Innalillahi, Mbah Rusmani Santrinya Mbah Hasyim Asy’ari dari Wonogiri Meninggal Dunia

Wonogiri, Pesantren.IDInnalillahi wa inna ilahihi rajiun. Kabar duka kembali datang dari keluarga besar Nahdlatul Ulama. Seorang Tokoh NU, KH Rusmani (Mbah Rusmani) yang merupakan santrinya Mbah Hasyim Asy’ari. Beliau wafat pada Kamis (11/3) hari ini pukul 11.30 WIB

Almarhum Mbah Rusmani dikabarkan wafat di kediaman Beliau, sebab beliau berpesan tidak mau dibawa ke Rumah Sakit.

Dari berbagai informasi yang saya terima. Wafatnya beliau bermula dari mulai hari jum’at 5 Maret lalu yang tidak sadarkan diri. Pernafasan beliau dibantu hanya dengan oxigen. Beliau juga tidak dahar (makan) sejak hari itu. Beliau hanya minum air zam-zam dan madu sampai beliau wafat. Tetapi sempat pada hari Ahad, beliau sadar dan mesem (senyum sedikit) tetapi hanya sebentar lalu kembali tidak sadarkan lagi.

Mengenal mbah Rusmani

Beliau akan di makamkan sesuai wasiatnya semasa hidup yakni  di lingkungan kediamannya, malam nanti setelah isya’.

Siapa sih yang tidak kenal KH Hasyim Asy’ari, pasti semua orang mengenalnya, beliau adalah mahaguru ulama Nusantara. Selama mengasuh Pesantren Tebuireng, beliau telah melahirkan ribuan ulama yang tersebar se-antero nusantara.

Dari ribuan santri yang pernah berguru kepada Hadratussyekh, siapa sangka satu di antara ribuan santri beliau yakni seorang dari pelosok desa tepatnya di Dukuh Miri, Desa Kedawung, Kecamatan Kismantoro, Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah yang hari ini wafat.

Mbah Rusmani yang umurnya kurang lebih seabad. Beliau sebagai kiai kampung yang bertempat tinggal di pelosok desa. Keberadaannya belum banyak dikenal orang. Meski beberapa waktu lalu pada April 2017 pernah santer di Media sosial.

Pesan dalam Berkehidupan

Melansir dari Dutaislam.com Senin (29/04/17) bahwa saat belia disowani oleh Kiai Abdul Mun’im DZ dan membawa foto Mbah Hasyim. Tiba-tiba beliau tidak bisa menahan tangis, “saya tidak bisa meneruskan perjuangannya,” jawabnya ketika ditanya alasan mengapa tak bisa menahan air mata.

Baca Juga:  Eksistensi Literasi Santri Di Tengah Badai Digitalisasi

Dalam hidupnya, Mbah Kiai Rusmani tetap konsisten memberian contoh dalam hal apapun termasuk di dalam Pesantren dan majelis ta’limnya yang beliau asuh.

Kisah yang istimewa telah dialami oleh Gus Muadz saat beliau sowan ke Mbah Rusmani. Melansir dari NU Online Ahad (18/02/18) bahwa sebagai seorang kiai yang sangat tawadlu’. Mbah Rusmani sempat menutup-nutupi jati dirinya. Beliau tidak mau mengakui kalau saat mudanya bertemu dan ngaji secara langsung kepada Pendiri NU itu. Beliau justru menyampaikan kalau yang pernah mondok di Tebuireng itu adalah saudaranya bukan dirinya.

Mbah Rusmani juga berkata, “Kulo namung sering sowan mriko (saya hanya sering berkunjung ke sana),” tuturnya. “Mboten nderek ngaos (tidak ikut mengaji),” sambungnya. Inilah sebuah cerminan kerendahan hati dan ketawadlu’an santri pada seorang guru yang harus kita contoh dan telandai.

Semoga Engkau Husnul Khotimah Guru. Alfatihah. []

Rojif Mualim
Aktivis NU, Pengajar dan Peneliti, Peminat Kajian Sosial dan Keislaman, Owner @blackjavaindonesia

    Rekomendasi

    Opini

    Menjadi Tuhan

    Jamak dimafhumi dalam kehidupan sehari-hari tentang adagium sederhana yang kerap dilontarkan dalam ruang ...

    Tinggalkan Komentar

    More in Berita