Tanggal 22 Desember menjadi momen istimewa bagi perempuan Indonesia. Hari Ibu, yang diperingati setiap tahun, bukan sekadar perayaan simbolis, tetapi juga penghormatan atas dedikasi ibu dalam keluarga, masyarakat, dan bangsa. Sebagai sosok penuh kasih, ibu adalah pilar harmoni yang membentuk generasi masa depan berakhlak mulia dan berintegritas.
Namun, di era digital, peran ibu tidak lagi terbatas pada pengasuhan konvensional. Transformasi digital menuntut perempuan, khususnya ibu, untuk beradaptasi dengan teknologi dan perubahan sosial. Kini, ibu menjalani peran ganda: mengelola keluarga sekaligus mendampingi anak belajar dan bersosialisasi dalam lingkungan digital. Ketangguhan ini mencerminkan kemampuan perempuan menghadapi tantangan zaman dengan semangat yang luar biasa.
Teknologi digital telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Di satu sisi, teknologi menawarkan peluang besar bagi anak untuk belajar dan berkembang. Akses ke informasi, aplikasi edukasi, hingga ruang kreatif digital membuka peluang tanpa batas. Namun, di sisi lain, teknologi juga membawa risiko, seperti adiksi, konten tidak sesuai usia, hingga ancaman cyberbullying. Dalam konteks ini, ibu memegang peran krusial sebagai pelindung dan pembimbing anak di dunia maya.
Sebagai fasilitator literasi digital, ibu memiliki tanggung jawab membekali anak dengan keterampilan menggunakan teknologi secara etis, aman, dan produktif. Panduan Literasi Digital dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyoroti empat pilar utama: etis, aman, cakap, dan budaya bermedia. Dengan bimbingan yang baik, teknologi dapat dimanfaatkan untuk hal-hal positif, seperti belajar daring, mengasah kreativitas digital, hingga memperdalam nilai-nilai spiritual.
Menurut Imam Ghazali dalam Ihya Ulumuddin, ibu memiliki peran yang sangat penting sebagai pendidik pertama bagi anak-anaknya. Pendidikan akhlak dan keimanan yang ditanamkan ibu pada usia dini akan menentukan kepribadian dan masa depan anak. Dalam pandangan Ghazali, keluarga, terutama ibu, adalah tempat pertama bagi anak untuk belajar nilai-nilai moral dan agama. Keteladanan ibu menjadi pondasi utama dalam membentuk anak yang bertakwa dan berakhlak mulia.
Keteladanan ini menjadi lebih penting di era digital. Sebagaimana diungkapkan Mirna Agustina (2019), anak lebih mudah membangun pertahanan diri terhadap dampak negatif teknologi jika ibu memberikan contoh nyata. Riset Mitchell Kapoor juga menunjukkan bahwa generasi muda sering kali hanya memiliki keterampilan dasar dalam mengakses media digital, tanpa sepenuhnya memanfaatkannya untuk pengembangan diri. Dalam hal ini, ibu dapat memainkan peran strategis dengan mendampingi dan mengarahkan anak dalam memanfaatkan teknologi secara maksimal.
Namun, peran ibu dalam dunia digital bukan tanpa tantangan. Kekerasan siber terhadap perempuan terus meningkat. Data Komnas Perempuan mencatat 927 kasus kekerasan siber terhadap perempuan pada 2024. Hal ini menegaskan pentingnya edukasi dan perlindungan, tidak hanya bagi anak-anak tetapi juga bagi ibu sebagai pengguna aktif ruang digital.
Untuk itu, Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika telah meluncurkan Program Literasi Digital Nasional sejak Mei 2021. Program ini bertujuan meningkatkan kecakapan digital masyarakat, khususnya ibu di daerah terpencil, agar memiliki akses dan pengetahuan setara dengan mereka yang tinggal di kota besar. Dengan kecakapan digital yang memadai, ibu dapat lebih efektif mengintegrasikan teknologi ke dalam pendidikan anak tanpa mengesampingkan nilai-nilai etika dan keamanan.
Para ahli pendidikan Islam, seperti Muhammad Quthb, menekankan bahwa pendidikan anak harus dilandasi tanggung jawab dan kedisiplinan. Dalam konteks pendidikan digital, ibu disarankan menggunakan metode keteladanan, pembiasaan, nasehat, pengawasan, serta pemberian hukuman yang bijak jika diperlukan. Pendekatan ini diyakini mampu memberikan dampak positif bagi tumbuh kembang anak di era digital.
Hari Ibu bukan sekadar perayaan, tetapi juga refleksi atas peran besar ibu dalam membangun generasi cerdas, bijak, dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Kasih sayang, pengorbanan, dan perjuangan seorang ibu adalah inspirasi tanpa batas yang menjadi fondasi kemajuan bangsa.
Selamat Hari Ibu untuk seluruh perempuan hebat di Indonesia. Mari kita bersama menciptakan generasi yang berilmu, berakhlak mulia, dan siap menghadapi tantangan dunia digital. []