Bicara tentang Santri, CC. Berg Profesor dari Univ Leiden. Mengatakan bahwa santri berasal dari kata “cantrik” yaitu orang yang selalu mengikuti Gurunya. Jadi, dia memprioritaskan nderek/ikut terlebih dahulu sebelum belajar kepada sang Guru. Makanya dalam “nderek” santri harus yakin terhadap gurunya.
من لا يعتقد جلالة شيخه لايفلح
“Barang siapa yang tidak meyakini keagungan gurunya, tidak akan beruntung“.
Maka dari itu adabnya Santri terhadap Guru yaitu dengan nderek apa yang didawuhkan dan apa yang dilarangkannya.
Akan tetapi, untuk bisa sampai kata yakin tentunya tetap harus berpegang pada pengetahuan dan untuk memilih Guru pun juga harus selektif, tentunya yang bersanad jelas.
هذا العلم دين، فانظروا عمن تأخذون دينكم
“Ilmu itu adalah agama, maka selektiflah dari mana kalian mengambilnya“.
Fokus Santri itu bukan apa yang dipelajari saja, tetapi kepada siapa Santri belajar.
Santri juga berasal dari bahasa sansekerta “shastri” yaitu melek literasi. Dalam hal ini bermakna, seseorang yang mempelajari kitab-kitab di Shastrian/Pesantren. Jadi, dengan definisi ini, kalau ada Santri tidak mau belajar ya dipertanyakan kesantriaannya.
Pesantren sendiri dari kata “pesantrian” yaitu tempat kediaman santri atau sering masyhur dengan istilah pondok berasal dari bahasa arab “funduq” yang artinya penginapan. Di Indonesia digabungkan menjadi Pondok Pesantren untuk memperjelas Pesantren Tradisional.
Sedikit ngutip dari dawuhnya Gus Mus, dikatakan santri itu tidak hanya orang yang berada di dalam Pesantren, tetapi seseorang yang memiliki attitude/akhlak yang baik. Jadi, jangan minder bagi yang belum berkesempatan mondok di Pesantren.
Ditambah lagi beliau Cak Adib (Putra KH. M. Anwar Mansur Lirboyo), dawuh: Doanya Masyayikh (guru) itu menggunakan kata (santri) misal, “Semoga Santriku ……..”.
Jadi, posisikanlah diri kalian sebagai Santri yang sesungguhnya agar do’a Masyayikh mengalir pada kita semuanya.
Hari Santri Nasional dilaksanakan dalam rangka memperingati andil para santri dalam memperjuangkan serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada zaman KH. Hasyim Asyari.
Dengan diperingati hari tersebut seharusnya kita semua tetap mengingat akan perjuangan pendahulu kita, menjadikannya uswah (teladan) untuk melanjutkan peran ulama dan santri dalam membela dan mempertahankan NKRI. []
Selamat Hari Santri Nasional 2023.
Semoga kita semua diakui Santrinya Guru-Guru kita, Aamiin.
Penulis : Zen