai Pintu Surga

Jika seluruh tahap ini telah dilalui maka pengaruh pendidikan terhadap pembentukan karakter anak akan berdampak secara berkelanjutan apalagi lingkungan dalam keluarga juga menentukan karakter anak, jika anak tersebut hidup dalam lingkungan keluarga baik. maka tentu anak tersebut akan tumbuh dan berkembang menjadi anak yang memiliki karakter baik. sebaliknya jika anak tersebut hidup dilingkungan keluarga  tidak baik, maka terbentuklah pribadi yang kurang baik.

Orangtua adalah dasar paling utama dalam pembentukan karakter anak,  menanamkan karakter positif pada anak usia dini akan lebih memungkinkan berhasil dari pada setelah tua. Dengan membiasakan berbuat baik dalam berumah tangga adalah bentuk dari pengajaran yang sesungguhnya. Wallahu’alam.

 

Muhammadun Aji
Alumni PPA. Lubangsa Utara dan sekarang mengabdi di Madrasah Tsanawiyah 1 Annuqayah.

Rekomendasi

Tinggalkan Komentar

More in Opini