Drs.H.Syahrul Yadi, M.Si: Moderasi Beragama dalam Pendidikan Islam

Pontianak – NU Khatulistiwa, Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Provinsi Kalimantan Barat yang sekaligus merupakan Kepala Kantor Kementrian Agama Provinsi Kalbar Drs.H.Syahrul Yadi, M.Si menyampaikan materi “Moderasi Beragama dalam Pendidikan Islam” dalam agenda Focus Group Discussion yang diselenggarakan oleh Yayasan Pendidikan Muslimat NU Kalbar, Selasa, 26/10 bertempat di Grand Mahkota Hotel Kota Pontianak dan disiarkan secara langsung melalui Zoom Meeting dan youtube NU Channel.

Menurutnya, Moderasi beragama ini menjadi amanah negara kepada kementrian agama karena kementrian agama menjadi garda terdepan dalam menjaga moderasi beragama.

Menurutnya moderasi adalah upaya mengurangi kekerasan dan menghilangkan keekstreman. Kekerasan ini merupakan sifat fitrah manusia yang tidak bisa dihilangkan namun dapat dikurangi agar tidak menjadi ekstrem.

Indonesia menurutnya mulai dari sejak merdeka hingga saat ini didasarkan pada perbedaan dan keanekaragaman sebagaimana termanifestasikan dalam Bhineka Tunggal Ika yakni berbeda namun tetap satu.

Oleh karenanya, makna moderasi secara filosofis adalah mempertemukan serta menjembatani antara kelompok yang ekstrem kanan yang terlalu tekstualis dan kelompok ekstrem kiri yang kontekstual, Sehingga kemudian moderasi beragama ini dibutuhkan dalam rangka menjadikan Indonesia ini senantiasa abadi,

Menurutnya, Moderasi beragama perlu diimplementasikan dan masuk dalam dunia pendidikan. Tugas seorang guru diantaranya punya tugas menjadi komandan moderasi bagi para peserta didiknya. Ia mencontohkan guru hendaknya menginternalisasikan nilai-nilai moderasi beragama dalam pendidikan islam seperti toleransi, hidup harmonis, dan lain sebagainya kepada peserta didiknya.

“Jika guru tepat dalam mendidik dan mengajar anak didinya maka masa depan Indonesia kelak akan cerah, sebaliknya jika guru salah dalam mendidik dan mengajar anak-anaknya maka yang terjadi sebaliknya Indonesia akan hancur. Tugas guru adalah mewariskan kognitif, afektif, dan psikomotorik kepada peserta didik agar senantiasa hidup tentram tentunya dengan bingkai semangat moderasi beragama” Ujarnya.[BA]

Redaksi
Redaksi PesantrenID

Rekomendasi

1 Comment

Tinggalkan Komentar

More in Berita