Seorang ulama yang sering bertemu Rasulullah SAW di dalam mimpinya pada saat ini di antaranya adalah Prof. Dr. Syekh Umar Hasyim, Guru Besar Hadis dan Ulumul Hadis dari Al-Azhar Kairo Mesir.
Suatu ketika beliau mimpi melihat Rasulullah SAW tawaf mengitari Baitullah. Beliaupun ikut bertawaf bersama sang Nabi. Mimpi ini beliau adukan ke sang ayah. Sang ayah kemudian mengatakan bahwa dirinya akan meneruskan perjuangan Nabi, ahli di bidang hadis. Dan ternyata terbukti adanya.
Syekh Umar Hasyim dikenal harum namanya. Banyak karya yang beliau tulis, lebih dari 70-an judul. Di antara karya beliau antara lain: 1) Al-Islam wa Bina’ Syakhsiyah, 2) Min Hadyi al-Sunnah al-Nabawiyah, 3) Al-Syafa’ah fi Dhaui al-Kitab wa al-Sunnah wa al-Raddu Ala Munkariha, 4) Al-Tadhamun fi Mujahati al-Tahaddiyat, 5) Al-Islam wa al-Syabab, 6) Qasas al-Sunnah, 7) Alquran wa Laylah al-Qadr, dan 8) Faidhul Bari fi Syarh al-Bukhari. Yang terakhir ini tebalnya berjilid-jilid (16 jilid), bagaikan kitab Fathul Bari Syarah Shohih Bukhari-nya Ibnu Hajar al-Asqalani.
Pernah suatu ketika para ahli hadis berkumpul, mereka semua berdiri dan mencium tangan Syekh Umar Hasyim setibanya beliau dalam forum. Dan mereka menyebut Syekh Umar Hasyim sebagai Amirul Mu’minin fil Hadis, ini adalah gelar tertinggi di kalangan ahli hadis, seperti yang pernah dicapai oleh Imam Nawawi, Imam adz-Dzahabi, dan Imam Ibnu Hajar al-Asqalani. Di bawah gelar Amirul Mu’minin fil Hadis itu ada gelar al-Hafizh, yaitu mereka yang sanggup menghafal 100 ribu hadis beserta sanadnya.
Yang menarik adalah Syekh Umar Hasyim ini memilih mahasiswa Indonesia untuk berkhidmah secara khusus kepada beliau. Pemuda ini bernama Ustadz Abdan Adila, Alumnus Madrasah Aliyah Normal Islam Putera Rasyidiyah Khalidiyah (Rakha) Amuntai 2017, yang kini studi di Universitas Al-Azhar Kairo Mesir.
Lelaki kelahiran Banjarmasin ini diamanahi mendampingi Syekh Umar Hasyim dalam setiap majlis yang beliau pimpin. Ia berkhidmat mulai dari membawakan kitab, menyiapkan air, bahkan sampai memasangkan sepatu dan mendorong kursi roda beliau. Ia juga menjadi perantara bagi para jamaah yang ingin bertanya kepada Syekh Umar Haysim.
Ustadz Abdan selalu mendampingi Syekh kemana beliau pergi. Setiap ada majlis, maka ia berada di samping Syekh Umar Hasyim. Pada hari Kamis ba’da ashar misalnya, Ustadz Abdan ikut majlis di Asyiroh Muhammadiyah dengan kajian kitab Faidhul Bari, Hari sabtu jam 3 sore kajian kitab Shohih Bukhari di Madrasah Hasyimiyah, hari Senin ba’da isya di Makrom Faidhul Bari, dan hari Selasa ba’da ashar di Mesjid Al-Azhar dengan kajian kitab Shohih Muslim.
“Alhamdulillah, ini adalah suatu anugerah dan kesempatan yang luar bagi saya” kata Ustadz yang hafal Alquran 30 juz ini. Sebab tidak semua orang diberikan kesempatan seperti dia. Dari sini ia banyak belajar dengan Syekh Umar Hasyim dan mengambil sanad-sanad keilmuan, utamanya di bidang Hadis.
Di antara keberkahan yang ia rasakan dengan berkhidmah kepada Syekh Umar Hasyim ini adalah semangat dalam menuntut ilmu dan menghafalkan sejumlah matan kitab.
Ustadz Abdan Adila baru mengenal dunia pesantren setelah mondok di Pesantren Rakha Amuntai, Kalimantan Selatan. Dan jurusan yang diambilnya adalah IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), bukan jurusan keagamaan. Sebelumnya ia sekolah di MTs Moara Komam, Kalimantan Timur.
Tapi Alhamdulillah, berkat kesabaran dan keikhlasan para Muallim di pesantren, dan kesungguhan dirinya dalam belajar di pondok dan talaqqi ke rumah para Muallim, seperti Muallim Haji Muhammad Ilyas, Ustadz Abdan bisa belajar Bahasa Arab dan agama Islam dengan mudah, hingga bisa studi di Al-Azhar dan bermulazamah dengan Syekh Umar Hasyim, ulama besar hadis saat ini.