Saya sangat meyakini pentingnya buku pertama diterbitkan, karena dari buku pertama itulah biasanya muncul ide dan inspirasi menulis buku-buku selanjutnya, Ia diibaratkan kunci untuk membuka gerbang inspirasi tulisan-tulisan berikutnya.
Buku yang saya tulis pertama terkait ilmu Alquran adalah “Mawaridul Bayan fii Ulumil Quran” (2014). Buku ini saya anggap sebagai pijakan dasar untuk melangkah dalam dunia penulisan keilmuan Alquran, buku ini disusun dengan tujuan memudahkan memahami peta konsep ilmu Alquran yang penting diketahui santri atau pelajar. Oleh karenanya, saya menggunakan bantuan skema dan tabel untuk memudahkan pemahaman. Buku ini mengkaji 27 mabahis ilmu Alquran yang disajikan dalam 173 halaman.
Setelah “Mawaridul Bayan” terbit, saya merasa ada yang belum saya masukkan dalam pembahasan buku tsb, yaitu tentang I’rob Alquran, sehingga muncullah ide untuk menulis buku “Shofaaul Lisan fii I’rob al Quran” (2015) yang menyajikan I’rob perkata dan perkalimat surah al Fatihah, as Sajdah dan al Insan.
Dari buku “Mawaridul Bayan”, lahir ide menulis buku khusus tentang ilmu tafsir. mengingat pembahasan tentang ilmu tafsir dalam buku “Mawaridul Bayan” sangat terbatas dan hanya tersajikan dalam 5 mabhas, mulai mabhas 23-27, maka saya menganggap perlu untuk lebih dijelaskan lagi secara lebih mendetail dalam buku tersendiri, maka saya menulis “Ilmu Tafsir; Ushuluhu wa Manaahijuhu” (2016),
Dari buku “Mawaridul Bayan” pula, lahir ide menyusun buku “Jam’ul Abiir fi Kutubit Tafsir” (2019). Pembahasan tentang kitab-kitab tafsir sudah saya singgung secara singkat dalam buku “Mawaridul Bayan” mabhas 26, yang akhirnya saya kembangkan dan tambahkan beberapa data tentang kitab tafsir sehingga terbitlah buku “Jam’ul Abiir”.
Dalam kitab “Ilmu Tafsir” di atas, saya mengenalkan beberapa macam tafsir, di antaranya adalah tafsir Nabi Muhammad, pembahasan ini menginspirasi saya menulis buku “Majmaul Bahrain Fii Ahaditsit Tafsir Minas Shohihain” (2016), buku yang menyajikan hadis-hadis tafsir dalam kitab Shohih Bukhori dan Shohih Muslim.
Dalam buku “Ilmu Tafsir” pula, saya mencantumkan pembahasan tentang Ijma’ dalam tafsir al Quran, pembahasan ini melahirkan ide menyusun buku “Irsyadud Daarisin Ilaa Ijmaail Mufassirin” (2017) yang menampilkan kesepakatan-kesepakatan penafsiran berurutan sesuai urutan surah Alquran.
Khusus Balaghah Alquran memang ada cerita tersendiri, dan tidak terkait dengan buku-buku yang lain (sudah saya jelaskan dalam acara bedah buku di UI).
Tapi, pada intinya, saya ingin menyampaikan bahwa terbitnya “buku pertama” itulah yang paling penting, bagaimanapun hasilnya, buku pertama akan membuka gerbang ide dan inspirasi menulis yang tidak disangka-sangka oleh penulisnya sendiri.[RZ]
اللهم سبحانك لا علم لنا إلا ما علّمتنا إنك أنت العليم الحكيم