Sebagai bukti dan bakti terhadap Resolusi Jihad 22 Oktober 1945, Hari Santri Nasional (HSN) 2019 serempak dirayakan dan diperingati di lebih dari 28.000 Pesantren se-Indonesia di bawah naungan Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) atau Asosiasi Pondok Pesantren Nahdlatul Ulama (NU), mulai dari upacara, lomba-lomba dengan mengenakan sarung, kirab budaya, ngaji literasi, bazar buku dan bahkan jambore nasional atau kemah ala santri.

Peringatan HSN kali ini kian meriah lantaran sehari sebelumnya Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin dilantik menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia, di satu sisi dan segera dirilisnya film The Santri di sisi lain. Tak ketinggalan lagu Indonesia Raya, mars Syubbanul Wathon (Hubbul Wathon) dan mars Hari Santri berkumandang di mana-mana.

RMI kabupaten Bogor bekerja sama dengan toko buku Gramedia dan penerbit Quanta Elex Media Komputindo (Gramedia grup) mengadakan Ngaji Literasi, Badah Buku Peradaban Sarung, Diklat Penulisan Buku dan Jambore Nasional secara serentak di tiga titik, yakni: Pesantren Cinta Rasul Cibungbulang Bogor, Pesantren Ummul Qura Al-Islami Leuwiliang Bogor dan Pesantren Modern Sahid Pamijahan.

Dimulai dari Jambore santri di Pesantren Cinta Rasul sejak 18 Oktober, kemudian disusul dengan bedah buku Peradaban Sarung (Veni, Vidi, Santri) karya Ach Dhofir Zuhry pada 21 Oktober 2019 yang melibatkan ribuan santri. Tak tanggung-tanggung bazar buku, bedah buku, klinik penulisan buku dan penulisnyapun didatangkan langsung oleh panitia.

Santri Ngaji Literasi

Sehari kemudian, giliran Pesantren Ummul Quro Al-Islami yang mengadakan bedah buku Peradaban Sarung dan ngaji Literasi dengan melibatkan 5.000 santri. Acara yang dimulai dari jam 9.00 WIB dengan penampilan musik religi santri ini disambut antusias para santri dan guru. Bedah buku dan lokakarya penulisan buku kian meriah karena ada pembagian doorprize dari penerbit Quata.

Baca Juga:  Hari Santri: Kontekstualisasi Ruhul Jihad di Era Pandemi

Pukul 13.00 WIB giliran Pesantren Modern Sahid yang mengadakan motivasi literasi plus klinik penulisan buku untuk santri SLTP. Lagi-lagi, semarak HSN kian meriah di Pesantren yang berada di atas bukit itu. Suasana perayaan hari santri sudah sangat terasa begitu rombongan jambore dan narasumber melintasi pinggang bebukitan hingga masuk masjid di mana lokasi berlangsung.

Sekali lagi, RMI NU Kabupaten Bogor mempertegas peran santri tidak hanya dalam menjaga kebinekaan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, tapi juga melek literasi serta merespon tantangan revolusi industri 4.0.

Ketua RMI NU Kabupaten Bogor, KH. Abdul Basith, M.Si dalam sambutannya menyampaikan: “santri menguasai kitab kuning dan menjadi ahli agama itu sudah biasa. Tapi, kelau tidak menulis, melek digital dan teknologi informasi, kaum sarungan akan ketinggalan.” Sementara itu, Ketua RMI NU Jawa Barat, Dr. KH. Amin Maulana, MA yang hadir di Pesantren Cinta Rasul mengapresiasi acara Jambore dan Ngaji Literasi itu, “santri tidak boleh minder, NKRI ini pernah punya presiden santri, dan kemarin wakil presiden santri juga baru saja dilantik. Para santri harus menjadi pemimpin dunia dalam segala bidang. Mari kita jaga nilai-nilai lama yang positif dan kita tumbuhkembangkan hal-hal baru yang lebih baik.”

Dari penerbit Quanta Elex Media Komputindo (Gramedia grup), bapak Budi Yana menyampaikan apresiasi yang luar biasa kepada RMI NU Bogor dan Pesantren, “pesantren tidak hanya menjaga kerukunan dan menjadi panglima perdamaian dunia, tapi juga menjadi pionir kebangkitan literasi di Indonesia”, yang disambut dengan gemuruh tepuk tangan para audien. (Rls)

Redaksi
Redaksi PesantrenID

Rekomendasi

Tinggalkan Komentar

More in Santri