Ummi Nyai Ishmah adalah sosok penjaga wahyu panutan. Seluruh totalitas kehidupannya diabdikan untuk Al-Qur’an; mendidik ribuan santri tahfidz, semaan Al-Qur’an, merawat-menasihati-mendampingi alumni-alumni untuk terus berjuang agar Istiqamah menjaga Al-Qur’an. Bahkan beberapa tahun terakhir ini, Ummi intensif dan bersemangat mengunjungi-mengaji bersama para alumni yang terhimpun dalam Jam’iyyah Rohmaya (Rabithah Al-huffadz li ma’had Yanbu’ul Qur’an) di berbagai kota, termasuk Jepara. Sejak tahun 2018 Rohmaya Jepara menambah jadwal ngaji kitab ‘Tibyan’ bersama beliau.
Umi dan Buya pernah ‘rawuh’ (tilik) saat saya masih mondok di Jakarta. Mengajak semaan dan menyampaikan nasehat utk selalu mengingat ‘almamater Kudus’. “Wes angger eling Yanbu, insya Allah eling nderes mu”, dhawuh beliau.
Pesan-pesan Ummi akan abadi dalam ingatan para santrinya. Mendahulukan merawat-nderes Al-Qur’an diatas kepentingan lain di dunia ini; Istiqamah nderes; berakhlak selayaknya nilai-nilai yang diajarkan Al-Qur’an sebagai manusia, istri, ibu dan hamba Allah; senantiasa menjaga diri dari berbagai penyakit hati: riya’, sum’ah, hasud; menyemai kesabaran.
Setelah mendapat kabar Ummi gerah dan masuk rumah sakit, WAG alumni sibuk membuat hataman dari rumah masing2. Gelombang energi bacaan Qur’an tanpa putus mengiringi perjalanan akhir hayat beliau. Insya Allah.
Semalam Ummi kondur ilaa rahmatillah. Selamat berkumpul kembali dengan para ahli Qur’an yang telah mendahului, panjenengan, Mi’. Doakan kami semua dapat menjalankan semua nasihatmu. Lahal Faaatihah. [HW]