Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kab. Malang baru saja meresmikan Epistemologi NDP (Nilai Dasar Pergerakan), Minggu, (06/10) kemarin lusa di gedung PCNU Kepanjen.

Kelahiran Epistemologi NDP ini merupakan hasil dari Sekolah Ekslusif (SE) yang didampingi langsung oleh Tim Kaderisasi Penuh Cabang Kab. Malang, dengan enam peserta pilihan dari beberapa komisariat dan rayon. 

Produk pemikiran ini merupakan bentuk tanggung jawab intelektual yang diemban oleh mahasiswa.

“Tidak hanya melakukan aksi, menghasilkan pemikiran dan karya merupakan tugas para pelajar seperti kita (mahasiswa)”, ungkap Muhammad Ruji, Ketua Umum PC PMII Kab. Malang, di sela-sela sambutannya.

Sekolah Eksklusif diadakan selama tiga hari untuk membahas tentang poin-poin NDP, disertai beberapa beberapa tafsir dan khazanah keislaman klasik (kitab kuning). Untuk menguji hasil pemikiran tersebut, didatangkanlah TGH. Muhammad Hilal, M.Fil dan Habiburrahman, mantan ketua umum PMII Kota Malang.

Mula-mula berangkat dari pemaparan panjang lebar mengenai sejarah NDP oleh mas Habib, begitu sapaan akrab mantan ketua umum yang juga sejarawan muda itu. Beliau mengingatkan betapa perjuangan pemikiran adalah sesuatu yang tak dapat disepelekan.

Membutuhkan belasan tahun untuk meresmikan empat nilai NDP yang kita seperti saat ini!” tegasnya dengan semangat. 

Sebab itu beliau sangat memuji ikhtiar yang dilakukan oleh Tim Kaderisasi PMII Kab. Malang. “Ini adalah agasan yang luar biasa. Semoga bisa dilanjutkan dan bahkan dibukan agar dapat dikonsumsi oleh kader PMII di luar kab. Malang,” harap beliau.

Sementara itu, TGH. Muhammad Hilal melihat orisinalitas gagasan ini bisa menjadi daya tarik dari PMII Kab. Malang. “Bagi saya, pemikiran ini layak dipromosikan!” ujar dosen filsafat tersebut, yang disambut dengan tepuk tangar para hadirin.

Baca Juga:  Kegagalan PMII Meredam Konflik

Bahkan beliau berbagi tips untuk mengenalkannya, “Cara memupuk suatu gagasan agar tumbuh subur dan bisa didengar para kader adalah dengan menyebarkanya melalui internet,” saran beliau.

“Tetapi, dikemas dengan cara menarik. Karena, orang yang hebat adalah mereka yang bisa menggabungkan antara gagasan besar dengan kemasan yang diminati,” begitu beliau menambahkan.

“Hal lain yang tak kalah penting,” beliau mengingatkan kepada seluruh peserta, “seperti kata Lenin, ‘what is to be done?!'” kutipnya.

Saat diminta kata-kata penutup, beliau mengungkapkan satu kata sebagai bentuk representasi dan apresiasi kepada kerja keras panitia, “mantap!” tegas beliau dengan riuh tawa yang meledak di antara peserta seketika. (rls)

Redaksi
Redaksi PesantrenID

Rekomendasi

Tinggalkan Komentar

More in Berita