Syekh Muhammad Ali as Shabuni, Mufassir dengan 10 Karya Tafsir

Syekh Muhammad Ali as Shabuni adalah salah satu ulama paling produktif di abad 21, beliau lahir di Suriah thn 1928 M, dan wafat di Turki tahun 2021 M, alumni fakultas Syariah Islamiyah Universitas al Azhar 1952 M, dan menjadi Guru Besar Ilmu Tafsir di Universitas Ummul Quraa, Makkah dan Universitas King Abduk Aziz. Di samping itu beliau juga menjabat ketua Asosiasi Cendikiawan Suriah dan kepala Pusat Kajian Akademik dan Pelestarian Warisan Islam.

Karya-karya beliau menjadi rujukan di berbagai penjuru dunia, dengan oplah cetak ratusan ribu eksemplar, di antara 57 kitab yang disusunnya, 10 di antaranya adalah karya Tafsir atau berkaitan dengan tafsir. Hal ini menegaskan anggapan bahwa beliau adalah mufassir dengan karya tafsir terbanyak dalam abad ini.

Berikut beberapa karya tafsir beliau:

1- Shofwatut Tafaasir:

Tafsir ini diterbitkan pertama kali tahun 1979 M dalam tiga jilid, disusun dengan memadukan ma’thur dan ma’qul dengan merujuk ke berbagai kitab tafsir seperti tafsir Thabari, al Zamakhsyari, al Alusy, Ibnu Kathir, Abu Hayyan.

Beliau menggunakan bahasa yang mudah dipahami, ungkapan yang ringan dan pola penyajian baru dalam tafsir ini, dengan cara menampilkan kandungan dan tujuan surah secara global, tafsir per-kalimat, munasabah antar ayat dan surah, kajian kebahasaan, sabab nuzul jika ditemukan, kajian balaghah al-Qur’an, beberapa faidah dari ayat serta lathifah-lahifah yang menjelaskan rahasia pemilihan ungkapan al-Qur’an.

2- Rawa’iul Bayan (Tafsir Ayat Ahkam):

Tafsir ini diterbitkan dalam dua jilid sedang, dan termasuk tafsir fiqhi yang lintas madzhab dan hanya fokus mengkaji ayat-ayat ahkam, merujuk kepada tafsir-tafsir yang muktabar dari mufassir ahli sunnah seperti at Thabary, Ibnul Jauzi, al Qurthuby, ar Raazy dan Ibnu Kathir serta kepada kitab-kitab tafsir ayat ahkaam dan kitab-kitab fiqh ahli sunnah dan perbandingan.

Baca Juga:  Ben Anderson Memandang Pesantren

Garis besar langkah penafsiran yang ditempuhnya adalah menganalisis lafadh secara bahasa, menjelaskan makna ijmali, menjelaskan asbabun nuzul jika ada, menyingkap keserasian antara ayat atau antara surah, menyebutkan qiraat-qiraat mutawatirah, membahas i’rab, mengupas lataif tafsir atau rahasia keindahan bahasa, menjelaskan ahkam syar’iyyah dengan melakukan komparasi dan tarjih, menjelaskan kesimpulan dalam sub “maa tursyidu ilaih al ayat“, dan menutup dengan penjelaskan hikmah tasyri’ dalam sub berjudul “khatimat al bahs“.

3- Tafsir al Wadhih al Muyassar:

Tafsir ini disajikan secara singkat padat untuk semua kalangan menggabungkan materi ma’thur dan ma’qul, dicetak dalam 1 jilid tebal (1625 halaman) dengan lay out warna-warni tulisan yang menarik dan ukuran font yang agak besar sehingga mudah dibaca, menggunakan sistematika tafsir ijmaly dengan cara menjelaskan kandungan rangkaian lafadh atau ayat secara global. Dalam beberapa tempat, beliau juga mengajak pembaca merenungkan atau me-nadabburi kandungan ayat sehingga menyentuh hati dan perasaan pembaca.

4- Durratut Tafasir:

Tafsir ini sangat ringkas dicetak di pinggir mushaf, sehingga relatif mudah dibawa dan enak dibaca, berisi materi-materi yang sudah jamak dipahami oleh umat Islam. Beliau menghindari bahasan-bahasan kontroversial sehingga cocok dipakai untuk pengajian, di samping juga menyebutkan beberapa hadits yang terkait dan beberapa asbab nuzul ayat.

Di samping 4 karya tafsir di atas, Syekh Muhammad Ali as Shabuni juga menyusun beberapa mukhtashar tafsir dari berbagai tafsir klasik, berikut ini beberapa mukhtashar karya beliau:

1- Mukhtashar Tafsir Thabari:

Ringkasan tafsir ini disusun oleh Syekh Muhammad Ali as Shabuny bersama Dr. Shalih Ahmad Ridha, dicetak dalam 2 jilid, masing-masing jilid berisi 15 juz.

Ringkasan ini menampilkan pokok-pokok penting dari Tafsir at Thabary tanpa menambahi atau mengurangi kecuali sedikit saja jika diperlukan untuk menyambung narasi penafsiran atau menjelaskan kata-kata yang janggal, dengan cara menambahi satu huruf, satu kata, atau menggantinya dengan kata yang lebih mudah dipahami.

Baca Juga:  Tafsir Maqashidy dan Gerakan Pembaharuan Tafsir
2- Mukhtashar Tafsir Ibnu Kathir:

Tafsir ini diterbitkan dalam tiga jilid. Metode yang beliau gunakan adalah menghapus sanad-sanad panjang dari Tafsir Ibnu Kathir dan mencukupkan memberi isyarat pada rawi dalam footnote, dan ketika mencantumkan ayat-ayat yang dipakai untuk istisyhad, beliau hanya menampilkan letak syaahid-nya saja.

Beliau juga hanya mencukupkan menyebut hadits-hadits yang shahih saja dan membuang yang daif, menghapus riwayat-riwayat Israiiliyat meskipun Ibnu Kathir hanya menyebutkannya untuk dibantah, serta menghapus konten-konten perdebatan hukum dan hanya menyebutkan yang penting-penting saja.

3- Tanwirul Adhan Min Ruhil Bayan:

Tafsir ini adalah ringkasan sekaligus tahqiq dari tafsir Ruuhul Bayan karya Imam Ismail Haqqi al Buruswi (1127 H), yang bercorak tasawuf dengan menggabungkan metode bil ma’thur, kebahasaan dan isyarat-isyarat sufiyah. Tafsir ini dicetak pertama kali tahun 1988 M dalam 3 jilid.

Di samping tafsir dan mukhtashar tafsir yang beliau susun, beliau juga bersusah payah membantu menerbitkan karya-karya tafsir yang masih berupa manuskrip dengan menahqiq karya-karya tersebut. Dan di antara karya-karya tahqiq tafsir yang diselesaikan oleh Syekh Muhammad Ali As Shabuni adalah berikut ini:

1- Tahqiq al Muqtathaf Min Uyuunit Tafaasir:

Tafsir ini adalah karya salah seorang ulama Turki bernama Syekh Musthafa al Manshuri al Istambuly (1390 H) diterbitkan dalam lima jilid.

Tafsir ini diterbitkan tanpa mukaddimah [karena beliau meninggal sebelum sempat menerbitkannya] disusun dengan mengumpulkan materi dari berbagai induk kitab tafsir, dan memadukan metode bil ma’thur dan bir ra’yi.

Syekh Ali as Shabuni melakukan penomoran ayat, mentakhrij hadits-hadits yang dirujuk, menisbatkan pendapat ulama’ yang dirujuk pada kitab aslinya, menjelaskan beberapa kalimat serta menambah beberapa keterangan terkait penjelasan ayat. Semuanya disebutkan dalam footnote.

2- Tahqiq Fathur Rahmaan Bikasyfi Ma Yaltabis fil Qur’an:

Kitab ini adalah karya Imam Zakaria al Anshari (926 H) yang berisi penjelasan makna ayat-ayat yang mirip, berbeda dengan sedikit tambahan kata, atau pergantian letak, atau pilihan huruf, serta menjelaskan sebab terulangnya, dengan penyajian runtut mulai al Fatihah sampai an Naas.

Baca Juga:  Peran Tafsir dalam Konteks Pemikiran Keislaman

Tahqiq kitab ini diterbitkan pertama kali tahun 1983 M dalam satu jilid. Syekh ali as Shabuni melakukan penomoran semua ayat yang disebutkan oleh Imam Zakaria, memberi komentar pendapat-pendapat Imam Zakaria yang dianggapnya lemah, atau janggal yang menyelisihi pendapat umum para ulama tafsir.

3- Tahqiq Ma’anil Qur’an Lin Nahhaas:

Kitab ini diterbitkan pertama kali tahun 1988 M dalam lima jilid, dan dianggap sebagai tahqiq-an pertama yang mengantarkan kitab ma’anil Qur’an karya Imam Abu Ja’far an Nahhas (338 H) ke penerbitan.

Syekh Ali as Shabuni diberi amanat oleh Markaz Ihya’ Turaath Islami untuk men-tahqiq kitab langka ini yang kemudian diteliti oleh para guru besar Universitas Ummul Quraa Makah.

Syekh Ali as Shabuni menulis biografi Imam an Nahhas secara detail, mengecek hadits-hadits, perkataan para ulama salaf dan syair-syair yang dirujuk oleh an Nahhas, lalu menuliskan sumber pengambilannya dalam footnote.

Syekh as Shabuni terkadang juga memberi komentar beberapa pendapat Imam an Nahhas, baik untuk menguatkan maupun mengkritiknya.

Demikianlah beberapa informasi tentang karya-karya tafsir seorang ulama’ yang menjadi panutan kita semuanya baik dalam berkarya maupun dalam menjalani pengabdian untuk Al-Qur’an dan as-Sunnah. Secara pribadi saya pernah bersilaturahmi ke kediaman beliau di Makkah, sekaligus saya menjadi saksi bagaimana keramahan dan kesederhanaan keseharian beliau.[]

اللهم اغفر له وارحمه وعافه واعف عنه
ونفعنا الله بعلومه ومؤلفاته

M Afifudin Dimyathi
Dosen UIN Sunan Ampel Surabaya, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang, dan Katib Syuriah PBNU.

Rekomendasi

Tinggalkan Komentar

More in Ulama