Antara Bersama dan Sendirian

Kegembiraan seseorang biasanya semakin terasa jika dirasakan bersama teman atau orang-orang terdekat, kebersamaan dalam merasakan kegembiraan sangat menambah kenikmatan dan kesenangan perasaan seseorang ketika mendapatkannya, bukankah kita kalau sedang makan enak sendirian maka makanan tersebut terasa kurang sempurna jika dibandingkan ketika kita memakannya bersama teman-teman atau orang-orang terdekat kita, dan kegembiraan bisa semakin terasa dan sangat menyenangkan.

Sebaliknya, kesusahan seseorang akan terasa semakin berat jika dirasakan sendirian. Kesendirian dalam merasakan kesusahan menambah berat beban dan kesedihan yang dirasakan seseorang. Dan jika kesusahan itu kita rasakan bersama atau ada teman yang menemani kita merasakan kesusahan tersebut, maka kesusahan itu terasa lebih ringan. Bukankah jika kita mendapat hukuman dari guru bersama dengan teman-teman kita, maka hukuman itu terasa lebih ringan. Berbeda jika hukuman itu diterima sendirian, maka akan terasa sangat berat.

Aspek psikologis inilah yang tidak diabaikan Al Qur’an ketika menceritakan balasan bagi orang-orang yang taat dan orang-orang yang menentang Allah.

Bagi orang-orang yang taat Allah menjanjikan surga yang akan dinikmatinya bersama-sama dengan orang-orang lain yang taat (ditandai dengan penggunaan shighot jamak– خالدين), ini tentu saja akan menambah kegembiraan dan kesenangan yang mereka dapatkan.

Dan bagi yang menentang, Allah menjanjikan neraka yang dirasakannya sendirian dan tidak bareng-bareng (ditandai dengan penggunaan shighot mufrad– خالدًا), dan hal ini akan menambah penderitaan dan kesedihannya.

Perhatikanlah kedua ayat berikut ini, dan perbedaan penggunaan shighot jamak dan mufrad pada keduanya. (an Nisa’: 13-14)

تِلْكَ حُدُوْدُ اللّٰهِ ۗ وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ يُدْخِلْهُ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا ۗ وَذٰلِكَ الفَوزُ العَظِيم

(Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang MEREKA KEKAL di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar.

Baca Juga:  Selamatkan Keluarga dari Neraka

وَمَنْ يَّعْصِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَيَتَعَدَّ حُدُوْدَهٗ يُدْخِلْهُ نَارًا خَالِدًا فِيْهَاۖ وَلَهٗ عَذَابٌ مُّهِيْنٌ

Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang IA KEKAL di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.

Wallahu Alam. [HW]

M Afifudin Dimyathi
Dosen UIN Sunan Ampel Surabaya, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang, dan Katib Syuriah PBNU.

Rekomendasi

al-munaffirun
Opini

Al-Munaffirun

Suatu ketika, Sayyidina Mu’adz bin Jabal radliyallahu ‘anhu memanjangkan salatnya. Beliau membaca Surat ...

Tinggalkan Komentar

More in Opini