Strategi dan Etika Demokrasi Politik dalam Islam

Sebagai negara yang berdaulat, Indonesia mempunyai kedaulatan penuh berada pada rakyatnya untuk memastikan siapa yang pantas menjadi sebagai kepala negara, dan struktur kepala bawahannya baik tingkat provinsi hingga kelurahan. Selain itu, Indonesia dipandang sebagai negara hukum sehingga tidak heran bila sistem perpolitikan di Indonesia tergolong sangatlah aktif. Dalam hal ini, dibutuhkan strategi politik yang akan mengatur bagaimana jika terjadi pemenangan ataupun pertarungan untuk berhasil memperebutkan kursi kekuasaan. Etika demokrasi politik cenderung lebih mengarah kedalam kelompok etika sosial yang membahas norma-norma moral yang menimbulkan sikap dan tindakan antara manusia satu dengan yang lainnya.

Berkaitan dengan etika politik implementasi yang seharus dilaksanakan adalah kekuasaan dan kewenangan yang dicari bukanlah hanya untuk kepentingan sendiri atau pribadi saja, akan tetapi sebagai alat untuk melayani dan mengayomi tujuan kepentingan manusia atau warganya.

Allah SWT Berfirman QS. Shad Ayat 26:

يَادَاوُدُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلا تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ (ص:26)

Artinya:Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah SWT. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah SWT akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.” (QS. Shad: 26).

Dengan demikian, seyogyanya etika yang harus selalu dikedepankan bagi setiap politisi perlunya menanamkan etika politik sebagai bahan evaluasi serta pengendali dari kekuasaan politik dan sarana meminimalisir penyalahgunaan terhadap jabatan kekuasaan yang sedang diamanahkan kepada dirinya. Karena jika penyelewengan kekuasaan ini terjadi maka akan berdampak buruk bagi pertumbuhan dan kemajuan bagi daerah yang dipimpin, dan menjadi akar permasalahan yang berdampak buruk bagi generasi-generasi selanjutnya.

Baca Juga:  Kontinuitas Islam dan Syariat

Partisipasi masyarakat mempunyai peranan penting dalam sebuah keberhasilan yang terjadi baik pemenangan atau pertarungan politik yang memperebutkan posisi jabatan penting sebagai calon kepala daerah atau legislative yang menghendaki kekuasaan dan keberpengaruhannya di tengah-tengah masyarakat sebagai seorang kepala yang mengatur kebijakan dan keputusan penting pada suatu daerah.

Allah SWT berfirman QS. An-Nisa Ayat 58-59:

 إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا (٥٨)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا 

Artinya:Sesungguhnya Allâh menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allâh memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.

 Sesungguhnya Allâh adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allâh dan ta’atilah Rasûl(-Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allâh (al-Qur’an) dan Rasûl (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allâh dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”(An-Nisâ’/4:58-59).

Berbagai rupa dinamika dan intrik politik pada kontestasi politik di aras lokal menandakan bahwa iklim politik yang tumbuh dan berkembang sangat mewarnai kehidupan sosial dan politik di daerah, mulai dari yang halus sampai yang kasar; mulai dari yang tersirat sampai yang tersurat; bahkan mulai dari yang elegan sampai yang tidak bermartabat. Politik memang memberikan giuran yang menjanjikan untuk merebut kekuasaan atau berkuasa dan semua aktor politik merasa memiliki kemampuan untuk memenangkan kontestasi politik khususnya pada aras lokal dan pada level ini para aktor seringkali melupakan kalkulasi-kalkulasi politik. Oleh sebab itu, strategi politik menjadi kunci penting dalam kontestasi politik, bagaimanapun kegagalan merencanakan kemenangan berarti sedang merencanakan kegagalan dalam kontestasi politik. Strategi politik memegang peran yang sangat penting untuk dicermati. Karena itu, tulisan sederhana  ini  berupaya  untuk  memberikan gambaran  situasi  politik  dan  strategi  politik berdasarkan pendekatan struktural fungsional, pendekatan  elite-massa  dan  pendekatan  aktor khususnya  partai  politik  dalam  menghadapi kontestasi politik pada ranah politik lokal.

Baca Juga:  Imam Sibawaihi, Zumbur dan Politik
Strategi Menembus Pasar

Menurut Peter Schroder, strategi menembus pasar bukanlah menyangkut ditariknya pemilih lawan atau warga yang selama ini tidak aktif dengan memberikan penawaran yang lebih baik atau baru, melainkan penggalian potensi yang sudah ada secara lebih optimal, atau penggalian bagian  yang  dimiliki  dalam  kelompok  target dimana keberhasilan telah diraih sebelumnya.

Hal ini menyangkut pemasaran program yang dimiliki secara  lebih  baik  dan  peningkatan  intensitas keselarasan antara program dan individu, seperti halnya memperbesar tekanan terhadap kelompok-kelompok target. Bagi organisasi ini berarti:

  • Peningkatan motivasi  multiplikator  dan pemegang jabatan, melalui iklan keuntungan yang ditawarkan secara lebih baik.
  • Pemanfaatan jalur komunikasi yang baru
  • Perbaikan argumentasi melalui pembinaan.
  • Penggerakan emosi kelompok target dengan memanfaatkan iklim/keadaan tertentu dengan menciptakan gambaran  musuh
  • Investasi haruslah dilakukan dalam bidang kehumasan dan bagi pembinaan.
Apa hubungan antara Islam dan politik?

Islam meletakkan politik sebagai salah satu upaya agar dapat memecahkan segala urusan yang berkaitan dengan umat, sehingga dengan demikian Islam dan politik sama sekali tidak boleh dipisahkan antara keduanya, karena islam sendiri jika tanpa adanya  politik dapat menumbuhkan sistem pemerintahan di mana kaum muslim yang tidak mempunyai kebebasan dalam melakukan syariat agama islam.

Adapun politik merupakan ilmu pemerintahan atau dalam agama islam disebut ilmu siyasah atau ilmu mengenai tata negara. Politik dalam islam mengarah kepada kegiatan umat yang berusaha untuk mendukung dan melaksanakan syariat islam melalui sistem kenegaraan dan pemerintahan.

Politik Islam merupakan sebuah manifestasi kekuasaan yang melahirkan sikap dan perilaku dalam politik. Apabila masyarakat Indonesia tidak memahami politik yang ada di negara Indonesia maka yang terjadi perpolitikan agar sesuai dengan syariat islam. Maka akan memicu terjadinya keseimbangan kekuasaan antara masyarakat dengan pemangku kebijakan sehingga kebebasan berpendapat akan terancam menjadi hilang.

Baca Juga:  Peringatan Satu Abad NU di London, Dakwah Islam Indonesia di Inggris Raya

Semoga kita semua individu manusia yang kelak akan dimintai pertanggungjawabannya berhasil memimpin dengan jujur dan amanah kepada rakyatnya mempergunakan kekuasaan dengan tidak lupa dengan warga yang dipimpin dan derah atau wilayah yang dipimpin menjadi daerah yang unggul baik di sektor apapun. Aamiin. []

A’isy Hanif Firdaus, S.Ag.

Sekretaris Umum Ikatan Keluarga Al-Fajar (Babakan-Tegal), Sekretaris PR. IPNU Dukuh Kedawon, Lembaga Pers dan Penerbitan PAC. IPNU Kec. Larangan, Kab. Brebes Aktivis Kopi Nusantara

A’isy Hanif Firdaus
Anggota Gusdurian UIN Walisongo Anggota Relawan lindungihutan.com Semarang Anggota Pelita Semarang

Rekomendasi

Tinggalkan Komentar

More in Opini