Masyayikh Tarekat (13) Muhammad Baba as-Samasi

Syeh Yusuf bin Ismail an-Nabhani dalam Jami’ Karomatil Auliya’ (JKA, I: 255) menyebutnya sebagai “termasuk pembesar thariqah Naqsyabandiyah”. Sementara dalam kitab at-Thariqah an-Naqsyabandiyah wa A’lamuha (TNWA) disebut nama lengkapnya adalah Muhammad Baba as-Samasi, dilahirkan di wilayah Samas, yang terletak 3 mil dari Bukhara, tetapi tidak disebut angka tahunnya. Beliau belajar ilmu-ilmu aqliyah dan naqliyah, kemudian bersuhbah dan menjadi murid Khawaja Azizan Ali ar-Ramitani, dan menerima bimbingan untuk melakukan disiplin mujahadah dan riyadhah.

Setelah itu, Khawaja Muhammad Baba as-Samasi menjadi khalifah Khawaja Azizan Ali ar-Ramitani, dan memiliki banyak keramat yang diceritakan beberapa sumber. Di antara keramatnya disebutkan dalam kitab JKA, adalah beliau diberi basyarat dan melihat munculnya Syeh Muhammad Baha’udin Naqsyabandi sebelum dilahirkan ke bumi. Suatu ketika beliau berjalan di desa, Qashrul Arifan, lalu dia berkata kepada beberapa sahabatnya: “Sungguh aku menemukan dari tanah ini bau seorang arif.”

Ketika Khawaja Muhammad Baba as-Samasi berjalan lagi pada suatu hari lain di wilayah sebelumnya, beliau berkata lagi kepada sahabat-sahabatnya: “Sungguh aku melihat bau (seorang arif) semakin bertambah, dan itu adalah setelah kelahiran Syeh Muhammad Bahaudin Naqsyabandi setelah 3 hari. Dan ketika melihat bayi itu, Khawaja Baba mengatakan: “Ini adalah anakku.” Khawaja Baba Samasi kemudian berkata kepada para sahabatnya: “Inilah seorang arif yang aku beri isayarat kepada kalian semua, sesungguhnya aku menemukan baunya di desa ini, dan dalam waktu dekat insyaAllah seorang arif ini akan menjadi teladannya para makhluk.”

Setelah menginjak remaja, ketika Muhammad Bahaudin Nasyabandi diterima oleh Sayyid Amir Kullal sebagai murid di lingkaran Khawaja Baba Samasi, maka beliau berkata kepada Sayyid Amir Kullal: “Ini adalah anakku, jangan sampai terlena memberikan tarbiyah kepadanya. Apabila engkau terlena dalam mentarbiyahnya, sungguh aku mendapati diriku, tidak meridhaimu selamanya” (JKA, I: 255).

Baca Juga:  Masyayikh Tarekat (16): Khawaja Muhammad Ala'udin Athar (802 H./1399 M.)

Beberapa keramatnya yang lain ketika bersama Syeh Ali ar-Ramitani juga diceritakan oleh beberapa sumber. Baba as-Samasi wafat tahun 740 atau 755 (1340 atau 1354 M.). Ketika wafat meninggalkan banyak murid dan khalifah yang terkenal, dan di antara mereka yang masyhur adalah Sayyid Amir Kullal al-Bukhari (TNWA, 1987: 131). [HW]

Nur Kholik Ridwan
Intletual Muda NU, Gusdurian Tinggal di Yogyakarta

    Rekomendasi

    1 Comment

    1. […] melihat Muhammad Bahaudin an-Naqsyabandi mengalami jadzbah. Sayyid Amir Kullal al-Bukhari bersama Syeh Baba Samasi selama 20 tahun. Pada waktu sebanyak itu, beliau menekuni dzikir dan tarekat, melakukan khalwat dan […]

    Tinggalkan Komentar

    More in Ulama