Musnid Ad-Dunya, Syaikh Yasin Al-Fadani, menulis biografi Syaikhona Kholil Bangkalan dalam beberapa lembar kertas yang lebih banyak memuat perjalanan ilmu Syaikhona Kholil selama di Mekkah, sejak usia masih muda.
Para ulama kenamaan dari mazhab Syafi’i di tanah suci seperti Sayid Ahmad Zaini Dahlan, Syaikh Abdul Hamid Asy-Syarwani (penulis Hasyiyah Syarwani) dan Syekh Nawawi al-Bantani sudah banyak diserap ilmunya oleh Syaikhona Kholil, baik Fikih, Hadis, dan sebagainya. Ini menunjukkan bahwa Syaikhona Kholil benar-benar ulama yang ahli dalam keilmuan Islam, meskipun hari ini, di Madura khususnya, lebih sering menerima kekaromahan Syaikhona Kholil.
Dari sinilah Syaikh Yasin menulis gelar Syaikhona Kholil sebagai seorang “imam” yang arif billah, masyhur dengan karomahnya, alim, ahli ilmu qiraah, dhabith, ahli tafsir, ahli sanad, sufi, mursyid, zuhud, wira’i, dan tentu saja ahli fikih serta ahli ibadah.
Maka tidak aneh jika beliau memiliki karya kitab. Saat ini baru ditemukan 14 Manuskrip karya Syaikhona Kholil Bangkalan, yang kebanyakan ditemukan berada pada murid-murid Syaikhona Kholil dan mereka menjadikan kitab tersebut sebagai pusaka berharga karena setelah ditulis oleh Syaikhona Kholil kitab tersebut dihadiahkan dan diberikan kepada murid-muridnya.
Lajnah Turats Ilmi Syaikhona Kholil (Dzuriyah Syaikhona Kholil) kali ini menerbitkan dua kitab beliau:
Pertama, Catatan dan penjelasan tentang Ilmu Qawaid I’rab. Semacam nazam dari kitab Mughni al-Labib Ibnu Hisyam. Memang ini bukan untuk pemula santri. Saya dulu mempelajari ilmu jenis ini bersamaan dengan pelajaran Alfiyah di Pondok Ploso Kediri.