Hukum

Teladan Nabi dalam Pembangunan Etika Bisnis

Etika merupakan konsep tentang suatu tindakan mana yang benar dan salah. Dalam dunia bisnis etika sangat diperlukan agar usaha dapat meningkatkan harapan publik dan kualitas hubungan bisnis diantara sesama pihak bisnis semakin baik dan meningkat. Etika bisnis akan menjaga seorang pebisnis untuk tetap berada didalam aturan berbisnis. Dengan etika bisnis akan membuat para pebisnis mematuhi aturan yang ada. Artikel ini ditulis dengan tujuan untuk mengkaji ulang etika bisnis yang dijalankan oleh Rasulullah SAW. Perilaku yang harus ditanamkan didalam diri seorang pebisnis yaitu shiddiq, amanah, tabligh, dan fathanah sebagaimana perilaku Rasulullah SAW. Sehingga tidak hanya menjadi pebisnis yang sukses didunia saja namun sukses dunia dan akhirat.

Saat ini banyak orang yang memahami bisnis hanyalah sekedar bisnis, yang tujuannya hanya untuk memperoleh keuntungan saja. Hal ini tidak mengherankan jika para pelaku bisnis yang jarang memperhatikan tanggung jawab sosial dan etika bisnis. Etika bisnis dalam perspektif islam yaitu memiliki niat yang tulus, melakukan usaha yang halal, menghindari riba, tidak menjelekkan bisnis orang lain, tidak melakukan monopoli dan bisnis, membayar upah tepat waktu, daln menerapkan hukum muamalah islam lainnya (Setiani, dkk 46:2022).

Etika bisnis dalam studi islam selama ini kajiannya lebih didasarkan pada Al-Quran. Sebagai umat muslim kita mengakui bahwa Nabi Muhammad Saw adalah orang yang sukses secara finansial. Kesuksesannya tidak lepas dari keteladanan dan kebijaksanaannya sebagai pengusaha sejati. Agar dalam berbisnis para pelaku bisnis mendapat hasil yang bermanfaat, maka perlu diterapkannya nilai-nilai etika bisnis. Sehingga dalam usahanya akan memperoleh rezeki yang halal.

Menurut sejarah, pengalaman Nabi Muhammad Saw merupakan hasil dari
ketangguhannya ditengah kehidupan masyarakat jahiliyah. Sejak usia 4 tahun Nabi diajak menggembala kambing bersama anak-anak Halimah Assa’diyah. Di usia Nabi yang tergolong masih sangat muda yaitu 12 tahun beliau memiliki kecenderungan berbsnis. Nabi pernah melakukan perjalanan ke Syam bersama pamannya Abu Thalib, beliau juga sempat mengunjungi pasar-pasar dan festival perdagangan, seperti di pasar Ukaz, Majinna,Dzulmajaz dan tempat lainnya. Setelah mendapatkan gelar al-Amin para pebisnis tertarik untuk membangun jaringan bersamanya, baik ketika beliau menjadi karyawan Khadijah maupun suaminya.

Dari beberapa tulisan diatas, terlihat bahwa pentingnya nilai-nilai etika dalam bisnis. Sebagai umat muslim, Nabi Muhammad Saw merupakan teladan terbaik dalam menjalankan bisnis. Namun, perlu diperhatikan dalam penerapan etika bisnis berdasarkan sikap Rasulullah tidaklah mudah, dibutuhkan kesadaran, kecerdasan, dan komitmen yang kuat.

Etika bisnis dalam perspektif islam sangat berkaitan dengan prinsip yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau adalah seorang pengusaha besar pada masanya. Keberhasilan Nabi dalam membangun bisnis sudah terlihat dari sikapnya yang berani, sebab sejak kecil beliau sudah bergelut dengan dunia bisnis. Dalam praktek menjalankan bisnisnya, Nabi memiliki etika bisnis seperti berikut.

Yang petama yaitu kejujuran (shiddiq). Kejujuran merupakan etika dasar dalam praktek menjalankan bisnis. Masyarakat Mekkah memberinya gelar al-Amin (dapat dipercaya), berdasarkan kebiasaan dalam kehidupan sehati-harinya baik sebelum atau sesudah menjadi pelaku bisnis. Beliau jujur dalam memperjualkan barang dagangannya. Kejujuran disini mencakup banyak hal seperti tidak menyembunyikan kecacatan pada barang dagangan, tidak mengurangi timbangan, tidak melakukan penipuan, dan lain-lain.

Namun, kejujuran pada masa sekarang berbeda, perspektif orang masa kini ialah” bisnis merupakan kegiatan mencari keuntungan yang menghasilkan banyak uang.” Kejujuran merupakan etika dasar dalam bisnis, namun di masa sekarang ini terdengar aneh dan naif sebab saat ini banyak pedagang yang curang dalam berdagang sudah lumrah terjadi. Padahal kegiatan bisnis yang tidak didasari dengan kejujuran dapat membuat bisnisnya tidak bertahan lama. Namun beberapa pebisnis sudah mulai menyadari kejujuran adalah kunci keberhasilan, termasuk kuncin agar bisnis mampu bertahan dalam jangka waktu yang panjang di tengah persaingan yang kian ketat.

Melakukan kecurangan (tidak jujur) sudah menjadi kebiasaan buruk bangsa Arab dalam menjajakan barang dagangannya. Seperti tidak memberi tau calon pembeli mengenai kecacatan barang dagangan, mengurangi timbangan. Cara berdagang mereka terdapat unsur penipuan yang mana tidak mencerminkan etika dalam berbisnis. Ditengah praktek kecurangan seperti ini, kemudian Nabi Muhammad SAW muncul sebagai pelaku bisnis yang mengedepankan kejujuran. Yang dikemudian hari mengantarkannnya mendapatkan gelar alAmin.

Yang kedua, yaitu amanah (dapat dipercaya). Amanah, yang dikenal mempunyai arti tanggung jawab, ialah kualitas kejujuran dan tanggung jawab yang dimiliki seorang. Dalam menjalankan bisnis diperlukan kepercayaan antara pedagang dan pelanggan. Pemilik bisnis (pedagang) bertanggung jawab sesuai dengan kesepakatan awal dengan pembeli tanpa rasa malu.

Nabi Muhammad Saw menggunakan prinsip amanah dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Seperti ketika diberi amanah Khadijah untuk membawa barang dagangannya ke negeri Syam, beliau menjaga barang dagangan tersebut dengan baik dan memperjualkannya sesuai dengan amanah.

Kejujuran dalam dunia bisnis menunjukkan kualitas professional yang dimiliki seseorang. Setiap orang yang masuk dalam dunia bisnis harus menjaga sifat amanah. Sesuai perjanjian diawal, bahwa produk yang memuaskan pelanggan adalah produk yang memenuhi perjanjian antara pedagang dan pelanggan.

Yang ketiga, yaitu tabligh yang berarti menyampaikan. Berbisnis harus sesuai dengan kondisi barang, tanpa disembunyikan atau ditambah-tambahkan keunggulan atau kualitasnya. Komunikasi dalam berbisnis sangat penting dan harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh semua kalangan. Nabi Muhammad selalu menyampaikan informasi sesuai dengan fakta dari barang dagangannya tanpa menyembunyikan kekurangan, dan selalu berterus terang. Prinsip ini sesuai dengan bisnis masa sekarang yang dituntut untuk terbuka terhadap pelanggan dan masyarakat.

Yang keempat yaitu fathanah yang memiliki arti ilmu pengetahuan. Fathanah juga dapat diartikan cardas dan bijaksana. Dalam dunia bisnis seorang pelaku bisnis harus bisa memahami dan mengenal tugas dan tanggung jawab bisnisnya dengan baik. Dengan memiliki sifat ini, pebisnis dapat menumbuhkan dan mengembangkan kreativitas dalam melakukan berbagai inovasi yang sangat diperlukan dalam bisnisnya

Kecerdasan Nabi Muhammad terlihat ketika beliau memahami dan mengelola
bisnisnya serta dapat membaca situasi pasar. Kemampuan beliau dalam beradaptasi dan negosiasi dengan adil ditambah dengan pengambilan keputusan yang tepat merupakan bukti kecerdasan yang dimilikinya dalam dunia bisnis

Rekomendasi

Tinggalkan Komentar

More in Hukum