Pesantren.id – Kabar duka kepergian kiai Hilman Abdurrahman masih menyelimuti keluarga, santri, warga NU dan masyarakat Cianjur pada umumnya.
Disamping aktif mengajar para santri, beliau juga produktif menulis dan aktivitas lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Kiai Hilman lahir di Cianjur, 07 September 1951, putra ke dua dari pasangan Mama KH Ahmad Faqih dan Umi Hj. Qoni’ah yang merupakan pendiri Pondok Pesantren Al Musri
Ciranjang Cianjur.
Beliau menyelesaikan pendidikan secara runut dan panjang, mesantren dari satu lokasi ke pesantren lain. Beliau mulai mengaji langsung pada abahnya, yaitu Mama Al-Musri dalam berbagai disiplin ilmu, mulai dari ilmu dasar sampai ilmu tinggi. Setelah dianggap cukup dewasa, atas perintah dari Mama Al-Musri maka pengembaraan intelektualitas keilmuannya dilanjutkan ditempat lain, diantaranya memperdalam secara intensif Ilmu Qiro’at dan Ulumul Qur’an kepada Mama KH Tubagus Sanusi bin KH Muhammad Pesantren di daerah Kadu Merak, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.
Karya-karya beliau diantaranya, Risalah Qiroatus Sab’ah, Panduan Tajwid ala Al Musri, Tuntunan Amal Iman, Islam-Ikhsan, Nadhoman-Nadhoman, Panduan Istighotsah Sugro dan Kubro sebagai amalan Haolan Al-Musri.
“Semenjak kepergian beliau pada hari Sabtu, 12 Juni 2021 hingga kini, sikap kehangatannya sebagai orang tua, bapak dan guru sangat saya rasakan,” ujar Aang Rif’at putera ke empat Kiai Hilman.
Selamat jalan Kiai, selamat berpulang menuju keabadian. Kepergian panjenengan adalah kepergian ilmu, teladan, dan yang terpenting adalah kepergian sanad keilmuan, kitab, dan banyak amalan. []