Sya’ban Bulan yang Mulia

Bulan Sya’ban adalah salah satu bulan yang mulia, sebagaimana Rasulullah SAW dawuh bahwa Bulan Sya’ban adalah bulannya Rasulullah SAW. Bagi sebagian orang banyak menganggap bahwa di dalam bulan sya’ban ini tidak ada perisiwa-peristiwa yang agung. Tentunya yang berfikir demikian orang yang masih belum pernah membaca ataupun mendengarkan ceramah dari para alim ulama’.

Maka dari itu Al Faqir Menulis sedikit ini supaya sampai kepada para pembaca bahwa di dalam bulan Sya’ban itu ada hal-hal yang sunnah dikerjakan dan juga ada peristiwa agung, serta ada beberpa perkara yang dikhususkan dikerjakan di bulan Sya’ban.

Karena ada beberapa perkara (hal-hal) yang dikhususkan (di anjur) dilakukan di bulan-bulan tertentu, misalnya Istigfar itu sangat dianjurkan dilakukan pada bulan Rajab. Nah, maka dari itu di dalam bulan Sya’ban juga ada perkara yang dianjurkan dilakukan di dalamnya.

Salah satu kejadian yang agung yang tercatat dalam sejarah dan itu terjadi di bulan Sya’ban diantaranya adalah:

Peristiwa pindahnya kiblat shalat dari Baitul Maqdis (Palestina) ke Masjidil Haram (Makkah Al Mukarromah) yaitu terjadi pada bulan Sya’ban. Sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Hatim al-Basti yang disebutkan oleh sayyid Muhammad Alawi al-Maliki al-Hasani di dalam Kitabnya yang berjudul Maa dza Fii Sya’ban,  beliau (Abu Hatim al-Basti) mengatakan bahwa orang-orang Islam shalat menghadap (berkiblat) ke Baitul Maqdis itu selama 17 bulan 3 hari. Sehingga Rasulullah SAW mendapat perintah dari Allah SWT untuk memindah Kiblat Ke Masjidil Haram pada malam selasa di bulan Sya’ban dan peristiwa tersebut bertepatan dengan Nisfu Sya’ban.

Peristiwa yang agung ini adalah perintah dari Allah SWT yang di termaktub di dalam Al-Qur’an di dalam surah Al Baqarah Ayat 144 yaitu:

Baca Juga:  Penghargaan bagi Rasul, Terlebih pada Bulan Sya'ban

قد نرى تقلب في وجهك في السماء فلنولينك قبلة ترضاها فول وجهك شطر المسجد الحرام وحيثما كنتم فولوا وجوهكم شطره… الاية

“Sungguh kami (sering) melihat wajahmu menengadah ke langit, maka kami sungguh akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah wajahmu arah masjidil haram, dan dimana saja kamu berada palingkanlah wajahmu ke arahnya. … (Q.S. Al Baqarah: 144)”

Perpindahan kiblat inilah yang ditunggu-tunggu oleh Nabi SAW. Bahkan dikisahkan bahwa Nabi SAW menengadahkan ke langit setiap hari untuk menunggu wahyu perpindahan kiblat ini turun.

Selain peristiwa perpidahan kiblat ini, di bulan Sya’ban juga ada peristiwa yaitu diangkatnya Amal manusia kepada Allah SWT. Sebagaimana yang disebutkan di dalam Hadits Nabi SAW yang di kutip oleh Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani di dalam kitabnya Maa Dzaa Fii Sya’ban bahwa Rasulullah SAW Bersabda.

عن أسامة إبن زيد رضي الله عنهما : قلت : يا رسول الله ! لم أراك تصوم من شهر من الشهور ما تصوم من شعبان! قال ذاك شهر يغفل الناس عنه بين رجب ورمضان وهو شهر ترفع فيه الأعمال الى رب العالمين وأحب أن يرفع عملي وأنا صائم. (رواه النسائي)

“Dari Usamah bin Zaid mudah-mudahan Allah meridhai keduanya, dia berkata: Ya Rasulullah! Saya tidak melihat engkau  banyak berpuasa kecuali di bulan Sya’ban? Rasulullah SAW bersabda: itulah bulan yang orang-orang banyak yang lalai antara bulan Rajab dan bulan Ramadan, yaitu bulan ditampakkannya (diangkatnya) amalan-amalan. Dan aku suka ketikan amalku ditampakkan (diangkat) dan aku sedang dalam keadaan berpuasa. (HR An-Nasa’i)”

Dari sini dapat diambil pelajaran bahwa berpuasa di bulan Sya’ban itu hukumnya sunnah sebagaimana para ulama sudah menyampaikan. Akan tetapi ada sekelompok orang yang yang masih mengatakan bahwa puasa di bulan Sya’ban itu hukumnya Bid’ah. Dan saya simpulkan orang yang mengatakan demikian itu adalah orang yang kurang banyak bergaul dan membaca yang berimbas terhadap pemikirannya yang kurang luas.

Baca Juga:  Kontroversi seputar Nisf Sya'ban dan keutamaannya

Ada peristiwa juga yang disebutkan Sayyid Muhammad di dalam kitab yang sama. Beliau mengatakan bahwa bulan Sya’ban ini adalah bulannya Shalawat kepada Nabi SAW. Karena Ayat yang berkaitan dengan perintah untuk bershalawat kepada Nabi SAW. Itu turun pada bulan Sya’ban, sehingga di bulan Sya’ban ini kalangan ulama menganjurkan untuk memperbanyak membaca Shalawat kepada Nabi SAW.

Ayat tersebut terdapat di dalam Al-Qur’an surah Al-Ahzab ayat 56, yang berbunyi:

إن الله وملائكته يصلون على النبي يا أيها الذين أمنوا صلو عليه وسلموا تسليما

“Sesungguhnya Allah SWT dan para Malaikatnya bershalawat untuk Nabi SAW. Wahai orang-orang yang beriman bershalawatkan kalian untuk nabi dan ucapkanlah salam kepadanya dengan penuh penghormatan. (QS Al-Ahzab: 56)”

Anjuran bershalawat ini tidak perlu ijazah sebagaimana yang pernah disampaikan oleh Habib Umar bin Hafidz, beliau mengatakan orang bershalawat itu tidak perlu ijazah karena yang mengijazahkan langsung adalah Allah SWT kepada seluruh orang yang beriman.

Maka dari itu mari kita perbanyak membaca shalawat kepada Nabi SAW khususnya di bulan Sya’ban ini. Umumnya di dalam kehidupan sehari-hari kita.

Mudah-mudahan tulisan Al Faqir ini dapat bermanfaat dan bisa menambah ilmu kepada siapapun yang membaca tulisan ini. Tidak hanya itu saja peristiwa yang terjadi di bulan Sya’ban, akan tetapi masih banyak peristiwa-peristiwa yang lain. dengan adanya peristiwa-peristiwa yang sudah disebutkan itu menjadi alasan mengapa bulan Sya’ban itu termasuk dalam salah satu kategori bulan yang mulia diantara bulan-bulan yang mulia lainnya.

Jika ada pendapat yang salah dalam tulisan ini, karena keteledoran atau karena terbatasnya pengetahuan Al Faqir, saya tunggu kritik dan sarannya para pembaca semuanya, supaya saya dapat memperbaiki tulisan saya yang lain. []

Baca Juga:  Makna dan Asal Penamaan Dzulqa'dah, Bulan Mulia dalam Islam

والله أعلم بالصواب

Zainur Ridho
Mahasiswa IAIN Jember, Jawa Timur

Rekomendasi

Tinggalkan Komentar

More in Opini