Bulan Ramadan Bulan Suci Penuh dengan Pengampunan Dosa

Bulan ramadan bagi sebagian umat muslim menjadikan bulan yang sangat istimewa tersebut serta paling baik untuk menghapus dosa-dosa yang telah dilakukan. Hal ini menjadi salah satu keutamaan di bulan Ramadan, karena bulan Ramadan adalah waktu yang baik untuk mengambil kesempatan untuk bertaubat kepada Allah SWT.

Bulan Suci Ramadan telah disambut dengan sukacita pada hari ahad, tanggal 3 April 2022 yang lalu, meskipun di tengah-tengah situasi pandemic covid-19 yang tak kunjung selesai dan berbagai macam cobaan yang mendera segenap umat islam di seluruh dunia. Olah karena itu, segala macam cobaan dan ujian merupakan sebagai penebusan dosa-dosa setiap yang pernah kita lakukan. Makna tersirat dari bulan Ramadan bagi umat Islam adalah sebagai bulan pengampunan dosa.

Di dalam Al-Qur’an ampunan (al-Magfirah) memakai alif lam sebanyak dua kali sedangkan kata maghfirah (tanpa alif lam) sebanyak tujuh belas kali sementara apabila dari semua kata tersebut dari kata dasarnya (musytaq) disebutkan sebanyak 234 kali, oleh karena itu hampir pada setiap lembaran al-Qur’an berisi tentang kata-kata ampunan. Sebagaimana Firman Allah SWT menyeru kepada hamba-hambanya untuk memohon dan memperoleh ampunan dari Allah SWT:

وَلَا تَنْكِحُوا الْمُشْرِكٰتِ حَتّٰى يُؤْمِنَّ ۗ وَلَاَمَةٌ مُّؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مِّنْ مُّشْرِكَةٍ وَّلَوْ اَعْجَبَتْكُمْ ۚ وَلَا تُنْكِحُوا الْمُشْرِكِيْنَ حَتّٰى يُؤْمِنُوْا ۗ وَلَعَبْدٌ مُّؤْمِنٌ خَيْرٌ مِّنْ مُّشْرِكٍ وَّلَوْ اَعْجَبَكُمْ ۗ اُولٰۤىِٕكَ يَدْعُوْنَ اِلَى النَّارِ ۖ وَاللّٰهُ يَدْعُوْٓا اِلَى الْجَنَّةِ وَالْمَغْفِرَةِ بِاِذْنِهٖۚ وَيُبَيِّنُ اٰيٰتِهٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُوْنَ ࣖ – ٢٢١

Artinya: ‘’Dan janganlah kamu nikahi perempuan musyrik, sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya perempuan yang beriman lebih baik daripada perempuan musyrik meskipun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu nikahkan orang (laki-laki) musyrik (dengan perempuan yang beriman) sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya laki-laki yang beriman lebih baik daripada laki-laki musyrik meskipun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedangkan Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. (Allah) menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka mengambil pelajaran.” (QS. Al-Baqarah: 221)

 

Selain itu, di dalam Al-Qur’an telah diterangkan pula Allah SWT menyuruh agar kaum Muslimin bersegera meminta ampun kepada-Nya bila sewaktu-waktu berbuat dosa dan maksiat, karena manusia tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Seorang Muslim tidak akan mau mengerjakan perbuatan yang dilarang, tetapi kadang-kadang karena kuatnya godaan dan tipu daya setan dia terjerumus ke dalam jurang maksiat, kemudian ketika sadar akan kesalahannya dan menyesal atas perbuatan itu dia lalu bertobat dan mohon ampun kepada Allah SWT, maka Allah SWT akan mengampuni dosanya. Allah SWT adalah Maha Penerima taubat dan Maha Pengampun dan Maha Penyayang.

Baca Juga:  Ngaji Tanpa Batas di Tengah Pandemi Covid-19

Salah satu sikap seorang Muslim dalam menaati dan mematuhi perintah Allah SWT dan Rasul-Nya dengan cara menjauhi segala larangan-Nya dan segera bertaubat bila jatuh ke jurang dosa dan maksiat, maka SWT akan mengampuni dosanya dan akan memasukkannya nanti di akhirat ke dalam surga yang teramat luas sebagai balasan atas amal kebaikan yang telah dikerjakannya di dunia yaitu surga yang disediakan-Nya untuk orang yang bertakwa. Allah SWT berfirman:

۞ وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ – ١٣٣

Artinya: ‘’Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.’’ (QS. Ali Imran : 133)

Setelah diperintahkan taat kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW, umat Islam diperintahkan juga untuk berlomba-lomba dalam meningkatkan kualitas ketakwaan. Dan bersegeralah kamu dengan saling mendahului untuk mencari ampunan dari Tuhanmu dengan menyadari kesalahan dan tidak mengulangi kesalahan yang sama, dan mengerjakan amalan-amalan yang diridai Allah untuk mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, yang taat menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Melalui berbagai aktifitas ibadah di bulan Ramadan Allah SWT menghapuskan dosa kita. Di antaranya adalah puasa Ramadan, sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW:

حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا عَبْدَةُ وَالْمُحَارِبِيُّ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَقَامَهُ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ الَّذِي رَوَاهُ أَبُو بَكْرِ بْنُ عَيَّاشٍ حَدِيثٌ غَرِيبٌ لَا نَعْرِفُهُ مِثْلَ رِوَايَةِ أَبِي بَكْرِ بْنِ عَيَّاشٍ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ إِلَّا مِنْ حَدِيثِ أَبِي بَكْرٍ قَالَ وَسَأَلْتُ مُحَمَّدَ بْنَ إِسْمَعِيلَ عَنْ هَذَا الْحَدِيثِ فَقَالَ حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ الرَّبِيعِ حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ مُجَاهِدٍ قَوْلَهُ إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ فَذَكَرَ الْحَدِيثَ قَالَ مُحَمَّدٌ وَهَذَا أَصَحُّ عِنْدِي مِنْ حَدِيثِ أَبِي بَكْرِ بْنِ عَيَّاشٍ

Baca Juga:  Tradisi Syi'iran Mu'takad Seket di Jepara: Menggapai Berkah Ramadan dengan Tadarus Sifat-Sifat Allah dan Rasul

Artinya:

‘’Telah menceritakan kepada kami Hannad telah menceritakan kepada kami ‘Abdah dan Al Muharibi dari Muhammad bin Amru dari Abu Salamah dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barang siapa yang berpuasa Ramadlan dengan keimanan dan mengharap pahala dari Allah ta’ala niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu, dan barang siapa yang shalat pada malam lailatul qadar niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu (dosa kecil)”.

Ini merupakan hadits shahih. Abu ‘Isa berkata, hadits Abu Hurairah yang   diriwayatkan oleh Abu Bakar bin ‘Ayyasy merupakan hadits gharib, kami tidak mengetahuhi seperti riwayat Abu Bakar bin ‘Ayyasy dari A’masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah kecuali dari riwayatnya Abu Bakar. Dia (perawi) berkata, saya bertanya kepada Muhammad bin Isma’il tentang hadits ini, dia menjawab, telah menceritakan kepada kami Hasan bin Rabi’ telah menceritakan kepada kami Al Ahwash dari A’masy dari Mujahid mengenai sabdanya: “Pada malam pertama di  bulan Ramadlan…” lalu dia menuturkan hadits di atas. Muhammad berkata, riwayat ini menurutku lebih shahih dari riwayat Abu Bakr bin ‘Ayyasy. (Hadits Jami’ At-Tirmidzi No. 619)

 

Setiap umat Islam diseluruh dunia pasti sangat merasakan kegembiraan yang begitu luar biasanya dengan kedatangan bulan Ramadan, karena diyakini bahwa bulan  Ramadan mempunyai banyak keutamaan dan kemuliaan, Keberkahan pada bulan Ramadan merupakan anugerah dari Allah SWT kepada seluruh umat Nabi Muhammad SAW sebagai bulan ibadah dan amal kebaikan yang Allah SWT lipat gandakan pahalanya bagi siapapun yang mengisinya dengan ibadah dan amal shaleh. Ibadah puasa di bulan mulia ini, diwajibkan untuk orang-orang yang beriman diseluruh dunia bukan sekedar ibadah. Ibadah puasa di bulan Ramadan sangat berbeda dengan ibadah lain. Sebab puasa adalah ibadah rahasia. Artinya orang yang berpuasa atau tidak, hanyalah orang berpuasa sendiri dan Allah saja yang mengetahuinya.

Baca Juga:  Iktikaf, di Rumah Saja!

Sebagai gambaran bahwa bulan Ramadan merupakan bulan penyemangat, bulan yang  mengisi kembali baterai jiwa pada setiap muslim yang kian meredup agar kembali bercahaya dan terisi jiwa-jiwa muslim yang kuat. Tentunya dapat termotivasi kembali untuk meningkatkan segala amal ibadah, karena bulan suci Ramadan sebagai Syahrul ibadah, maka harus kita maknai dengan semangat pelaksanaan ibadah yang sempurna, dan Ramadan sebagai Syahrul Fath, bulan kemenangan yang kita maknai dengan kemenangan kebaikan atas segala keburukan dan tindakan yang merugikan orang lain, kemudian Ramadan sebagai syahrul Huda, artinya sebagai bulan petunjuk agar kita dapat implementasikan dengan semangat mengajak menuju fastabiqul khoirot, Bulan Ramadan sebagai bulan syahrus salam, kita maknai seraya mempromosikan perdamaian dan keteduhan, Ramadan sebagai Syahrul Jihad bulannya perjuangan, harus kita realisasikan dengan perjuangan menentang kedzaliman dan ketidakadilan yang terjadi dimuka bumi ini, dan Ramadan bulannya kesabaran, maka kita harus melatih diri untuk bersabar dalam menjalani aktivitas hidup bertetangga dan bermasyarakat, dan yang terakhir Ramadan adalah Syarul Maghfirah, bulan dimana limpahan  penuh dengan ampunan dari Allah SWT.

Semoga harapannya dengan kedatangan bulan suci Ramadan ini, mari kita sambut seraya berekspresi penuh kegembiraan dengan hati dan perasaan bersih dan juga suci, dan kita semua telah memohon ampunan kepada Allah SWT, juga telah melakukan kunjungan silaturrahmi kepada orang tua, dan telah pula bermaaf-maafan diantara sesama kita, tentunya kita semua berharap dapat mengisi hari-hari dibulan ramadan dengan meningkatkan amal ibadah, baik yang amal ibadah yang wajib maupun amal ibadah yang sunnat, karena Allah SWT telah menjanjikan pahala yang sangat besar kepada siapapun yang melaksanakan ibadah dengan niat yang tulus ikhlas dibulan yang penuh berkah ini. Aamiin. []

Wallahu A’lam Bish Showwab.

A’isy Hanif Firdaus
Anggota Gusdurian UIN Walisongo Anggota Relawan lindungihutan.com Semarang Anggota Pelita Semarang

Rekomendasi

Tinggalkan Komentar

More in Hikmah