Covid-19 adalah musibah yang sudah menyebar di seluruh dunia. Virus corona tidak pandang bulu dalam memilih sasarannya baik itu yang kaya atau miskin, tua atau muda, yang sehat atau yang sakit, bahkan pejabat atau masyarakat biasa. Adapun penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut dinamakan covid-19 atau corona nama familiarnya. Dalam tubuh manusia, virus ini bertransformasi sehingga menyebabkan gangguan pernapasan, pneumonia akut, bahkan kematian. Sebenarnya yang menjadikan Covid-19 ini momok mengerikan bukanlah pada resiko kematiannya yang terbilang cukup kecil (5%), melainkan pada penyebarannya yang sangat cepat.
Kebijakan untuk bekerja dan belajar di rumah (work from home) segera diambil pemerintah dan seketika direalisasikan langsung oleh sekolah dan perguruan tinggi melalui surat edaran. Konsekuensinya seluruh pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran dilakukan secara daring.
Model pembelajaran daring di yakini sebagai cara belajar dan mengajar yang aman karena menghindari kontak langsung antara pelajar dengan pendidik. Program ini juga merupakan penerapan dari anjuran sekaligus himbauan yang sangat serius Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) mengenai social distancing (pembatasan sosial), yakni menjaga jarak dalam berinteraksi sosial dengan tujuan memutus mata rantai penyebaran corona.
Pembelajaran daring juga diterapkan dalam Pondok Pesantren misalnya dalam proses pembelajar Ngaji kitab, binadhor Alquran dan kajian-kajian lainnya. Akibat pandemi Covid ini banyak pondok pesantren yang memulangkan santri-santrinya dengan maksud agar mereka dapat aman dari penyebaran virus dan terpantu saat dirumah serta mengamalkan segala ilmunya kepada masyarakat.
Saya merupakan salah satu Mahasiswa IAIN Tulungagung sekaligus mahasantri di Mahad Al Jamiyah IAIN Tulungagung. Di pondok tempat saya bermukim juga menerapkan program pembelajaran online akibat dari adanya virus Corona. Pengurus pun telah membuat Kebijakan bahwa semua santri dipulangkan dan semua pembelajaran dialihkan secara online dari rumah. Kebijakan tersebut berlaku sejak tanggal, 16 Maret 2020 sampai waktu yang tidak bisa ditentukan.
Awalnya para mahasantri merasa senang karena semua kegiatan bisa dilakukan secara online dan hanya dengan menggunakan data seluler dapat melakukan kegiatan pembelajaran seperti biasanya dari rumah, akan tetapi lama kelamaan para mahasantri mengalami kesulitan dengan pembelajaran online lewat aplikasi, karena tidak di dukung oleh jaringan internet yang bagus ditempat tinggal mereka. Kekurangan yang lain yakni, terkadang aplikasi yang digunakan eror karena diakses oleh orang banyak, mata cepat lelah menatap layar handphone atau komputer satu hari penuh tanpa jeda, membengkaknya pengeluaran akibat dari penggunaan data seluler yang terus menerus, dan apabila dalam pembelajaran ada bab yang tidak bisa dipahami secara langsung tanpa ada penjabaran secara mendetail, kami para santri mengalami kesulitan untuk menanyakan penjelasan lebih lanjutnya, karena pembelajaran berlangsung satu arah, selain itu model mengajar konvensional atau tatap muka harus digantikan dengan duduk di depan handphone dan komputer membuat jenuh dan bosan.
Sebenarnya melakukan kegiatan bekerja dan belajar dari rumah merupakan pilihan tepat bagi kita semua. Karena kita sudah ikut berpartisipasi untuk memutus rantai penyebaran virus corona tersebut. Adapun keuntungan bagi kita semua dengan melakukan kegiatan dari rumah yaitu kita mampu meluangkan waktu untuk keluarga, yang awalnya tidak bisa pulang karena jadwal yang padat dan lainnya sebagainya kini kita bisa meluangkan waktu untuk berkumpul dengan keluarga. Selain itu dengan pembelajaran online bisa menghemat biaya disaat kita merantau untuk menuntut ilmu, dan mengefisienkan waktu belajar. Kemudian dengan pembelajaran online kita juga belajar untuk mempersiapkan diri kita di era 4.0 yang memerlukan generasi yang cakap dan kompeten di bidang mengoperasikan komputer.
Adapun untuk kekurangan dari pembelajaran online tidak menjadi kendala yang sangat berarti bagi kami semua untuk tetap belajar secara online, karena jika melakukan semua dengan hati yang ikhlas maka akan terasa ringan dan mudah. Mengambil hikmah dari setiap keadaan dan selalu berfikir positif adalah cara kita untuk mengatasi semua kendala ketik kuliah atau ngaji online.
Bersyukurnya para mahasantri karena memiliki murobbi dan musyrifah yang mengetahui dan juga merasakan apa yang mahasantri rasakan sehingga tidak terlalu membebani kami dengan tugas yang menyusahkan dan selalu memotivasi kami untuk selalu bersemangat dan bersyukur dalam menjalankan setiap kegiatan.
Ada beberapa tips pembelajaran online yang saya dapat dari diskusi dan sering improvisasi Pembelajaran Selama Pembatasan Sosial, yakni :
- Usahakan sebelum melakukan pembelajaran online kita terlebih meminta izin kepada orang tua
- Memilih teknologi yang memungkinkan inovasi pembelajaran
- Selalu berpikiran positif
- Menjadikan pengalaman belajar sebagai inspirasi untuk melakukan perubahan
Dalam melakukan setiap pembelajaran online kita harus memiliki kesadaran bahwa kita melakukannya karena sebuah kebutuhan, butuh akan ilmu yang akan disampaikan oleh ustaz, dosen, bahkan ilmu yang bisa kami dapat dari diskusi dengan teman kita. Oleh karena itu, kita perlu memupuk semangat dan selalu bersyukur dalam menuntut ilmu ditengah kondisi seperti saat ini. Seperti ungkapan dari Ali Bin Abi Thalib
Apabila sesuatu yang kamu senangi tidak terjadi, maka senanglah apa yang terjadi
Sebab Allah Swt lebih tahu apa yang terbaik bagi umatnya dan selalu bersyukur adalah cara terbaik untuk menikmati setiap pemberiannya. [HW]