“Ketika Cinta sudah menguasai hati sehingga mengalahkan hawa nafsu, maka tidak ada kebahagiaan di dalam hidup kecuali bersama seorang yang dicintai
Sebagaimana yang di ceritakan para Ulama kisah Sayidatuna Zulaikha ketika mencapai tingkatan Maqam ma’rifatullah.
Ketika Zulaikha sudah beriman kepada Allah dan Beliau di nikahi oleh Nabi Yusuf A.S. Zulaikha sering mengisolasikan diri dan menyendiri, Semua waktunya di gunakan untuk bermesraan, bermunajat dan mengoptimalkan ibadah kepada Allah SWT.
Ketika suatu hari, masih dalam hari-hari pengantin barunya tepatnya pada siang hari layaknya pengantin baru umumnya Yusuf mengajak Zulaikha ke kasur pengantin nya,
Yusuf berkata “Wahai Adinda Zulaikha, mari kita ke kasur pengantin kita, untuk menumpahkan Semua perasaan cinta kita” pinta Yusuf.
Namun sayang ajakan Yusuf ditolak oleh Zulaikha dengan tanpa alasan, Zulaikha berkata “Maaf kakanda Yusuf, ini belum saatnya ini masih siang nanti malam saja” tolak Zulaikha dengan lembut.
Dan saat malam hari tiba Yusuf kembali mengajak Zulaikha dengan isyarat “Zulaikha apakah ini sudah waktunya??” Tanya Yusuf sambil memandang Zulaikha
Tetapi Zulaikha masih saja menunda-nunda dan kembali menolak ajakan Yusuf sama seperti siang tadi tapi kali ini dia menolak dengan alasan, dia berkata “maaf kakanda ini sudah terlalu larut malam, besok siang saja” Lalu dia berkata lagi
“Kakanda Yusuf.. maaf aku mencintaimu Sebelum aku aku mengenal Allah SWT. Setelah aku mengenal Allah SWT, cinta sejatiku hanyalah Allah, tidak tersisa sedikitpun cintaku untuk selain-Nya, aku tidak ingin menduakanya dan aku tidak ingin mencari pengganti-Nya di hatiku”
(Kita tahu padahal sebelumnya Zulaikha beriman pada Allah Zulaikha sangat tergila-gila dengan ketampanan paras wajah Yusuf, bahkan ingin sempat memaksa mengajak Yusuf zina dengan menarik baju bagian belakang Yusuf sehingga menyebabkan baju belakang Yusuf sobek.
Cerita ini di abadikan di Al-Qur’an Surah Yusuf ayat 23:
وَرَاوَدَتْهُ الَّتِي هُوَ فِي بَيْتِهَا عَنْ نَفْسِهِ وَغَلَّقَتِ الْأَبْوَابَ وَقَالَتْ هَيْتَ لَكَ ۚقَالَ مَعَاذَ اللَّهِ ۖإِنَّهُ رَبِّي أَحْسَنَ مَثْوَايَ ۖإِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ (يوسف :٢٣)
“Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: “Marilah kesini.” Yusuf berkata: “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.” Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung”.)
Karena Zulaikha selalu menolak ajakan Yusuf, Yusuf pun sampai memberitahu kan Wahyu yang dia dapat dari Allah SWT. Yusuf berkata pada Zulaikha “Wahai Adinda Zulaikha, Allah SWT telah memberikan Khabar kepadaku, bahwasanya akan keluar dari rahimmu dua orang anak yang kelak Allah akan mengangkat keduanya menjadi Nabi” (Menurut Ibnu Katsir nama keduanya adalah Afrayim dan Mansa).
Lalu dengan menunduk malu Zulaikha berkata “Wahai kakanda jika Allah benar mengkabarkan demikian, Allah akan menjadikan ku jalan untuk keluarnya dua orang nabi yang akan menjadi anak ku, maka aku taat atas perintah Allah, seorang yang mencintai Allah tidak akan membangkang perintah Allah” dan Zulaikha pun berjalan ke kasur pengantin nya, duduk mendekati Yusuf, menyerahkan sepenuh jiwa dan raganya untuk untuk mencurahkan semua rasa cinta dan berbisik pelan kepada Yusuf
” Monggo kakanda.. sekarang lah saatnya”
kedua nafas mereka pun saling melebur menjadi satu dalam kehangatan dan mereka berdua pun tenggelam mereguk lautan asmara.
Diterjemahkan bebas dari kitab Ithafu al-Sadah al-Muttaqin juz 12 hal 453-454.
Yang merupakan Syarah/penjelasan dari karya monumental Imam Al-Ghazali Ihya’ ‘Ulumuddin.
Sungguh indahnya kisah cinta mereka berdua, cinta mereka bukan karena nafsu semata, namun kisah benar-benar di landasi dengan ketaatan pada Allah SWT.
Maka tak heran jika ada pengantin yang berbunyi :
اللهم الف بينهما بمحبتك كما الفت بين يوسف وزليخا
“Ya Allah satukanlah kedua mempelai pengantin dengan perasaan cintamu, sebagaimana Engkau menyatukan Yusuf dan Zulaikha”. []