Inilah Harta Karun Berharga

Salah satu keutamaan sahabat Rasulullah SAW adalah memiliki banyak keutamaan terlebih dalam akhlak dan ilmunya. Sahabat yang dicintai Rasulullah SAW, sekaligus menjadi menantu Rasulullah SAW adalah Sayyidina Ustman bin Affan radliyallahu anhu. Beliau memiliki hikmah yang sampai saat ini termaktub dalam firman Allah SWT yaitu surah Al-Kahfi ayat 82. Keterangan ini diambil dari kajian kitab Al-Isti’dad lil Yaumil Ma’ad karya Imam Ibn Hajar al-Asqolani

Dalam kitab tersebut dijelaskan bahwa dalam Alquran terdapat surah yang sering kita baca setiap hari Jumat dengan segala keutamaannya. Surah tersebut menceritakan beberapa kisah umat zaman terdahulu yang beriman kepada Allah SWT. salah satunya adalah kisah Nabi Musa as. berguru kepada Nabi Khidir as. Allah SWT berfirman:

وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنْزٌ لَهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَنْ يَبْلُغَا أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنْزَهُمَا رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ ۚ

Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; (QS. Al-Kahf:82)

Diceritakan bahwa Nabi Musa as. sedang berjalan bersama gurunya yaitu Nabi Khidir as. Kemudian mereka menemukan rumah yang hampir roboh. Kemudian Nabi Khidir membenahi rumah tersebut hingga tegak kembali seperti semula. Nabi Musa as. berkata,”Andaikan kamu mau meminta upah bayaran dari apa yang kamu lakukan pasti bisa makan. Karena sejak tadi tidak ada seorang pun yang mau memberikan sedekah makanan kepada kita.”

Nabi khidir as. menjawab,”Ketahuilah bahwa di bawah rumah ini ada harta karun milik dua anak yatim. Dan ayah dari kedua anak tersebut adalah termasuk orang yang saleh”. Dalam tafsir, lafaz أَبُوهُمَا tidak hanya bermakna ayah, tetapi bisa saja kakek atau buyut. Bahkan dalam tafsiran lain menegaskan bahwa lafaz أَبُوهُمَا adalah kakek yang ke-7. Dalam hal ini mengandung makna bahwa jika kita tidak merasakan manfaat dari amal saleh yang selama ini kita lakukan. Maka bisa jadi anak keturunan kita yang akan merasakan manfaatnya.

Baca Juga:  KH Fattah Jalalain; Serpihan Perjuangan Revolusi dari Bilik Pesantren

Maka dari itu janganlah kita memiliki prasangka bahwa perbuatan baik yang kita lakukan akan sia-sia di sisi Allah. Sesungguhnya Allah memiliki rencana yang lebih indah dari segala apa yang kita perbuat dan usahakan. Justru amal jariyah yang membuat kita dan anak keturunan kita senantiasa dimuliakan oleh Allah yang berwujud sebagai ilmu yang bermanfaat.

Dalam lafaz كَنْزٌ artinya pusaka atau harta karun adalah berupa لَوْحٌ yaitu papan atau kayu yang terbuat dari emas. Tapi bukanlah emas yang menjadi hal yang istimewa dalam ayat tersebut. Namun dalam papan tersebut terdapat tulisan yang berupa hikmah dan nasihat yang berharga. Tulisan tersebut antara lain:

  1. Saya heran kepada orang yang tahu bahwa kematian akan mendatanginya, tapi dia masih sempat untuk tertawa.

Padahal kematian bisa datang kapan saja bahkan saat kita tertawa. Sesungguhnya kematian yang kita lari padanya pasti kita akan menjumpainya.

Rasulullah SAW bersabda bahwa manusia yang paling cerdas adalah manusia yang tau akan kematian akan mendatanginya dan dia mempersiapkan dengan baik bekal untuk menyambutnya.

  1. Saya heran kepada orang yang mereka tahu bahwa dunia akan sirna, tapi mengapa pikiran mereka sibuk memikirkan dunia yang nantinya akan mereka tinggalkan ketika mati.

Syekh Abu Bakar bin Salim mengatakan dalam kitabnya bahwa dunia itu ibarat emas tapi dipinjamkan, dan akhirat seperti batu atap tapi diberikan. Bahkan keadaan sekarang terbalik, dunia ibarat batu yang tidak bernilai saat kita bawa mati, sedangkan akhirat adalah emas yang senantiasa dengan cahaya kemilaunya menggiring kita untuk meraih kebahagiaan sesudah mati.

  1. Saya heran dengan orang yang tahu bahwa semua yang berjalan di muka bumi ini tidak terlepas dari takdir Allah. tapi mengapa ketika mereka tidak mendapatkan apa yang diinginkan mereka larut dalam kegelisahan dan kesedihan.
Baca Juga:  Gus Baha: Berkontribusi Tidak Harus Menyelesaikan Masalah

Syekh Imam Al-Haddad pernah berkata: “Yang menjadi milikmu pasti akan kamu miliki dan yang menjadi orang lain tidak akan pernah kamu miliki. Maka jangan perbanyak berpikir dan menyesal karena yang terjadi itulah yang ditakdirkan oleh Allah SWT. Jangan pernah menyesal terhadap sesuatu apapun kecuali dosa. Karena dengan mengingatnya kau akan bertaubat dan memperbaikinya.”

  1. Saya heran dengan orang yang nanti akan diperhitungkan amalnya tapi dia malah memperbanyak hartanya yang akan menambah perhitungan hisabnya nanti.

Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra. berkata: “Dunia ini yang halal adalah hisabnya, sedangkan haramnya adalah hukuman dari Allah SWT. Artinya perkara yang halal saja akan memberatkan timbangan amal nanti, lalu bagaimana dengan perkara haram yang lebih berat kita untuk bersaksi dan alasan untuk mempertanggungjawabkannya.

  1. Saya heran dengan orang yang tahu bahwa neraka diciptakan Allah bagi orang yang bermaksiat, tapi mereka dengan beraninya berbuat dosa dan kemaksiatan

Jangan bayangkan pedihnya api neraka yang dijelaskan dalam Alquran dan Hadis. Menginjakkan kaki di atas apinya saja akan membuat otak kita mendidih. Bagaimana nanti kita berada di dalamnya dan disiksa. Dijelaskan dalam kitab tersebut bahwa neraka itu gelap gulita dan apinya saking panasnya berwarna hitam pekat serta bahan bakarnya adalah batu dan manusia. Naudzubillahi min dzalik, semoga Allah senantiasa mengampuni dosa kita dan melindungi kita dari api neraka.

  1. Saya heran dengan orang yang mengenal Allah sebagai Rabb-nya, tapi dalam ingatan dan lisannya berpaling dari Allah SWT.

Menyebut, mengingat Allah adalah kenikmatan yang hakiki dan lebih nikmat karena itu semuanya adalah pemberian rahmat oleh Allah SWT.

  1. Saya heran dengan orang yang tahu bahwa surga diciptakan untuk orang yang beramal saleh, tapi mereka masih menunda-nunda dalam meraihnya.
Baca Juga:  Resensi Buku Berani Mendamaikan Konflik Batin

Imam Abu Hanifah pernah berkata:”seorang ahli surga selalu bangun di malam hari untuk menyambung dirinya dengan Tuhannya”. Dunia adalah tempatnya lelah untuk lillah, segala sesuatu yang diorientasikan kepada Allah, maka Allah akan mudahkan kita untuk meraih surganya. Insya Allah

  1. Saya heran dengan orang yang tahu bahwa setan adalah musuh yang akan mengajak kepada keburukan, tapi mereka tetap menaati dan mengikuti bisikan mereka.

Allah SWT memerintahkan kita untuk menjadikan setan musuh bukan teman. Karena setan dahulu pernah berjanji kepada Allah akan menjerumuskan Bani Adam untuk hidup bersamanya di Neraka. Naudzubillahi min Dzalik. Wallahu A’lam bis Showab. [HW]

Siti Junita
Mahasiswi Manajemen Pendidikan Islam Institut Agama Islam Negeri Jember

    Rekomendasi

    Tinggalkan Komentar

    More in Opini