Beirut berduka, sebuah ledakan besar terjadi di wilayah Beirut ibu kota Lebanon pada selasa 4 Agustus 2020. Sontak, peristiwa ini mengkagetkan dunia. Ledakan dahsyat tersebut mengakibatkan banyak orang terluka yang mengakibatkan sejumlah bangunan rusak, mulai kaca pecah serta balkon-balkon runtuh.
Kejadian itu terjadi, asap besar membumbung tinggi ke udara disertai dengan munculnya gelombang besar. Gedung-gedung pun sontak berguncang seperti gempa sesaat. Per hari ini, dikutip dari media detik.com. 100 orang menelan korban jiwa dan itu bisa bertambah. Dan sekitar 300 orang kehilangan tempat tinggal.
Dari kejadian itu, dugaan sementara ledakan dari Amonium Nitrat yang tersimpan di gudang dekat kota Beirut. Namun, hingga saat ini penyelidikan sedang berlangsung. Apakah ada unsur kesengajaan atau memang murni keteledoran.
Hentikan Penyebaran Video Tragedi Beirut
Dalam fenomena Bom Lebanon yang menggemparkan dunia, saya tertarik untuk mengomentari para netizen di dunia lini masa baik Facebook, Instagram, Twitter, WhatsApp. Semuanya, mengkabarkan berita soal itu. Dengan mem-posting ledakan-ledakan dasyat yang menghantam Beirut itu. Dalam hitungan detik pun, tragedi Bom Beirut menduduki peringkat trending nomor satu di linimasa.
Ucapan beraneka ragam, ada ucapan belasungkawa, dukungan moril maupun seruan untuk usut tuntas kasus ini. Wajar-wajar saja, itu dilakukan oleh para netizen kita. Tapi, ada yang sebenarnya tak sependapat dengan menyebarkan video Bom Beirut itu.
Kemanusiaan yang harus diutamakan dalam membaca persoalan ini. Saudara-saudara Beirut tentu saat ini sedang berduka. Ada keluarga yang meninggalkan, ada hingga kini masih belum ditemukan, rumah pun porak poranda. Dengan terus menyebarkan video itu, kurang pantas dalam menyikapi persoalan kemanusiaan.
Selain itu, perasaan saat ini traumatik masih membekas pada diri masyarakat Lebanon. Apa kita tega atas itu semuanya. Dengan memutarkan terus video akan membuka ingatan-ingatan kejadian itu. Niat kita memang bagus, tapi jika memahami situasi ini pasti lebih mengerti atas itu.
Saya berfikir bahwa peristiwa yang jelas menewaskan nyawa manusia berarti termasuk peristiwa kemanusiaan. Ini yang harus di riset ulang sejumlah netizen di linimasa. Peristiwa ini bagian dari kemanusiaan yang harus diserukan hal-hal yang meningkatkan solidaritas untuk membantu saudara-saudara kita lebanon.
Ada saya kira menyampaikan cara solidaritas dengan tidak menyebarkan Video di Facebook, Instagram, Twitter, WhatsApp. Dengan ucapan saja misalnya, bagi saya tak mempermasalahkan asal esensi jelas dan mengandung solidaritas dukungan terhadap warga Beirut.
Dengan menyampaikan serasa soft dan halus tidak mengurangi rasa solidaritas kita kepada masyarakat Lebanon. Justru, dengan semacam itu, membangkitkan kepedulian untuk membantu kepada saudara – saudara kita di Beirut.
Kemanusiaan Lebih Utama
Untuk itu sedikit turunkan ego dalam memahami peristiwa ledakan ini. Banyak berita berseliweran mengenai ini, ada yang mengaitkan isu geopolitik di timur tengah, ada isu terorisme dibalik itu, dan masih banyak sekali isu-isu itu.
Saya pasti mengira begitu, selalu saja kecurigaan itu muncul di depan. Tanpa melibatkan bagaimana sebenarnya nasib masyarakat Beirut yang tergoncang Bom itu. Ada yang tepat menangani itu semuanya, kita serahkan semuanya pada ahlinya.
Fokus utamanya, kita membantu saudara-saudara kita di Beirut. Evakuasi yang pertama harus dilakukan, dalam suasana darurat bencana. Rumah sakit membutuhkan tenaga medis tambahan. Ditambah saudara-saudara beirut membutuhkan logistik.
Sikap kemanusiaan harus dimunculkan, solidaritas sesama umat manusia harus ditingkatkan. Kepedulian sesama makhluk harus diprioritaskan. Semangat berbagi untuk membantu warga Beirut yang menghadapi musibah menjadi solusi atas peristiwa ini.
Sudah saat nya, masyarakat Indonesia peka terhadap dunia. Apalagi Beirut mayoritas penduduk beragama Islam. Kepedulian dan rasa solidaritas ini harus ditingkatkan. Dalam bentuk dukungan moril maupun bentuk yang lain.
Untuk itu, stop penyebaran video lebih baik berbuat untuk membantu solidaritas masyarakat Lebanon? Setujukah saudara?. [HW]