Menurut Imam As-Suyûthi dalam kitabnya yang bertajuk “al-Itqon” bahwa pendapat yang paling shahih dan masyhur -berdasarkan tiga laporan dari Abdullâh bin ‘Abbâs, dalam riwayat al-Hakim, al-Bayhaqi dan an-Nasa’i- telah menyatakan, bahwa Alquran telah diturunkan melalui dua tahap;

1). Dari Lawh al-Mahfûdl ke Bayt al-‘Izzah (langit dunia yang paling rendah) secara keseluruhan dan turun sekaligus, yang terjadi pada malam Qadar (Laylah al-Qadar).

2). Dari Bayt al-‘Izzah ke dalam hati Rasulullah saw. Secara bertahap (berangsur-angsur) selama duapuluh tiga tahun kenabian Muhammad saw.

Alquran turun secara berangsur-angsur selama dua puluh tiga tahun; tiga belas tahun di Makkah menurut pendapat yang kuat, dan sepuluh tahun di Madinah. Penjelasan tentang turunnya secara berangsur-angsur itu terdapat dalam firman Allah,

Dan Alquran telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacanya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.” (Al-Isra’: 106)

Maksudnya, Kami telah menjadikan turunnya Alquran itu secara berangsur-angsur agar kamu membacakannya kepada manusia secara perlahan dan benar, juga Kami menurunkannya sesuai dengan berbagai peristiwa dan kejadian.

Syekh Manna’ al-Qothon  -Ulama Kontemporer- dalam kitabnya “Mabahits fi ulumil Quran“, telah menyajikan kajian Ulumul Quran dengan format yang cukup menarik; yaitu konsentrasi kepada satu pembahasan dengan bahasa yang ringkas, sederhana, gampang dicerna dan tidak bertele-tele. Salah satu keunikan yang tertera dalam kitabnya adalah bagaimana beliau dapat mengkontekstualisasikan pembahasan Ulumul Quran dengan metode belajar-mengajar.

Menurut beliau, Proses belajar mengajar itu berlandaskan Dua Asas;

1). Perhatian terhadap tingkat pemikiran siswa

2). Pengembangan potensi akal, jiwa dan jasmaniah-nya dengan metode yang dapat membawanya kearah kebaikan dan kebenaran.

Baca Juga:  Pesantren Al-Arfiyyah dan Pendidikan Karakter Santri

Dalam hikmah turunnya Alquran secara bertahap -masih menurut beliau- dapat dilihat akan adanya suatu metode yang berfaedah bagi para pendidik -guru, kiai, dsb- dalam mengaplikasikan kedua asas tersebut.

Hal ini karena, turunnya Alquran secara bertahap telah meningkatkan pendidikan umat islam secara bertahap dan bersifat alami untuk memperbaiki jiwa manusia, meluruskan perilakunya, membentuk kepribadian dan menyempurnakan eksistensinya, sehingga jiwa itu tumbuh kokoh diatas pilar-pilar yang kokoh dan mendatangkan hasil yang baik bagi kebaikan umat manusia secara keseluruhan dengan izin Tuhan-nya.

Sistem belajar mengajar yang tidak memperhatikan tingkat pemikiran siswa dalam tahap-tahap pengajaran, pembinaan, pembagian ilmu yang bersifat menyeluruh dan mutlak, serta dari yang umum menjadi yang khusus, atau tidak memperhatikan pertumbuhan aspek-aspek kepribadian yang bersifat intelektual, ruhaniah dan jasmaniah, maka ia adalah sistem pendidikan yang gagal dan tidak akan memberi hasil ilmu pengetahuan kepada umat, selain hanya bertambahnya kebekuan dan kemunduran.

Petunjuk Ilahi tentang hikmah turunnya Alquran secara bertahap (berangsur-angsur) merupakan contoh paling baik dalam menyusun kurikulum pengajaran, memilih metode, dan menyusun buku pelajaran.

Wallahu a’lamu bishshowab. [HW]

M Ryan Romadon
Mahasantri Ma'had Aly Ponpes Al-Iman Bulus Purworejo Jawa Tengah

    Rekomendasi

    Tinggalkan Komentar

    More in Hikmah