Hikmah

Tuhan Mengapa Aku Berbeda?

Menjadi difabel (different ability) atau orang yang berkebutuhan khusus bukanlah keinginan setiap manusia. Tapi bukankah kita tak pernah bisa memilih dari rahim siapa akan dilahirkan?

Namun jika Allah sudah berkehendak kita lahir dari Rahim ibu A, mau di kata apa? Jika Allah sudah berkehendak kita lahir dalam keadaan Tuna Netra, Tuna Wicara, Tuna Daksa, kita bisa apa? Proses menerima kenyataan menjadi manusia berkebutuhan khusus membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Bahkan boleh dikata sepanjang hidupnya adalah perjalanan untuk menerima sebuah takdir Tuhan.

Hey tapi mereka tidak semenyedihkan itu kawan
Mereka yang kamu anggap sebelah mata justru istimewa bahkan luar biasa. Dari mereka kita bisa banyak belajar tentang betapa banyaknya nikmat yang Allah SWT berikan pada kita.

Berhentilah menganggap dirimu yang paling sempurna
Berhentilah menganggap hanya dirimu yang pantas hidup di dunia, sedangkan yang lain hanya mengontrak saja. Karena setiap manusia yang ada di muka bumi ini sama, semua pasti memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Ada beberapa hal yang sering sekali dialami teman-teman difabel:

Bully

Saat ini pembulian sering terjadi di kalangan remaja, bahkan menjadi suatu kebiasaan. Bully bukan lagi hal yang asing kita dengar, baik bully secara fisik , mental maupun media sosial. Cantik dibully, jelek pun di bully, kurus di bully, gendut pun di bully, dan sering kita mendengar sebagian orang membully penderita difabel dengan sebutan anak idiot, anak cacat. Bahkan seakan menjadi identitas.

“itu loh adam Autis”
“itu loh farihah Tuna Daksa”

Kenapa harus ada embel – embel di belakangnya? Padahal mereka kan sama seperti kita.
Iya kan guys?

Deskriminasi / sering dikucilkan

Baca Juga:  Mencari Calon Kepala Daerah yang Memiliki Disability Awareness

Banyak kasus penyandang difabel di sekitar kita yang merasa dikucilkan, dijauhi bahkan di anggap tidak normal. Padahal, seharusnya kita rangkul, dan lebih kita sayang. Mereka hanya different ability maksudnya mereka juga memiliki kemampuan seperti yang lain tapi cara yang di gunakan berbeda. Padahal kalau kita bisa kenal lebih jauh teman-teman difabel itu sangat luar biasa. Justru kita yang normal secara fisik bisa belajar banyak dari nya, seperti:

Kesabaran

Coba sekarang teman- teman bayangkan jika ada di posisi mereka. Lahir dalam keadaan tidak punya tangan sama sekali. Melakukan semua kegiatan dengan kaki, bahkan makan pun kaki naik ke atas meja dan menyuapi diri sendiri ? Apakah kita bisa sesabar mereka? Kadang baru sakit demam aja udah nggak bisa apa-apa dan membutuhkan orang lain kan?

Bersyukur

Dengan berada disekitar mereka kita yang normal secara fisik pasti akan merasa lebih beruntung, dan betapa luar biasa nya mereka yang semangat memperjuangkan hidup, perang batin dengan diri sendiri untuk bisa tetap bertahan dalam keadaan berkebutuhan, belum lagi dari eksternal selalu mendapatkan pandangan sebelah mata, dan menjudge mereka tak mampu apa- apa. Apa pernah terlintas dibenak kita sehari mencoba menjadi mereka? Bukankah luar biasa nikmat yang Allah SWT berikan pada kita. Tapi apa yang sudah kita lakukan sekarang? Bersyukur kapan saja? Menolong sesama? Atau sambat dimana- mana?
Sobat ambyar dikurangi ya sambatnya ☺

Saling menyayangi

Hei sayang itu ngga harus dan cuma sama doi. Mereka juga patut kita sayangi.
Cinta juga bukan semata-mata harus memiliki bukan? Mereka sangat membutuhkan dukungan moral dan spiritual dari kita, dimana pun kita berada jika bertemu dengan mereka , jangan sungkan- sungkan untuk berkomunikasi atau sekedar menegur saja. Jangan lagi menganggap mereka orang aneh seperti alien. Kalau pun belum bisa dengan bahasa isyarat mereka, kamu bisa kok pake bahasa isyarat kamu yang insyaAllah mereka juga ngerti.

Baca Juga:  Tingkatkan Layanan Responsif Disabilitas, Perpustakaan IAIN Kudus Benchmarking ke UB Malang

Nah kalian tau nggak sih kalo mereka itu sudah banyak yang meraih prestasi dikancah nasional?

Tak sedikit dari mereka yang bangkit dari segala keterpurukan, yang tak ingin di pandang lemah dan berusaha sekuat tenaga untuk meraih cita-citanya.
Salah satunya Dedy Miswar siswa berusia 9 tahun yang penyandang difabel Tuna Netra mampu memenangkan lomba Bercerita sampai kancah nasional. Bahkan banyak sekali teman-teman Tuna Netra yang hafal Alqur’an 30 juz. MasyaAllah
Malu ya kalo kita untuk ngaji aja males, mereka hafal loh?

Nah ada juga nih Udana Maajid Pratista dan Yusi Aprilia, dua anak Tuna Rungu asal Indonesia yang terpilih untuk mewakili Indonesia dalam children camp yang diadakan World Federation Deaf Youth Section (WFDYS) di Argentina. Dan masih banyak lagi prestasi yang mereka persembahkan untuk Negeri.

Kita boro-boro ya mau keluar Negeri, di Indonesia aja belum kemana-mana? Hehe
Sekarang jadi tau kan ternyata kekurangan adalah kelebihan mereka.
Ada perdebatan kecil mengenai sebutan penyandang disabilitas dan penyandang difabel. Disabilitas secara leksikal bermakna ‘ketidakmampuan’, sedangakan difabel, yang berasal dari different ability, bermakna ‘kemampuan yang berbeda’.
Oleh karena itu, sebagian orang memilih istilah penyandang difabel untuk penyandang cacat. Karna penyandang cacat merupakan orang yang memiliki kemampuan seperti orang lain, tapi kemampuan dan cara yang digunakan berbeda.

Sementara itu, penyandang disabilitas berarti orang yang tidak mampu melakukan sesuatu karena keterbatasan fisik atau mental. Dengan kata lain, penyandang difabel lebih halus daripada penyandang disabilitas.

So buat temen- temen semua yang baru ketemu skripsi udah ngeluh pengen nikah aja, yang jomblo putus asa ngga ketemu-temu dengan jodoh nya dan pengen lompat dari lantai lima, yang sudah sarjana belum dapet kerja dan menyalahkan semesta. Ternyata kita belum ada apa-apa nya dengan mereka!!
Tetap semangat dan jangan anggap mereka berbedaa lagi yaa ☺

Atika FR Saputri
Pengurus PC IPPNU Kota Bandar Lampung AIS Lampung Pengurus PKPT IPPNU UIN Raden Intan Lampung

Rekomendasi

Tinggalkan Komentar

More in Hikmah