Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi’i. Beliau lahir di Thus; 1058 /450 H. Beliau adalah seorang filsuf dan teolog muslim Persia, yang dikenal sebagai Algazel di dunia Barat abad Pertengahan.
Imam al Ghazali memiliki kemampuan daya ingat yang kuat serta bijak dalam memberi solusi dan nasehat (baik melalui lisan maupun melalui karya kitab beliau). Karena hal itu, imam Ghazali diberi gelar hujjatul islam.
Imam Ghazali memiliki banyak kitab karangan dan karya kitab karangan Imam Ghazali yang paling terkenal yaitu kitab Ihya’ Ulumuddin yang membahas tentang tasawuf. Imam Ghazali meninggal di Thus; 1111 /14 Jumadil Akhir 505 H; umur 52–53 tahun.
Diceritakan bahwa setelah Imam Ghazali meninggal, ada salah seorang Ulama’ bermimpi melihat Imam Ghazali masuk ke dalam surga dengan penuh bergembira. Melihat hal tersebut, ulama tersebut penasaran tentang amalan apa yang diperbuat Imam Ghazali ketika masih hidup, sehingga Allah SWT mengizinkan Imam Ghazali masuk ke dalam surga dengan mudah.
Dikarenakan rasa penasaran yang tak terbendung, lantas Ulama tersebut bertanya kepada Imam Ghazali dalam mimpinya tersebut.
Ulama bertanya: wahai Imam Ghazali, amalan apakah yang membuat engkau masuk ke dalam surga dengan mudah? Apakah karena ketaatanmu kepada Allah SWT?
Imam Ghazali menjawab: bukan
Ulama bertanya lagi: apakah karena karangan kitabmu yang sangat banyak?
Imam Ghazali menjawab: bukan
Ulama tersebut bertanya lagi: Apakah karena ibadahmu yang sangat khusyuk
Imam Ghazali menjawab: bukan
Ulama tersebut semakin penasaran dengan amalan apa yang diperbuat Imam Ghazali, karena semua ibadah dan ketaatan beliau tidak ada yang menjadi penyebab beliau ke dalam masuk surga. Lantas amalan apakah yang beliau lakukan sehingga Allah SWT mempermudah beliau masuk surga. Karena rasa penasaran yang semakin tinggi, akhirnya Ulama tersebut bertanya lagi kepada Imam Ghazali.
Ulama bertanya : Lalu apakah yang menyebabkan engkau masuk surga? Apakah ada amalan yang engkau rahasiakan dari kami?
Imam Ghazali menjawab : Aku tidak memiliki amalan yang besar. Aku masuk surga karena berbelas kasih kepada seekor lalat, lalu Allah SWT berbelas kasih terhadapku dan mengizinkanku masuk ke dalam surganya.
Lalu imam Ghazali menceritakan kejadianya. Suatu hari ketika aku mengarang sebuah kitab, ada lalat yang hinggap di pena-ku. Karena melihat ada lalat yang hinggap di pena-ku, aku lantas berhenti menulis dan membiarkan lalat tersebut meminum air tinta-ku sampai lalat tersebut kenyang dan pergi dengan sendirinya dari pena-ku.
Disebabkan aku berbelas kasih kepada makhluk Allah SWT (lalat) yang haus tersebut, maka Allah SWT juga berbelas kasih kepadaku dengan menghadiahkan surga kepadaku. Sesungguhnya allah itu maha pengasih lagi maha penyayang. Ucap Imam Ghazali sambil tersenyum.
Setelah mendengarkan ucapan Imam Ghazali di dalam mimpinya, lantas Ulama tersebut bangun dan kaget akan mimpinya. Dia merasakan bahwa mimpi ini bukan mimpi biasa, tapi ini adalah mimpi yang meyuruhnya untuk tidak meremehkan hal-hal yang kecil dan juga menyuruhnya untuk selalu menyayangi sesama makhluk Allah SWT. Setelah beberapa lama, akhirnya ulama tersebut menceritakan apa yang alami dalam mimpinya itu kepada orang lain agar mereka juga bisa mengambil hikmah dari mimpi tersebut.
Hikmah:
Dari cerita diatas kita dapat mengambil hikmah yaitu kita dianjurkan untuk berbelas kasih kepada semua makhluk Allah SWT. Baik berupa manusia, hewan bahkan tumbuhan. dan janganlah meremehkan amalan-amalan kecil, seperti memberi minum dan makan untuk hewan, membuang batu yang ada ditengah jalan, selalu tersenyum dan lain-lain. Kenapa hal tersebut tidak boleh diremehkan? Karena kita tidak pernah tau, amalan apakah yang bisa menyebabkan kita masuk kedalam surga-Nya, dan mungkin dengan melakukan amalan kecil tersebut dapat memperberat timbangan kebajikan kita di hari kiamat sehingga amal kebajikan kita lebih berat dari pada amal keburukan kita dan dapat masuk surga dengan mudah, Amin. Wallahu A’lam. [HW]
[…] orang-orang yang taat Allah menjanjikan surga yang akan dinikmatinya bersama-sama dengan orang-orang lain yang taat (ditandai dengan penggunaan […]