Melacak Jejak Syaikh Rabbâh Hasûnah: Ulama Besar Al-Azhar Asal Palestina, Kawan Dekat Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari yang Wafat di Surabaya (Jawa Timur)

Saat melakukan penelusuran terhadap data-data para ulama Al-Azhar asal Timur Tengah di masa silam yang pernah berkunjung, tinggal, atau wafat di Indonesia, saya mendapati nama “Syaikh Rabbâh Hasûnah al-Khalîlî al-Azharî” sebagai salah satu di antaranya.

Informasi awal mengenai keberadan sosok Syaikh Rabbâh Hasûnah ini mula-mula diperoleh dari kitab berjudul “al-‘Allâmah Muhammad Hâsyim Asy’arî” karya Muhammad Asad Syahâb (diterbitkan oleh Dâr al-Shâdiq di Beirut, Lebanon, tahun 1971 M).

Dalam kitab tersebut, diinformasikan jika Syaikh Rabbâh Hasûnah adalah seorang ulama Al-Azhar asal Palestina yang menjadi salah satu sahabat dekat Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari (w. 1947 M). Sang pengarang kitab juga mengutip kesaksian Syaikh Rabbâh terkait sosok pribadi Hadratus Syaikh yang disebutnya tidak pernah sekalipun terlihat bermuka masam, selalu tersenyum dan berwajah ramah. Tertulis di sana:

سألتُ الشيخ رباح حسونة العالِم الأزهري الذي قدم الى إندونيسيا وتوطدت صلاته بالحاج محمد هاشم أشعري وهو من الذين يعرفون الحاج معرفة جيدة ويتلقون به كثيرا. فحدثني قائلا: “في خلال معرفتي ومجالستي وملازمتي للعلامة الحاج محمد هاشم أشعري، وقد زادت صداقتي معه أكثر من 12 عاما، لم أره يوما يقسو في كلامه، أو يغلب عليه الغضب، أو يندفع مع العواطف. كنت أراه دائما باسما بشوشا مع كل أحد، حتى في أشد حالات الأزمات والساعات الحرجة”

(Aku pernah bertanya kepada Syaikh Rabbâh Hasûnah, yaitu seorang ulama Al-Azhar yang menetap di Indonesia dan memiliki hubungan dekat dengan KH. Hasyim Asy’ari. Syaikh Rabbâh Hasûnah juga tercatat sebagai orang yang mengenal baik sosok pribadi KH. Hasyim Asy’ari dan sering bertemu dengannya. Beliau bercerita kepadaku: “Sepanjang perkenalanku, kebersamaanku dan pergaulanku dengan al-‘Allâmah KH. Hasyim Asy’ari, di mana hubungan persahabatan kami telah terjalin lebih dari 12 tahun, aku tidak pernah melihatnya sekali pun meninggikan suaranya saat berbicara, tidak juga pernah melihatnya marah, atau lepas kontrol emosinya. Aku senantiasa melihatnya tersenyum, berseri-seri wajah terhadap siapa pun. Kondisi ini juga aku saksikan dalam situasi-situasi sulit dan genting”).

Baca Juga:  Sejarah Tarawih (1): Tarawih pada Zaman Nabi

Informasi tambahan lainnya mengenai sosok Syaikh Rabbâh Hasûnah juga didapatkan dari manuskrip kitab “Raudhah al-Wildân fî Tsabat Ibn Jindân” (juz II, hal. 436) karya Habib Salim b. Jindan (w. 1969 M).

Dalam kitab “Raudhah al-Wildân”, Habib Salim b. Jindan memberikan kita lintasan data dan keterangan yang cukup informatif mengenai sosok Syaikh Rabbâh Hasûnah yang ia sebut sebagai salah satu gurunya.

Disebutkan jika Syaikh Rabbâh Hasûnah adalah seorang ulama besar Al-Azhar kelahiran Hebron (al-Khalîl), Palestina. Beliau sempat belajar cukup lama di Al-Azhar, Kairo, Mesir. Di antara guru-gurunya adalah Syaikh Habîbullâh al-Syanqîthî (w. 1943 M), seorang ulama besar ahli hadits, dan juga Syaikh Muhammad Bakhît al-Muthî’î (w. 1935), grand mufti Mesir pada zamannya.

Syaikh Rabbâh juga disebut menulis sebuah karya yang menghimpun sanad keilmuannya, berjudul “al-Qaul al-Jalî fî Asânîd Rabbâh Hasûnah al-Khalîlî“.

Pada awal abad ke-20, Syaikh Rabbâh Hasûnah pergi ke Jawa dan menetap di kota Surabaya. Di kota tersebut pula beliau wafat dan dikebumikan. Tertulis dalam “Raudhah al-Wildân”:

ولد في الخليل بيت المقدس. ذكر في ثبته “القول الجلي في أسانيد رباح حسونة الخليلي” من شيوخه: الشيخ حبيب الله الشنقيطي، والشيخ بخيت بن الحسين المطيغي الأزهري مفتي المالكية بمصر. توفى في سربايا جاوة الشرقية سنة 1349 هـ.

(Syaikh Rabbâh Hasûnah dilahirkan di kota Hebron (al-Khalîl) di Bait al-Muqaddas (Palestina). Sebagaimana disebutkan dalam kitab himpunan sanad keilmuannya yang berjudul “al-Qaul al-Jalî fî Asânîd Rabbâh Hasûnah al-Khalîlî”, bahwa di antara guru-gurunya adalah Syaikh Habîbullâh al-Syinqîthî al-Azharî, Syaikh Bakhît b. al-Husain al-Muthî’î al-Azharî. Beliau wafat di Surabaya, Jawa Timur, pada tahun 1349 H)

Tahun kewafatan Syaikh Rabbâh Hasûnah sebagaimana dicatat oleh Habib Salim b. Jindan (yaitu 1349 H/1930 M) tampaknya perlu untuk dikaji lebih kritikal lagi. Pasalnya, dijumpai sebuah artikel yang ditulis oleh Syaikh Rabbâh dalam bahasa Arab dan dipublikasikan di majalah “Hadramaut” yang terbit di Surabaya, edisi nomor 305, tahun IX (Jum’at 3 Jumadil Tsani 1350 Hijri/ 16 Oktober 1931 Masehi). Artikel tersebut berjudul “al-Maqâshid al-Nihâiyyah fî Nazhar al-Muslim”. Di bagian akhir artikel, tertulis nama “Rabbâh Hasûnah al-Khalîlî, Ahad ‘Ulamâ al-Azhar”.

Baca Juga:  Sejarah Pengajian Sanganan Masjid Agung Kudus

Demikian halnya terdapat pula karangan Syaikh Rabbâh Hasûnah lainnya yang berjudul “Mahâmid al-Dîn al-Islâmî wa Wâjib al-‘Ulamâ” dan diterbitkan di majalah “al-Hidâyah al-Islâmiyyah” (Mujallad III, Juz X, edisi Rabi’ul Tsani 1350 Hijri).

Terlepas dari masalah tahun kewafatan Syaikh Rabbâh Hasûnah, yang jelas beliau wafat dan dimakamkan di Surabaya, Jawa Timur. Namun hingga saat ini, masih belum diperoleh informasi di mana tepatnya letak makam beliau di kota Surabaya. []

نفعنا الله تعالى بهم وبعلومهم في الدارين

Wallahu A’lam
Desember 2021
Alfaqir A. Ginanjar Sya’ban

Ahmad Ginanjar Sya'ban
Alumnus Mahasiswa Al Azhar, Dosen UNUSIA Jakarta, dan Peneliti Ulama Islam Nusantara.

    Rekomendasi

    neoplatonisme 4
    Opini

    Neoplatonisme (4)

    Ketika Nabi Muhammad wafat, para sahabatnya telah menyebar ke berbagai negeri, antara lain ...

    Tinggalkan Komentar

    More in Ulama