“Bacalah dengan nama tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang maha pemurah yang mengajarkan manusia dengan perantaran kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.S Al-Alaq 1-5)
Tepatnya malam ini pada 17 Ramadhan. Seluruh umat muslim di dunia memperingati malam yang sangat mulia yaitu malam Nuzulul Qur’an. Maka dalam sejarah perkembangannya hingga saat ini, banyak umat islam yang menggelar acara Nuzulul Qur’an sebagai wujud rasa syukur diturunkanya kitab suci agama islam.
Berbicara mengenai Nuzulul Qur’an; (turunya al-quran) maka tidak akan lepas pula dalam pembahasan Lailatul Qodar dan Bulan Ramadhan. Dari baitil izzah, malaikat Jibril a.s mengantarkan wahyu kepada Nabi Muhammad Saw secara step by step selama kurun waktu 23 tahun. Akan tetapi jika diperinci pada tanggal berapa Nuzulul Quran pada saat itu, disini mulai terjadi perbedaan pendapat dikalangan ulama’.
Ada yang berpendapat pada malam-malam ganjil di bulan suci ramadhan, tanggal 27 ramadhan, dan pendapat yang menyatakan bahwa lailatul qodar dan malam nuzulul quran itu terjadi pada tanggal 17 ramadhan. Allah Swt. berfirman yang artinya,”Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an.” (QS Al-Baqarah [2]: 185) Dalam ayat lain Allah juga berfirman, artinya, “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan.” (QS Al-Qadr [97]: 1)
Dan pendapat bahwa malam Nuzulul Qur’an terjadi pada tanggal 17 Ramadhan inilah yang banyak dipakai di Indonesia. Pada malam itu Nabi Muhammad Saw. Menjadi manusia pilihan yang mengemban amanah berupa tugas suci dan mulia menyebarkan risalah ilahiah.
Turunya Al-Quran pada bulan Ramadhan memiliki makna penting bagi kehidupan manusia yang mampu menginterpretasikanya secara tawadhu’. Ketika malaikat Jibril pertama kali mengajarkan bacaan Al-Qur’an kepada Rosulullah, beliau memang terlihat sangat gugup hinggga sempat menggigil ketika kembali ke rumah. Namun dalam perkembanganya, tiapa kali bulan Ramadhan tiba malaikat Jibril a.s dan Rosulullah silih berganti membacakan Al-Quran secara fasih.
Artinya dalam peristiwa tersebut, terdapat satu pembelajaran menuju arah yang lebih baik. Yaitu membaca Al-Quran dengan tidak hanya secara bacaan saja. Tetapi secara berulang-ulang dengan tadarrus Al-Quran.
Ramadhan sesungguhnya adalah waktu yang tepat ketika seseorang ingin mempelajari Al-Qur’an dalam artian di atas, karena dalam bulan tersebut begitu banyak fenomena yang bisa kita petik pelajarannya.
Abu Hamzah as-Sanuwi dalam tulisannya mengatakan para tabi’in karena begitu memahami arti Ramadhan, bulan Al-Qur’an, dan begitu kuatnya dalam mencintai Al-Qur’an, maka bila bulan Ramadhan tiba mereka mengkhususkan diri untuk membaca Al-Qur’an seperti yang dilakukan oleh Imam Az-Zuhri dan Sufyan ats-Tsauri. Sehingga dalam satu bulan khatam Al-Qur’an sampai berpuluh-puluh kali. Imam Qatadah umpamanya, di luar Ramadhan khatam setiap tujuh hari, di dalam Ramadhan khatam setiap tiga hari, dan di sepuluh hari terakhir khatam setiap hari. Sementara Imam Syafi’i di luar Ramadhan setiap hari khatam sekali, dan di dalam Ramadhan setiap hari khatam dua kali. Itu semua di luar shalat.
Rasulullah juga memberi keteladanan kepada kita dengan membaca Al-Quran pada bulan Ramadhan untuk meraih keberkahan hidup dan meniti menuju kebaikan dengan petunjuk Al-Quran. Rosulullah Saw bersabda: “Sebaik-baik diantara kamu adalah orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkanya”. Iman Az-Zuhri pun pernah berkata: ‘Apabila datang Ramadhan maka kegiatan utama kita selain puasa adalah membaca AL-Quran”.
Fenomena Inilah yang banyak dilakukan oleh umat islam ketika malam hari di bulan Ramadhan. Banyak masjid, mushalla, dan majelis-majelis bersemangat menyerukan bacaan ayat suci Al-Quran secara silih berganti. Tidak jarang, bacaan tersebut disambungkan pada pengeras suara. Semua itu dengan harapan untuk meraih keberkahan Ramadhan seperti yang telah dijanjikan Allah Swt.
Semoga pada malam Nuzulul Qur’an kita sebagai umat muslim dapat selalu menjadi pribadi pembelajar. Tidak hanya sekedar peringatan secara ceremonial saja. Tetapi bagaimana kita dapat mengambil hikmah dalam bulan suci yang penuh keberkahan ini. []