SantriUlama

Trio Gus Milenial; Gus Baha, Gus Miftah, dan Gus Muwaffiq

Saya termasuk yang percaya bahwa NU tidak akan pernah kehilangan tokoh di setiap zamannya. Di zaman kolonial sampai kemerdekaan Indonesia ada Ulama-ulama kharismatik seperti Hadratus Syeikh KH. Hasyim Asy’ari, KH. Abdul Wahab Chasbullah, K.H. Bisri Syansuri, K.H. Abbas Buntet dan banyak lagi Ulama-ulama luar biasa Indonesia. Begitu pula ketika zaman Orde baru ada sosok seperti K.H. Ahmad Shiddiq, ada juga yang tak pernah bakal bisa dilupakan, yaitu Gus Dur.

Bahkan Gus Dur jadi salah satu sosok kunci dalam masa reformasi yang kemudian dilanjutkan oleh K.H. Hasyim Muzadi. Dan sekarang, di zaman yang seperti ini muncul tokoh sekaliber K.H. Said Aqil Siraj yang secara keilmuan tak perlu diragukan lagi. Mungkin kita bisa menyebut, “kamus berjalan”. Dan memang akan selalu ada tokoh-tokoh NU yang tepat di setiap zamannya. Termasuk yang baru kapundut, Mbah Maimun Zubair dengan segala ke’alimannya. Kiai kharismatik NU yang lahir tepat di hari sumpah pemuda, 28 Oktober 1928 silam.

Begitu pula di dunia dakwah, akan selalu seperti itu. Ketika kondisi orang-orang terlalu ‘serius’ dan kaku dengan gaya pemahaman Islammnya, NU punya Kiai Anwar Zahid yang begitu jenaka dalam menyampaikan dakwahnya. Ya begitulah gaya NU, penuh humor tapi tak pernah melupakan isi.

Tak jamin, mayoritas masyarakat Indonesia apalagi NU pasti tahu Kiai Anwar Zahid. Guyonane seger, bikin kita ngga pernah ngantuk kalau denger ceramahnya. Entah dari mana, jokenya selalu seger dan hampir di semua pengajian yang saya lihat melalui chanel-chanel online, isinya beda-beda semua. dan semuanya lucu.

Dan sekarang ada yang sedang terus menarik perhatian masyarkat Nahdliyin khususnya dan mungkin umat Islam Indonesia secara umum. Siapa itu? Gus Baha. Santrinya Mbah Moen yang sekarang adalah Rais Syuriah PBNU. Saya termasuk penggemar beratnya. Gus Baha itu asyik penjelasannya, pendekatannya selalu pakai logika, bahkan untuk mengqiyaskan hal-hal yang tak logis. yang bikin tambah kesengsem lagi dengan Gus Baha adalah penampilannya yang santri tri. Sederhana banget. Tapi keluasan ilmunya beliau tak sesederhana penampilannya.

Baca Juga:  Gus Baha Cendekiawan Rakyat Melawan Hegemoni

Karene nyatanya adanya yang menunjukkan penampilan dengan beraneka simbol, tapi keilmuannya tak sekomplek itu.

Di kalangan anak-anak muda, ada Gus Miftah yang dengen Bahasa gaul dan slengekannya telah berhasil meramaikan dunia dakwah Indonesia. Ngga main-main, dari lokalisasi, diskotik, sampai preman-preman dijadikan sasaran dakwahnya. Prinsipnya lampu itu harus dinyalakan ditempat yang gelap, dan nyapu itu ditempat yang kotor. Gus Miftah ini boleh dibilang seperti melanjutkan gaya dakwah Gus Miek Ploso yang juga terkenal seperti itu.

Gus Miftah jadi tambah ramai selain karena kontroversi tempat dakwahnya, juga karena Dedy Corbuzier yang berhasil tertarik dan masuk Islam karena gaya dakwahnya. Gus Miftah, sekarang adalah pengurus Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU).

Selain Gus Baha dan Gus Miftah, ada Gus Muwaffiq yang tak perlu diragukan keilmuannya. Wawasannya tentang Islam Nusantara pada khususnya menjadikan dakwah di Indonesia semakin beragam. Gus Muwaffiq telah membawa pencerahan tersendiri tentang pentingnya memahami sejarah dakwah di Bumi Nusantara. Dan alhamdulillah, tanpa sengaja saya berjumpa dengan beliau di sebuah rumah makan di Lombok.

Saya yakin, masih banyak Gus Baha Gus Baha lainnya, Gus Miftah Gus Miftah lainnya, dan Gus Muwaffiq Gus Muwaffiq lainnya yang akan muncul berikutnya. Karena saya yakin, NU selalu akan memiliki tokoh di setiap zamannya.

Ketika ada kelompok-kelompok yang begitu getholnya mengatakan amaliyah NU sesat, pemahaman NU itu melenceng dan sebagainya, maka ada Gus Baha yang mampu menjelaskan dengan Bahasa santun dan luar biasa mudah dipahami. Ketika ada kelompok Islam yang gayanya kepreman-premanan, di NU ada Gus Miftah yang kalah premannya. Dan ketika banyak yang menghujat Islam Nusantara, ada Gus Muwaffiq yang dengan ilmunya menjelaskan secara detail duduk masalahnya.

Baca Juga:  Menjunjung Jangan Sampai Tersandung

Luar biasa kan, sebab NU itu memang luar biasa.

Tulisan ini juga dimuat di https://kangslamet.com/gus-baha-gus-miftah-gus-muwaffiq.html

Slamet Tuharie
Alumni Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Aktif menulis di blog pribadi kangslamet.com.

Rekomendasi

The Power of Istighfar
Hikmah

The Power of Istighfar

Dalam filosofi islam, istihgfar mempunyai makna, seseorang yang senantiasa memohon ampunan atas kesalahan, ...

2 Comments

  1. […] gus Baha, gus Muwafiq atau gus Miftah, setidaknya membawa warna baru dalam dakwah Islam. Dimensi dakwah tidak melulu menampilkan tata […]

  2. Satu lagi min..
    Gus kautsar 😍😍😍

Tinggalkan Komentar

More in Santri