اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَق َ(1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَق ٍ(2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5)

Iqra’ (bacalah) denqan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Iqra’ (bacalah), dan Tuhanmu lah yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaraan qalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa sang tidak diketahuinya.” (QS. Al ‘Alaq: 1-5)

Bahwa arus globalisasi positif yang membawa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi patut kita sambut dengan baik. Namun kita seharusnya berhati-hati terhadap arus globalisasi negatif yang membawa misi kehidupan materialisme, kapitalisme, pragmatisme dan hedonisme, sangat berdampak langsung atau tidak terhadap kehidupan generasi anak-anak sekarang. Kehidupan yang bergelimang dengan kesenangan mudah sekali menggelincirkan ke kehidupan yang penuh kemungkaran, kerusakan dan kemaksiatan. Kita semua ikut bertanggung jawab menyelamatkan anak-anak, dengan mewujudkan generasi Qurani, yang handal menghadapi berbagai tantangan.

Generasi Qurani adalah generasi yang menjadikan Al Quran sebagai pedoman hidup dan meyakini kebenarannya. Mereka mampu menunjukkan kuat akidahnya, benar ibadahnya, dan bagus akhlaknya serta tinggi peradabannya. Mereka juga membaca, menghafal, dan memahami dengan baik dan benar makna yang terkandung dalam Al Quran serta mengamalkan seluruh isinya dalam aspek kehidupannya.

Generasi yang kehidupan sehari-harinya bermuara pada Al Quran dan sunnahnya, generasi yang dekat dengan Al Quran, generasi yang mencintai dan yang selalu membaca Al Quran dalam kesehariannya. Kita berharap generasi yang belajar Al Quran dan mengajarkannya dan mengimplementasikan isi dan kandungannya dalam kehidupannya sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw, yang menjadikan Al Quran sebagai rujukan dalam setiap urusan. Begitu pentingnya Al Quran di mata Rasulullah saw, sehingga diakhir hayatnya berpesan kepada umatnya: ”Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak akan sesat selama berpegangan dengannya, yaitu Kitabullah (Al Quran) dan Sunah Rasulullah saw.” (HR Muslim).

Baca Juga:  Sayyidah Aisyah Juga Cemburu

Generasi Qurani memilik karakteristik umum dan khusus. Adapun karakteristik umumnya adalah sebagai berikut: (1) Al Quran menjadi pedoman dan sumber rujukan utama dalam hidupnya, (2) Al Quran selalu dipelajari dan diamalkan, dan (3) Perilaku yang berlawanan dengan kandungan Al Quran ditinggalkan secara total. Karakteristik ini lebih bersifat esensial. Sedangkan, karakteristik khusus Generasi Qurani, di antatanya : (1) bisa membaca dan menulis Al Quran dengan baik, (2) mampu menerjemahkan Al Quran, (3) mampu memahami isi kandungan Al Quran, dan (4) mampu mengimplementasikan Al Quran dalam kehidupan sehari-hari.

Ada berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk menjadikan Generasi Qurani. Pertama, membuat kebijakan Pemerintah Daerah tentang institusi dan program membangun Generasi Qurani, baik secara formal, informal maupun nonformal. Kedua, mengajarkan Al Quran sejak dini baik di rumah, di tempat ibadah maupun sekolah, termasuk menghafalkan surat-surat pendek. Ketiga, Mengajarkan Al Quran penuh kasih sayang, tidak boleh ada kekerasan. Dengan lebih mengutamakan pemberian penghargaan/hadiah daripada hukuman. Keempat, membelajarkan Al Quran sesuai dengan potensi dan kondisi anak. Ingat bahwa anak itu unik, sehingga mereka memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Kelima, mengkondisikan anak untuk bisa memiliki adab dan menghormati Al Quran, baik terkait dengan bersikap ketika membawa dan menaruh atau menempatkan Al Quran di tempat yang baik dan bersikap khusyuk ketika mendengar orang lain membaca Al Quran.

Kita bersyukur sekali bahwa dewasa ini terjadi peningkatan yang sangat berarti, terutama tempat-tempat khusus anak belajar Al Quran. Baik itu dilakukan di Rumah, di tempat ibadah, di sekolah atau madrasah, di pondok pesantren Al Quran atau di Rumah Tahfiz, dan lain-lain. Dengan jumlah tempat belajar Al Quran semakin banyak, para pembelajar Al Quran juga meningkat. Demikian pula jumlah hafiz dan hafizah juga meningkat sangat signifikan. Metode membaca Al Quran dan Tahfizul Quran juga berkembang, sehingga diharapkan bisa berdampak terhadap kecepatan belajar dan kualitas keislamannya.

Baca Juga:  Variasi Bacaan Al-Qur'an

Demikian juga apresiasi dan rekognisi terhadap umat Islam yang menguasai Al Quran semakin positif dan membaik. Baik itu datangnya dari masyarakat, institusi pendidikan maupun Pemerintah Daerah. Para hafiz dan hafizah memperoleh privaledge dalam proses penerimaan siswa atau mahasiswa baru atau bentuk insentif lainnya sesuai dengan kondisi masing-masing. Demikian juga penghargaan untuk beasiswa atau insentif lain. Ini menggambarkan betapa Al Quran itu bisa meningkatkan derajat dan kebaikan bagi yang menguasainya.

Akhirnya kita menyadari betul bahwa kini kita patut bersyukur sebagai muslim yang memiliki pedoman dan rujukan utama dan sempurna serta terjaga ilaa yaumil qiyaamah, suatu kitab suci, Al Quran. “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya“. (QS. Al Hijr : 9). Karena itu mengupayakan terwujudnya Generasi Qurani, merupakan solusi yang paling tepat untuk menghadapi Era Disrupsi dan selanjutnya hingga Hari kiamat sekalipun. Tinggal sejauh mana kita menggunakan potensi untuk mengeksplorasi kandungan Al Quran untuk menghadapi tantangan hidup. Semoga Allah swt selalu memberikan taufik dan hidayah-Nya, kepada kita dan anak cucu kita ilaa yaumil qiyaamah. Aamiin. [HW]

Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A.
Beliau adalah Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pendidikan Anak Berbakat pada Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta. Ia menjabat Rektor Universitas Negeri Yogyakarta untuk periode 2009-2017, Ketua III Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) masa bakti 2014-2019, Ketua Umum Asosiasi Profesi Pendidikan Khusus Indonesia (APPKhI) periode 2011-2016, dan Ketua Tanfidliyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama DIY masa bakti 2011-2016

    Rekomendasi

    Tinggalkan Komentar

    More in Hikmah