Memetik Berkah di Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan menjadi bulan yang sangat istimewa dari bulan-bulan yang lainya, karena pada bulan Ramadhan mempunyai banyak berkah yang seharusnya bisa kita petik sebagai pahala untuk bekal kehidupan di Akhirat kelak.

Salah satu upaya kita sebagai seorang muslim agar dapat memetik indahnya keberkahan di bulan Ramadhan yakni seorang muslim dianjurkan dan disunnahkan untuk berinfaq dan bersedekah kepada orang-orang miskin, kaum duafa dan orang-orang yang sedang mengalami kesulitan perekonomian.

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang sangat istimewa bagi seluruh umat Islam. Di bulan Ramadhan ini, doa-doa kita insyallah dikabulkan oleh Allah SWT, berkahpun sungguh begitu melimpah, dan pintu surga dibuka selebarnya untuk umat islam yang mau berbuat kebaikan.

Selain itu, Bulan Ramadhan bahkan juga dimaknai sebagai bulan dengan sejuta kemuliaan. Tak hanya melaksanakan puasa saja, namun ada banyak amalan-amalan yang bisa kita lakukan selama bulan Ramadhan. Allah SWT bahkan telah menjanjikan berkah dan kebahagiaan bagi setiap orang yang memuliakan bulan Ramadhan. Di bulan ini, umat Muslim berlomba mendapatkan kebaikan Ramadhan (Fastabiqul Khoirot).

Keistimewaan bulan Ramadhan ini dijelaskan dalam banyak oleh Al-Qur’an dan Al-Hadis. Rasulullah SAW juga banyak menyampaikan keistimewaan bulan Ramadhan dalam hadis-hadisnya:

عَنْ سَلْمَانَ الْفَارِسِيَّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: خَطَبَنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي آخِرِ يَوْمٍ مِنْ شَعْبَانَ فَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيمٌ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ

Artinya: (Diriwayatkan) dari Salman Al-Farisi ra, ia berkata : Rasulullah SAW telah menyampaikan khutbah kepada kami : Wahai manusia telah menaungi di atas kalian bulan yang agung, bulan yang penuh dengan keberkahan.

Keberkahan hidup dimaknai seseorang sebagai sesuatu yang bernilai kebaikan dan bertambahnya keimanan untuk giat beribadah. Tentunya, untuk bisa mendapatkan keberkahan, rahmat serta petunjuk sangatlah diharapkan dari Allah SWT. Selain itu, keberkahan juga dapat dicapai ketika seseorang mengerjakan amal saleh atau kebajikan. Menurut Prof. Quraish Shihab, barakah adalah suatu kebaikan yang bertambah, bermanfaat, yang suci, kekal dan akan mendapat kebahagiaan. Pada mulanya seseorang tidak punya apa-apa, kemudian Allah karuniakan keberkahan padanya, maka orang itu menjadi mulia.

Baca Juga:  PBNU Himbau Percepat Bayar Zakat, Solusi Agar Kelaparan Tak Menimpa Umat

Berkah rezeki menjadi idaman yang sangat diharapkan bagi setiap manusia, banyak rezeki belum tentu membawa keberkahan. Adapun makna barokah dalam Al Qur’an dan As Sunnah yaitu langgengnya kebaikan, kadang pula bermakna bertambahnya kebaikan dan bahkan bisa bermakna kedua-duanya. Namun, tak jarang banyak dari sebagian orang salah persepsi dalam memahami makna ‘’berkah’’ hingga pada akhirnya melakukan hal-hal keliru untuk meraihnya. Yang namanya rezeki bukan hanya sekadar uang, tapi juga ilmu, kesehatan, ketenteraman jiwa, pasangan hidup, keturunan, nama yang baik, persaudaraan, ketaatan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya termasuk pula rezeki, bahkan lebih tinggi nilainya dibanding uang dan lainnya.

Allah berfirman QS. Al-Baqarah ayat 183 telah memerintahkan umat islam untuk senantiasa melaksanakan puasa dan beribadah sebanyak-banyaknya pada bulan Ramadhan.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ – ١٨٣

Artinya; ‘’Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.’’ (QS. Al-Baqarah : 183)

Dalam keterangan tafsir kemenag ayat diatas, menyebutkan bahwa para ulama menguraikan tentang hikmah berpuasa, misalnya: untuk dapat memperkuat budi pekerti, menimbulkan kesadaran dan kasih sayang terhadap orang-orang fakir dan miskin, orang-orang lemah yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, melatih jiwa, jasmani dan rohani, menambah kesehatan dan lain sebagainya.

Uraian seperti di atas tentu memang ada benarnya, walaupun tidak semudah dapat dirasakan oleh setiap orang. Karena harus menahan lapar, haus dan lain-lain akibat kita melaksanakan berpuasa maka akan dapat mengingatkan kepada penderitaan orang lain, juga mendorongnya untuk mencari dan mempersiapkan bermacam-macam makanan pada siang hari untuk melepaskan lapar dan dahaganya di kala berbuka pada malam harinya. Begitu juga tidak akan mudah dirasakan oleh setiap orang berpuasa, bahwa dengan berpuasa itu akan membantu kesehatan, walaupun para dokter telah memberikan penjelasan secara ilmiah, bahwa berpuasa memang benar-benar dapat menyembuhkan sebagian dari penyakit, tetapi ada pula penyakit yang tidak membolehkan untuk melaksanakan puasa. Kalau kita cermati bersama, perintah berpuasa bulan Ramadan ini, maka pada ayat 183 secara langsung Allah SWT menunjukkan perintah wajib kepada seluruh orang yang beriman. Orang yang beriman kemudian akan patuh melaksanakan perintah berpuasa dengan sepenuh hati, karena merasa kebutuhan kesehatan jasmaniah dan rohaniah adalah kedua unsur yang sangat pokok bagi kehidupan manusia agar dikembangkan dengan bermacam-macam latihan, sehingga nantinya akan bisa diambil hikmahnya dan di ambil manfaatnya untuk ketenteraman hidup bahagia di dunia dan akhirat.

Baca Juga:  Humor: Ketika Gus Dur Bikin Kiai Sepuh Putus Asa

Pada ayat 183 ini Allah SWT dengan tegas mewajibkan puasa kepada semua manusia yang beriman, sebagaimana diwajibkan kepada umat-umat sebelum mereka agar mereka menjadi orang yang bertakwa. Jadi, puasa sungguh penting bagi kehidupan orang yang beriman. Kalau kita selidiki macam-macam agama dan kepercayaan pada masa sekarang ini, dijumpai bahwa puasa salah satu ajaran yang umum untuk menahan hawa nafsu dan lain sebagainya. Perintah berpuasa diturunkan pada bulan Sya’ban tahun kedua Hijriyah, ketika Nabi Muhammad SAW mulai membangun pemerintahan yang berwibawa dan mengatur masyarakat baru, maka dapat dirasakan, bahwa puasa itu sangat penting artinya dalam membentuk manusia yang dapat menerima dan melaksanakan tugas-tugas besar dan suci.

Maka dari itu, mari jangan membiarkan bulan Ramadhan ini berlalu terlewat begitu saja. Mari saatnya berkompetisi untuk menjadi umat dan hamba yang taat melalui semangat bulan ramadhan, akan tetapi bukan saat menjadi hamba Ramadhan yang taat pada bulan itu saja. Bulan Ramadhan adalah sarana bagi seorang muslim untuk lebih taat dan dekat dengan sang pencipta-Nya. Semoga kita semua menjadi orang-orang yang mengerjakan perintahNya, meninggalkan semua larangannya dan mencintai para fakir miskin. []

A’isy Hanif Firdaus
Anggota Gusdurian UIN Walisongo Anggota Relawan lindungihutan.com Semarang Anggota Pelita Semarang

Rekomendasi

Tinggalkan Komentar

More in Hikmah