Berikut adalah Tiga Pendekar NU dari Kajen:
Pertama, KH. Abdullah Zain Salam
Beliau adalah alumni Pondok Pesantren Tebuireng Jombang yang merupakan saksi sejarah lahir dan berkembangnya NU. Beliau aktif menjadi Wakil Rais Syuriyah PCNU Pati bersama KH. Muhammadun Abdul Hadi Kajen saat Rais Syuriyah Pati dipegang oleh KH. Suyuthi Abdul Qodir Guyangan.
Beliau aktif menghadiri forum Bahtsul Masail dan acara-acara organisasi sampai level Pusat (Muktamar). Kehadiran beliau di forum tersebut memotivasi anak-anak muda untuk aktif berorganisasi dan menghadiri forum bahtsul masail yang menjadi wahana thalabul ilmi dan musyawarah para kiai.
Beliau aktif mengikuti rapat-rapat organisasi NU yang diadakan secara bergantian. Kadangkala rapat di ndalem KH. A. Suyuthi Abdul Qodir di Guyangan dan kadang di Kajen. Beliau benar-benar menjadi sosok inspirator dan motivator kader-kader muda NU untuk memberikan kontribusi maksimal kepada NU.
Kedua, KH. Ahmad Fayumi Munji
Beliau pernah menjadi Rais Syuriyah PCNU Pati, aktif di Lajnah Falakiyah PWNU Jateng, dan selalu menghadiri acara Bahtsul Masail level MWC, Cabang, Wilayah, dan Pusat (Muktamar dan Munas NU).
Semasa beliau memimpin NU Pati, tradisi berinfaq kepada NU dihidupkan. Pengurus struktural NU harus memberikan contoh menggerakkan dan menghidupi organisasi dengan iuran rutin bulanan.
Beliau aktif turba ke kampung-kampung untuk melihat perkembangan NU dan mencari solusi permasalahan yang muncul. Kaderisasi beliau lakukan secara serius dengan menampilkan kader-kader muda berkualitas, karena masa depan NU sangat ditentukan oleh progresivitas kader muda sehingga kemampuan mereka harus terus diasah secara maksimal dengan diberi wahana aktualisasi.
Ketiga, KH. MA. Sahal Mahfudh
Beliau sosok yang benar-benar bergerak dan menggerakkan roda organisasi NU. Sejak level MWC (kecamatan) beliau menggerakkan tradisi bahtsul masail yang sempat vakum karena polarisasi NU dan Masyumi. Raudlatul Musyawarah adalah nama forum yang diinisiasi beliau untuk menghidupkan forum Bahtsul Masail yang pesertanya dari NU dan Masyumi yang saat itu baru terpolarisasi.
Di level Cabang dan Wilayah, beliau berperan menjadi pemimpin perubahan, baik dalam konteks pembaharuan tradisi istinbath hukum NU supaya bergerak dari qouli (tekstual) menuju manhaji (methodologies), maupun dalam konteks dakwah bil hal, khususnya pemberdayaan ekonomi umat.
Saat menjadi Rais ‘Am Syuriyah PBNU, beliau tampil sebagai inspirator khittah NU supaya energi NU dioptimalkan untuk kemaslahatan umat dan bangsa dan tidak habis untuk kepentingan politik praktis. Beliau memberikan keteladanan langsung implementasi khittah dalam konteks ekonomi, pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan politik kebangsaan demi menggapai ridla Allah Ta’ala. []
تغمدهم الله تعالى بالرحمة والمغفرة وأسكنهم فسيح جناته ونفعنا بعلومهم وكراماتهم واعاد علينا من بركاتهم في الدارين امين يا رب العالمين
[…] mondok di Kajen dan di beberapa pondok setelahnya, bapak saya selalu menutup informasi tentang keadaan rumah dari […]