Apakah orang awam wajib bermadzhab?

Sebelum kita membahas tema “Apakah orang awam wajib bermadzhab?” Kita harus tahu dulu definisi orang awam dan orang alim dalam perspektif fikih.

Dalam kitab Fawaidul Makiyah Halaman 52 disebutkan :

والعامى فى عرفهم كل من لا يتمكن من ادراك الاحكام الشرعية من الادلة ولا يعرف طرقها

“Yang dimaksud dengan orang awam adalah setiap orang yang tidak mampu menggali hukum syari’ah dari dalilnya dan tidak mengetahui metodologinya”
Antonim atau lawan kata dari orang awam dalam perspektif fikih adalah orang alim, jadi definisi orang alim adalah setiap orang yang mampu menggali hukum syari’ah dari dalilnya dan mengetahui metodologinya.

Definisi lain dari orang awam di sebutkan dalam kitab tuhfatul muhtaj karya imam ibnu hajar al haitami, dalam kitab tersebut di jelaskan bahwa orang awam adalah orang yang tidak bisa membedakan antara fardlu-fardlunya shalat dan sunnah-sunnahnya shalat, sedangkan orang alim adalah kebalikannya yakni orang yang bisa membedakan antara fardlu-fardlunya shalat dan sunnah-sunnahnya shalat.

Setelah kita tahu definisi orang awam dan orang alim, sekarang kita bahas pertanyaan intinya, apakah orang awam diwajibkan untuk bermadzhab? Yang saya maksud madzhab disini adalah salah satu dari madzhab syafi’i, hanafi, maliki, dan hambali, Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah orang awam tidak wajib bermadhab atau lebih tepatnya orang awam tidak wajib konsisten dengan satu madzhab tertentu, bahkan boleh bagi orang awam untuk berpindah-pindah madzhab sesuai dengan fatwa orang alim/kiai yang di ikutinya, dalam arti orang awam tidak perlu tahu hukum A mengikuti madzhab syafi’i, hukum B ikut madzhab hanafi, dia cukup patuh pada fatwa dari orang alim/kiai.

Dalam kitab bughyatul mustarsyidin di jelasakan bahwa orang awam tidak harus bermadzhab bahkan ketika ibadah atau mu’amalah yang dia lakukan sesuai dengan pendapat qoul shohih salah satu madzhab maka hukum ibadah atau muamalahnya sah meskipun dia tidak tahu itu madzhabnya siapa. Wallahu a’lam. []

Baca Juga:  Implementasi Hak Ijbar terhadap Seorang Janda Pada Masa Kini

ﺑﻐﻴﺔ اﻟﻤﺴﺘﺮﺷﺪﻳﻦ – (1 / 257)
ﺇﺫ اﻟﻌﺎﻣﻲ ﻻ ﻣﺬﻫﺐ ﻟﻪ ، ﺑﻞ ﺇﺫا ﻭاﻓﻖ ﻗﻮﻻ ﺻﺤﻴﺤﺎ ﺻﺤﺖ ﻋﺒﺎﺩﺗﻪ ﻭﻣﻌﺎﻣﻠﺘﻪ ، ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻌﻠﻢ ﻋﻴﻦ ﻗﺎﺋﻠﻪ ﻛﻤﺎ ﻣﺮ ﻓﻲ اﻟﻤﻘﺪﻣﺔ ، ﺑﻞ ﻫﻮ اﻟﻤﺘﻌﻴﻦ ﻓﻲ ﻫﺬا اﻟﺰﻣﺎﻥ ﻛﻤﺎ ﻻ ﻳﺨﻔﻰ اﻩـ

ﺗﺤﻔﺔ اﻟﻤﺤﺘﺎﺝ ﺟ: 2 ﺻ: 109
ﻭﺃﻓﺘﻰ ﺣﺠﺔ اﻹﺱﻻﻣ اﻟﻐﺰاﻟﻲ ﺑﺄﻥ ﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﻤﻴﺰ ﻣﻦ اﻟﻌﺎﻣﺔ ﻓﺮﺽ اﻟﺺﻻﺓ ﻣﻦ ﺳﻨﻨﻬﺎ ﺻﺤﺖ ﺻﻻﺗﻪ ﺃﻱ ﻭﺳﺎﺋﺮ ﻋﺒﺎﺩاﺗﻪ ﺑﺸﺮﻁ ﺃﻥ ﻻ ﻳﻘﺼﺪ ﺑﻔﺮﺽ ﻧﻒﻻ ﻭﻙﻻﻣ اﻟﻤﺼﻨﻒ ﻓﻲ ﻣﺠﻤﻮﻋﻪ ﻳﺸﻌﺮ ﺑﺮﺟﺤﺎﻧﻪ ﻭاﻟﻤﺮاﺩ ﺑاﻟﻌﺎﻣﻲ ﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﺤﺼﻞ ﻣﻦ اﻟﻔﻘﻪ ﺷﻴﺌﺎ ﻳﻬﺘﺪﻱ ﺑﻪ ﺇﻟﻰ اﻟﺒﺎﻗﻲ ﻭﻳﺴﺘﻔﺎﺩ ﻣﻦ ﻛﻻﻣﻪ ﺃﻱ اﻟﻤﺠﻤﻮﻉ ﺃﻥ اﻟﻤﺮاﺩ ﺑﻪ ﻫﻨﺎ ﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﻤﻴﺰ ﻓﺮاﺋﺾ ﺻﻼﺗﻪ ﻣﻦ ﺳﻨﻨﻬﺎ ﻭﺃﻥ اﻟﻌﺎﻟﻢ ﻣﻦ ﻳﻤﻴﺰ ﺫﻟﻚ ﻭﺃﻧﻪ ﻻ ﻳﻐﺘﻔﺮ ﻓﻲ ﺣﻘﻪ ﻣﺎ ﻳﻐﺘﻔﺮ ﻓﻲ ﺣﻖ اﻟﻌﺎﻣﻲ ا ﻫ

M. Afthon Tomi Ubaidillah.
PP Besuk Pasuruan, Aktif di Dunia Santri Community, Mutakhorijin Fathul Wahhab PP Alfalah Ploso.

    Rekomendasi

    Hikmah

    Makna Iqra

    Sudah begitu masyhur, 17 Ramadan Tuhan menurunkan wahyu pertama sekaligus menandai Kenabian Muhammad ...

    Tinggalkan Komentar

    More in Opini