Suasana Ramadan, Sedari Wajah Mentari Bersinar Penuh Berkah Hingga Wujud Malam Padam Dan Musnah

Lain di siang hari dan di sore hari, suasana Ramadan senantiasa hadir dengan pesona yang meriah. Di sore hari menjelang waktu berbuka puasa berjajar penjual makanan menu buka puasa yang beragam, ada semacam es buah, terang bulan, kurma dan menu lainnya memenuhi pinggiran jalan.

Bahkan ada juga penjual yang tidak menyediakan menu buka puasa melainkan sekedar menjajakan petasan dan hal ini sudah barang tentu menambah penghasilan mereka sepanjang  bulan Ramadan.

Berbicara mengenai hingar bingar Ramadan yang jelas lebih seru dibanding dengan bulan-bulan lainnya. Dan hampir pada setiap bulan ramadan suasana sore hari senantiasa ramai dengan kendaraan bermotor. Beragam kepentingan yang mendorong mereka hingga berlalu-lalang di jalan raya, ada yang sekedar jalan-jalan berkendara menantikan adzan magrib berkumandang istilah lainnya “ngabuburit”, ada juga yang berkendara tanpa ada tujuan, namun ada juga yang memang bermaksud membeli perlengkapan menu buka puasa. Begitulah keseruan suasana di bulan yang penuh berkah dan ampunan ini.

Begitu beragam pemandangan memenuhi mata berbeda dengan dengan hari biasa di luar ramadan dan dari bulan ini banyak sekali pelajaran-pelajaran berharga, jelas ini merupakan momen yang paling tepat untuk meningkatkan kualitas pembersihan jiwa dan kembali kepada-Nya, mensyukuri segala nikmat dan kemurahan-Nya. Mari sesekali sempatkan diri merenung, siapkan jiwa guna menyambut datangnya malam seribu bulan ialah malam lailatul qadar, malam yang penuh dengan kebaikan. Sucikan hati agar puasa kita lebih bermakna dan semoga kemenangan dan hidayah kita dapatkan.

Begitupun yang terjadi dengan suasana di malam hari ramadan, begitu sejuknya hati diteduhkan dengan lantunan tadarus ayat-ayat Al-Qur’an baik yang berasal dari surau, langgar dan masjid-masjid beserta tempat beribadah lainnya dengan menggunakan pengeras suara.

Baca Juga:  Syauqi Empat Belas Hari

اللهم ارحمنا بالقرأن و اجعله لنا اماما و نورا و هدى و رحمة

Semoga kita beserta semua keluarga kita senantiasa dilimpahi kecintaan kepada Al-Qur’an selamanya, aamiin…

Merujuk kepada firman Allah:

وإذا قرأ القرأن فاستمعوا له و انصتوا لعلكم ترحمون

Dan bilamana dibacakan Al-Qur’an , maka dengarkan dan diamlah agar kamu mendapatkan rahmat. (QS. al-A’raf: 204)

Menurut pada ulama’ tafsir, bahwa dengan adanya perintah menyimak bacaan Al-Qur’an itu berarti  juga perintah untuk membaca Al-Qur’an. Bilamana dengan membaca Al-Qur’an saja sudah mengandung rahmat, apalagi bila membacanya.

Berikut juga hadis keutamaan membaca Al-Qur’an yang sudah cukup familiar ialah hadis dari riwayat Abdullah ibnu mas’ud. Diamana di dalamnya dikatakan bahwa bahwa sebagai balasan dari membaca satu huruf al-Qur’an adalah satu nilai kebaikan, dan sebagai balasan dari satu kebaikan adalah dilipatgandakan menjadi sepuluh. Berikut redaksi hadisnya, riwayat ibnu mas’ud:

عن عبد الله بن مسعود يقول قال رسول الله صلى الله عليه و سلم, “من قرأ حرفا من كتاب الله فله به حسنة و الحسنة بعشر امثالها, لا اقول الم حرف ولكن الف حرف و لام حرف و ميم حرف”.

Abdullah bin masud berkata, Rasulullah saw. bersabda, “ siapa saja membaca satu huruf dari kitab Allah (Al-Qur’an) maka dia akan mendapatkan satu kebaikan. Sedangkan satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan yang semisal. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim satu huruf, tapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.” (HR. At-Tirmidzi)

Semoga kita senantiasa diberikan keikhlasan untuk selalu berbuat baik dan terkhusus dalam membaca Al-Qur’an.

Berikut saya menuliskan kalimat hikmah dari Ibnu Athaillah dalam kitabnya Al-Hikam yang berbunyi:

Baca Juga:  Ramadan Bulan Perjuangan

الاعمال صور قائمة و ارواحها وجود سر الاخلاص فيها

yang artinya: “amal perbuatan itu sebagai kerangka yang tegak, sedang ruhnya adalah terdapatnya rahasia ikhlas (sir al-ikhlas) dalam perbuatan itu.”

Berdasar kepada sarah Salim Bahreisy ra. bahwa amal perbuatan menurut tingkat maqam (kedudukannya), seorang abrar keikhlasannya telah bersih dari riya’ yang demikian merujuk kepada “iyyaka na’budu” yang memiliki arti hanya kepadamu kami mengabdi/beribadah, dan tiada menyekutukan Allah kepada sesuatu yang lain. Adapun pada maqam muqarrabin ialah mengaplikasikan makna kalimat “Laa haula wa laa kuwata illaa billah” tiada dan kekuatan kecuali dari Allah, tiada kekuatan sendiri kecuali pertolongan langsung dari Allah serta Allah yang memberi hidayah dan taufiq, hal ini merujuk pada ayat “iyyaka nasta’in” yang bermakna hanya kepadamu kami meminta pertolongan. Simpelnya amal kalangan abrar disebut dengan amal lillah menghasilkan perhatian besar kepada syariat lahir dan amal yang ditekuni kaum muqarrabin disebut dengan amal billah ialah beramal dengan bantuan pertolongan Allah menembus ke dalam relung hati terdalam.

Puncak keikhlasan adalah sadar bahwa kita tidak punya kekuatan beserta Free will (kehendak bebas), melainkan sepenuhnya bergantung kepada Allah dan hanya mengharap hasil terbaik yang terbasahi dengan cahaya cinta-Nya.

اللهم انا نسئلك التوبة و دوامها و نعوذ بك من المعصة و اسبابها و ذكرنا بالخوف منك قبل هجوم خطراتها, واحمله على النجاة منها و من التفكر فى طرائقها وامح من قلوبنا حلاوة ما اجتبيناه منها, واستبدلها بالكراهة و الطمع لما هو بضدها

Kabulkan Yaa Rabbi…. []

Akh. Sulaiman
Wakil Ketua Forum Journal Mahasiswa Pasca Sarjana IAIN Madura dan Alumni sekaligus Tenaga Pengajar PP. Ummul Quro As-suyuty Pamekasan Madura.

    Rekomendasi

    Murid Itu Rezeki
    Hikmah

    Murid Itu Rezeki

    Pada awal tahun ajaran seperti ini, pasti banyak santri baru yang mendaftar mondok. ...

    Tinggalkan Komentar

    More in Opini