Valentine Day Sebagai Bentuk Ukhuwah Basyariyah

Hari Valentine (bahasa Inggris: Valentine’s Day) atau disebut juga dengan Hari Kasih Sayang banyak dirayakan pada tanggal 14 Februari. Sebagaimana definisi dari Wikipedia, Hari Valentine adalah sebuah hari di mana para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya di Barat.

Hari valentine ini sekarang diasosiasikan dengan para pencinta yang saling bertukaran tanda atau simbol dalam bentuk “valentines“. Simbol modern Valentine antara lain termasuk sebuah kartu berbentuk hati dan gambar sebuah Cupido (Inggris: cupid) bersayap. Mulai dari abad ke-19, tradisi penulisan tanda pernyataan cinta mengawali produksi kartu ucapan secara massal. The Greeting Card Association (Asosiasi Kartu Ucapan AS) memperkirakan bahwa di seluruh dunia sekitar satu miliar kartu valentine dikirimkan per tahun (liputan6.com).

Di Amerika Serikat, mulai pada paruh kedua abad ke-20, tulis Wikipedia, tradisi bertukaran kartu diperluas dan termasuk pula pemberian segala macam hadiah yang biasanya diberikan oleh pria kepada wanita. Hadiah-hadiahnya biasa berupa bunga mawar dan coklat. Mulai tahun 1980-an, industri berlian mulai mempromosikan hari Valentine sebagai sebuah kesempatan untuk memberikan perhiasan.

Tidak selesai di sini saja, pada dasarnya hari valentine memiliki makna yang begitu luas. Selain diperuntukkan kepada sebuah pasangan makna hari valentine juga bisa kita gunakan sebagai hari kasih sayang antar sesama manusia. Definisi sesuai dengan tujuan Nabi Muhammad diutus oleh Allah sebagai utusan yang memberikan kasih sayang kepada umatnya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran Surat at-Taubah ayat 128:\

{لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَاعَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ} [التوبة: 128]

Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman.

Ayat tersebut menjelaskan bahwasanya visi Nabi Muhammad sebaga rasul adalah menebar kasih sayang kepada umatnya. Hal ini juga dikatakan oleh DR. Wahbah al-Zuhaily dalam kitabnya tafsir al-wasith li al-Zuhaily bahwasanya kandungan makna dari penggalan ayat رَءُوفٌ رَحِيمٌ adalah visi dan misi dari diutusnya Nabi Muhammad sebagai rasul tiada lain untuk menebarkan rasa cinta dan kasih sayang kepada para orang-orang mukmin di sekitarnya.

Baca Juga:  Valentine Day yang Islami? Why Not? (Part 1)

Di sisi lain makna kontekstualitas hari valentaine sesuai dengan konsep persaudaraan dalam Islam yakni ukhwah basyariyah. Dalam Islam ukhwah basyariyah ini sangat dijunjung tinggi. Dari sini kita bisa ambil ibrah mengenai hari valentine, bahwa tidak selamanya hari valentine itu dimaknai sebagai hari kasih sayang antara dua insan yang berpasangan namun hari valentine ini juga bemakna hari kasih sayang kepada sesama manusia meski kita berbeda dari aspek suku, agama, ras, dan lain sebagainya.

Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwasanya sudah sepantasnya kita menjadi manusia sebagai penyayang kepada sesama meskipun berbeda. Karena rasa kasih sayang kita nantinya akan mengantarkan sebuah pesan-pesan kedamaian tersendiri. Ketika kita sudah berada diposisi yang damai maka apapun aktivitas yang nantinya akan kita lakukan akan berjalan sesuai dengan tujuan kita. Kemudian kasih sayang itu tidak hanya dilakukan di hari valentine saja melainkan sepanjang hari kita tebarkan rasa kasih sayang itu kepada sesasama. (falyatadabbar). []

Muhammad Ihyaul Fikro
Mahasantri Ma'had Aly Nurul Qarnain Sukowono Jember

    Rekomendasi

    Tinggalkan Komentar

    More in Opini