Pondok Pesantren Syarifatul Ulum Katerban Ngawi Selenggarakan Parenting Orang Tua, Guru dan Santri

Pesantren.id – Bangun sinergi sekolah, orang tua dan santri dalam menghadapi era 4.0, pondok pesantren syarifatul ulum katerban ngawi selenggarakan parenting orang tua, guru dan santri.

Menjelang akhir bulan november 2021 ini,  lebih tepatnya hari sabtu tanggal 20 november 2021 dari pukul 07.00 WIB, Pondok Pesantren Syarifatul ‘Ulum Katerban yang dalam kegiatan ini dimotori oleh Unit SMP Syariatul’ulum Katerban, Widodaren, Ngawi sukses mengadakan acara seminar parenting yang diikuti oleh walisantri/orang tua dan santri.

Tak hanya itu, dari panitia juga menggandeng para Kepala Sekolah SD maupun MI yang ada di sekitar untuk ikut serta dalam acara tersebut sebagai bagian dari upaya pengenalan program-program yang ada di Pondok Pesantren Syarifatul’ulum terutama pada unit SMP, MA maupun Madrasah diniyah serta Pondok Pesantren sendiri. Seperti yang kita ketahui, bahwa banyak permasalahan yang dihadapi oleh walisantri dalam mendidik atau mengasuh anak/santri yang sebagian besar merupakan santri generasi Z.

Hal tersebut bisa dikarenakan  kesibukan orang tua maupun kurangnya pengetahuan orang tua tentang bagaimana cara mengasuh anak dengan benar terutama di era yang serba digital yang disertai derasnya informasi ditengah canggihnya teknologi saat ink. Oleh karena itu, diadakannya acara ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pencerahan terhadap permasalahan-permasalahan yang ada pada orang tua maupun santri.

Acara seminar parenting dengan mengusung tema “Tantangan dan solusi bagi orang tua dan guru dalam mendidik santri/anak di era generasi Z” dengan narasumber Ibu Tatik Mukhoyyaroh, Dosen Psikologi dan Kesehatan UIN Sunan Ampel Surabaya ini diharapkan dapat memberikan pencerahan kepada para walisantri/orangtua terkait ilmu tentang pola pengasuhan anak/santri yang baik . Ujar Ning Lum’atul Khoirot,Lc yang merupakan Ketua Panitia terselenggaranya kegiatan tersebut.

Baca Juga:  Forum Diaspora Santri Menginspirasi Generasi Muda kuliah ke Negeri Belanda

Pada saat sesi pertama yang dilanjutkan tanya jawab di akhir acara, ada salah satu wali murid yang bertaya tentang bagaimana cara mengatasi anak yang kecanduan bermain gadget. Pada era digital yang semakin canggih ini, tidak hanya orang dewasa yang dengan leluasa menggunakan gadget untuk pekerjaan, namun santri yang masih kecil maupun yang sudah beranjak dewasa semakin banyak yang megalami pecandu gadget.

Banyaknya ragam dan jenis media sosial membuat anak lebih leluasa mendapatkan informasi dari berbagai sumber baik informasi yang benar amupun yang salah disebut dengan istilah hoax jadi ada sisi positif dan negatifnya. Selain informasi yang didapat, terasa sudah lazim bagi anak zaman sekarang lebih fokus bermain game di smartphonenya daripada fokus untuk belajar materi yang ada di sekolahan.

Dari pertayaan tersebut, dengan lugas ibu tatik menjawab bahwa kuncinya adalah perlu dibuat kesepakatan antara orangtua dengan anak  dan perlu mencoba untuk dibuatkan kegiatan yang positif, misalnya santri disuruh untuk menulis kegiatan yang dilakukan di pondok serta sekolah atau juga bisa dengan mengajak anak beraktivitas di luar rumah. Sesibuk-sibuknha Orang tua, orangtua wajib meluangkan waktu untuk anak dengan wajah yang bahagia dan tersenyum agar anak merasa dibetah dan selalu rindu kembali ke rumah karena merasa orangtua peduli dan paham.akan kebutuhan mereka.

Antusiasme Orangtua/walisantri terlihat dari banyaknya pertanyaan dalam sesi tanya jawab seminar ini.Tak terasa waktu acara seminar telah selesai, semua susunan acara baik penampilan dari siwa dan siswi SMP Syarifatul ‘Ulum maupun yang lainnya sudah terlaksana juga. Kegiatan tersebut diakhiri dengan “sambangan” orang tua atau proses menjenguk santri oleh orangtua dari masing-masing santri.

Baca Juga:  Laboratorium Kesetaraan Gender Itu Bernama Pesantren

Sesi kedua dari acara ini kemudian adalah sosialisasi Stop Bullying dan membangun motivasi para santri dalam menghadapai era 4.0 antusiasme para santri pun tak kalah dibanding saat sesi pertama Orang tua dan Guru. Tepat pukul 15.30 WIB acara diakhiri dengan doa dan penutup yang disampaikan langsung oleh Romo Kyai Anis Al Yatim sekaligus menyampaikan wejangan bahwa inti kesuksesan pendidikan adalah dengan Doa dan Hati yang tulus dan ikhlas melayani yang terus dipanjatkan kepada Allah SWT. Wallahu A’lam bi al-Shawab. []

Redaksi
Redaksi PesantrenID

Rekomendasi

neoplatonisme
Opini

Neoplatonisme (2)

Saya kemudian membacanya halaman demi halaman secara acak dan tertatih-tatih buku tebal berhalaman ...
Berita

Menjadi Indonesia

Bendera merah putih dijahit oleh Fatmawati, perempuan Bengkulu. Nampan berisi sang saka merah ...

1 Comment

Tinggalkan Komentar

More in Berita