Sabtu pagi (29/06) Pesantren Aksara Pinggir kedatangan tamu istimewa, kurang lebih 50 Siswa Sekolah Minggu Gereja Kristen Pasundan (GKP) di pandu pengajarnya yang masih muda-muda kompak dari pagar mengucap salam, ‘Assalamu’alaikum‘. Kami menerima dengan hangat dan memersilahkan saudara tua kami ini ke Pendopo lantai 2. Agendanya hari itu adalah main game bareng antara Santri Aksara Pinggir dan Siswa Minggu.
Setelah seremonial berlanjut asyik bermain game bersama. Semuanya berjalan lancar dan semua ceria, karena niatnya hari itu adalah belajar sambil bersenang-senang. Penulis memandang interaksi kerukunan di Kampung Sawah Kota Bekasi ini sudah mendarah daging. Terbukti kami yang baru kenal satu bulan sudah akrab tanpa ada canggung, tawa lebih mendominasi daripada mengernyitkan dahi. Acara belajar dan senang-senang ini adalah puncak gunung es antara Santri Aksara Pinggir dan Pemuda Kristen GKP.
Karena satu bulan sebelumnya kami telah mempersiapkan supaya acara ini berjalan lancar. Ternyata di tengah persiapan itulah benih-benih akrab dan kehangatan kami tumbuh. Kami saling berbalik kunjungan, setiap kunjungan itu memang dalam rangka persiapan acara, tapi berbagi ilmu dan berbagi pengalaman lebih mendominasi.
Paling asik adalah ketika perayaan Idul Adha kemarin, Aksara Pinggir Meyembelih 2 Kambing dan satu sapi, Malam 11 Dzulhijjah-nya, Kami turut mengundang pemuda Kristen GKP untuk bakar-bakar bersama samapi larut malam. Malam itu ketepatan juga hadir di Aksara Pinggir para petinggi Agama di Kampung Sawah, di antaranya Dr. KH Heryono Tardjono Pengasuh Aksara Pinggir selaku sohibul bait, KH Muqorrobin dari Pesantren Al-Aziz, dari Gereja Servatius hadir Romo Eko Praptanto, Romo Jacob Napiun, Romo Martinus dll. Sebuah harmoni yang tidak ternilai harganya.
Selama satu bulan interaksi Santri Aksara Pinggir feat Pemuda GKP cukup erat, sekaligus meneruskan tradisi Leluhur Kampung Sawah yang memang kondang sebagai Indonesia Mini karena keberagaman suku dan agamanya. Keberadaan Pesantren Aksara Pinggir yang baru berusia 2 tahun semakin menambah harmoni persaudaraan di Kampung Sawah.
Sebelumnya di Kampung Sawah ini terkenal ada istilah ‘segitiga emas’ merujuk pada keberadaan tiga rumah ibadah beda agama tapi saling berdekatan, di antaranya Gereja Katolik Servatius berhadapan dengan Gereja Kristen Pasundan, kemudian di sebelahnya Gereja Kristen berdiri Masjid Agung Jauhar Yasfi.
Tiga tempat ibadah ini sering saling membantu dan kerjasama mengadakan acara. Maka kehadiran Aksara Pinggir dalam kurun 2 tahun seringkali menjadi jujukan akhir ketika segitiga emas ini menyelenggarakan event. Termasuk acara kemarin yang diselenggarakan Sekolah Minggu GKP. Aksara Pinggir menjadi jujukan akhir, layaknya anak termuda dalam sebuah keluarga, menjadi bagian akhir yang dikunjungi, tapi di situlah kebahagiaan semakin bersemi.
Untuk diketahui Aksara Pinggir merupakan sudut literasi yang didirikan KH Dr. Heryono Tardjono, pada 2022 silam, niat awal adalah untuk menjadi rumah singgah bagi alumni Pondok Lirboyo yang kuliah di Jakarta. Namun lambat laun, berkembang menjadi sebuah Pesantren karena mendapat amanah dari warga sekitar untuk mendidik putra-putrinya. Semakin kesini juga sering jadi jujukan rumah toleransi, baik secara lokal hingga global. Karena Seringpula Aksara menerima tamu dari Korea Selatan, Russia bahkan Zimbabwe.
Di sinilah peran Aksara Pinggir untuk mengenalkan bahwa Islam Nusantara adalah Islam yang gembira tanpa derita, Islam yang asyik jauh dari berisik. Islam yang teduh dan menolak gaduh. Keharmonisan Santri Aksara Pinggir dan Pemuda GKP terus berlanjut, karena minggu depan kami di undang dalam ‘ngeriung bareng’ di GKP Kampung Sawah yang menghadirkan Habib Ja’far, dalam rangka 150 tahun GKP berdiri. [RZ]