Press ESC to close

Bahrom al-Majusi: Seorang Majusi Bengis yang Beruntung

Terdapat sebuah kisah tentang seseorang yang bernama Bahrom yang menganut kepercayaan Majusi (kepercayaan yang mengagungkan api sebagai sesembahan). Pada suatu hari, Abdullah bin Mubarok sedang melaksanakan ibadah haji. Ia tertidur pulas di dalam hijr Ismail dan mimpi bertemu dengan Rasulullah Saw. Di dalam mimpinya, Rasulullah Saw. berkata:

إذا رجعت إلى بغداد فادخل فىمحلة كذا وكذا واطلب رام ا وسى    وأقرأه منى السلام وقل له إن االله    تعالى راض عنك

“Ketika kamu pulang ke Baghdad, pergilah ke suatu kampung ini. Carilah seseorang yang bernama Bahrom al-Majusi! Sampaikan salamku kepadanya dan katakan kepadanya kalau Allah meridhoi apa yang ia telah ia lakukan”.

Kemudian Mubarok terbangun dan membaca laa haula wa laa quwwat illa billaahi al-‘aliyyi al-‘adziim . Mimpi ini berasal dari setan. Kemudian Mubarok berwudhu, sholat, dan melakukan tawaf di Ka’bah sebisa mungkin. Setelah melakukan serangkaian ibadah, Mubarok kemudian tertiudr dan mimpi hal yang sama seperti sebelumnya sebanyak tiga kali.

Ketika telah menyelesaikan hajiku, Mubarok pun pulang ke Baghdad dan mencari desa dan alamat yang disebutkan oleh Rasulullah Saw. Kemudian Mubarok bertemu dengan laki-laki tua dan menanyakan keberadaan Bahrom al-Majusi. 

Ternyata laki-laki tua itu adalah Bahrom al-Majusi dan Mubarok memiliki rasa ingin tahu tentang perkara apa yang membuat Rasulullah Saw. salam kepadanya. Mubarok Bertanya; “Apakah kamu memiliki suatu amal baik di sisi Allah? Ya. Aku memilikinya. Aku pernah menghutangi orang-orang 10 dirham dan menagihnya 11 dirham. Menurutku ini adalah perbuatan baik” jawab Bahrom. Mubarok kemudian menggelengkan kepala dan berkata; “Itu merupakan perbuatan yang haram”.

Mubarok bertanya yang kedua kalinya; “Apakah ada perbuatan baik selain itu?” Ya. Ada. Aku memiliki 4 anak perempuan dan 4 anak laki-laki. Kemudian aku menikahkan masing-masing anakku sendiri”. Bahrom menjawab; “Itu juga merupakan perbuatan yang haram”.

Ketiga kalinya, Mubarok menanyakan hal yang sama. Bahrom menjawab; “Ya. Ada. Aku mengadakan perayaan pernikahan ( walimah ) bagi orang-orang majusi ketika aku menikahkah anak-anak perempuanku itu”. Mubarok berkata: “Itu juga merupakan perbuatan yang haram.

Keempat kalinya, Mubarok menanyakan hal yang sama. Bahrom menjawab; “Ya. Ada. Aku memiliki seorang anak perempuan lagi sangat cantik. Kemudian aku tidak menemukan laki-laki yang sepadan dengannya. Akhirnya aku menikahinya sendiri dan mengadakan pesta walimah pada malam hari dengan mengundang lebih dari 1.000 orang. “Itu juga merupakan perbuatan yang haram” jawab Mubarok.

Tidak puas dengan jawaban Bahrom, Mubarok tetap menanyakan pertanyaan yang sama. Bahrom menjawab; “Ya. Ada. Pada malam hari dimana aku menyetubuhi anak perempuanku itu, ada seorang perempuan muslimah dari ahli penganut agamamu menyalakan obornya lewat oborku. Kemudian ia pulang dan memadamkan obornya”.

“Kemudian aku menjimak anak perempuanku untuk yang kedua kalinya. Tiba-tiba aku melihat perempuan muslimah itu menyalakan obornya lagi melalui oborku. Kemudian ia pulang dan memadamkan obornya lagi. Kemudian aku menyetubuhi anak perempuanku untuk yang ketiga kalinya. Kemudian wanita muslimah itu menyalakan obornya lagi melalui oborku. Kemudian ia pulang dan ia memadamkan obornya lagi.”

“Kemudian aku curiga barangkali wanita muslimah ini adalah matamata untuk mencuri. Kemudian aku membuntutinya dari belakang. Aku melihat ia masuk ke dalam rumahnya dan menumui anak-anak perempuannya. Mereka berkata kepadanya; “Ooh Ibu! Apakah kamu membawa sesuatu makanan? Kita sudah tidak kuat dan tidak tahan karena lapar.”

“Kemudian wanita muslimah itu meneteskan air mata dan berkata: “Aku malu kepada Allah kalau aku meminta kepada selain-Nya, apalagi kepada musuh Allah, yaitu orang Majusi”.

“Setelah Mubarok mendengar perkataannya perempuan tersebut, aku pun pulang ke rumah. Aku mengambil wadah dan mengisinya makanan banyak. Kemudian aku pergi ke rumah perempuan muslimah itu. 

Abdullah bin Mubarok berkata; “Ini baru merupakan perbuatan yang baik. Ada kabar gembira untukmu”. Kemudian Mubarok bercerita kepada Bahrom tentang mimpinya bertemu dengan Rasulullah Saw. dan pesan beliau untuknya. Mendengar ceritaku, akhirnya Bahrom mengucapkan dua kalimat syahadat.

Setelah mengucapkan kalimat syahadat, Bahrom seketika jatuh tersungkur dan mati. Melihat kejadian ini, Mubarok kemudian memandikan, mengkafani, mensholati, dan mengubur jenazahnya. Betapa beruntungnya Bahrom masuk Islam dipenghujung hayatnya karena sifat dermawannya.

Redaksi PSID

Official Akun Redaktur Pesantren ID.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

@PesantrenID on Instagram