Pesantren.ID – Dunia Santri Community bekerjasama dengan Pesantren.id dan Najhaty Pena gelar launching dan bedah buku ‘Catatan dari Tarim’ karya Lora Ismael Amin Kholili. Acara ini diikuti oleh ratusan peserta yang hadir secara virtual melalui Zoom maupun live YouTube pada Sabtu (23/1).
Kegiatan ini dimoderatori oleh Gus Imamuddin Muchtar, M.Pd dengan dua pembedah buku, yaitu Lora Moh. Dakin Hasib, Lc dan Ning Balqis Iskandar. Keduanya adalah alumni Universitas Al-Ahqaff Yaman..
Acara pertama dibuka dengan sambutan Gus Abdullah Hamid selaku Founder Dunia Santri Community. Kemudian dilanjut pemaparan materi dari penulis buku, yang tak lain adalah Lora Ismael Amin Kholili.
Buku yang akan dibedah dengan judul ‘Catatan dari Tarim’ ini mulanya hanyalah catatan pribadi Lora Ismael yang biasa beliau unggah di media sosial miliknya. Namun melihat penyimak tulisan beliau begitu ramai dan antusias, Lora menjadi terdorong untuk menjadikannya sebuah buku.
Lora Ismael mengatakan bahwa bila kita mendengar kata ‘Tarim’ mungkin tidak sefamiliar sebagaimana saat kita mendengar kata ‘Hadhramaut’ maupun ‘Yaman’. Ya, tentu. Apa sebab? Dalam puluhan hadits shahih lebih banyak memuat hadits mengenai keutamaan orang yang menuntut ilmu di Yaman. Lebih lanjut, bila diibaratkan dengan di Indonesia, kota Tarim seperti sebuah kecamatan. Memang, Tarim adalah kota kecil. Namun bagi Lora Ismael, Tarim adalah kota kecil penuh keajaiban.
Memasuki sesi selanjutnya yaitu bedah buku. Pembedah yang pertama adalah Ning Balqis Iskandar. Beliau mengatakan bahwa saat kita membaca buku ‘Catatan dari Tarim’, di bagian awal kita akan disuguhkan dengan 3 bab pertama yang menceritakan gambaran kota Tarim. menurutnya, Lora Ismael seolah mengajak pembaca untuk ikut memasuki dan merasakan suasana kota Tarim. Selain itu, Ning Balqis kagum dengan tiap kalam hikmah yang terkandung dalam buku tsb, sebab selalu dibarengi dengan cerita keteladanan para wali yang ada di Tarim. Di akhir komentarnya, Ning Balqis mengungkapkan rasa bahagia setelah menikmati buku karya Lora. Beliau berharap agar Lora Ismael berkenan menulis buku lanjutan ‘Catatan dari Tarim’.
Kemudian pembedah kedua adalah Lora Dakin. Lora memberikan komentar terkait redaksi dari untaian syair yang terkandung dalam buku. Lora menyampaikan perlunya untuk melihat kembali sumber kitab yang dijadikan rujukan syair. Sebab, ada beberapa peristiwa yang disandingkan dengan syair tidak terjadi di Tarim.
Sebagai penutup, Lora memberikan semangat kepada santri agar santri jangan minder. Santri bisa berkarya, santri bisa menulis, dan santri sekarang harus bisa diperhitungkan.
Acara ini berlangsung selama kurang lebih 2 jam. Meskipun digelar secara virtual, acara berjalan lancar dan mengundang antusias peserta. Terlihat dari banyaknya peserta yang saling berebut tanya di kolom komentar. Sayangnya karena keterbatasan waktu, tidak banyak pertanyaan yang sempat terjawab.
Agar bisa mengenal kota Tarim lebih dekat, alangkah baiknya bila kita bisa memiliki buku ‘Catatan dari Tarim’ ini. Sebab dalam buku ini banyak diselipkan cerita ketauladanan dari Habaib maupun auliya’ yang ada di Tarim. Dengan buku ini jua, kita diajak untuk berkaca. Ya, dalam hidup kita memang perlu berkaca. Di saat kita merasa tinggi, merasa punya, merasa bisa—maka dengan membaca buku ini, pembaca diajak untuk sadar diri—dengan penegasan kalimat tanya” Kita belum berbuat apa-apa–lalu apa yang kita sombongkan?”. []
[…] – Sabtu, 23 Januari 2020, Dunia Santri Community dan Pesantren.id menyelenggarakan acara “Launching dan Bedah Buku Catatan dari Tarim” yang […]