Pesantren merupakan tempat dimana seseorang bisa belajar banyak hal yang mungkin belum pernah ditemui dalam kehidupan sebelumnya. Selain itu, di pesantren juga seseorang tersebut akan bertemu lebih banyak orang dari berbagai daerah dengan berbagai latar belakang, serta berbagai karakter. Dengan perbedaan yang ditemui secara tidak langsung akan semakin mendewasakan cara berfikir dan membuka wawasan.
Bagi Sebagian orang memasuki dunia pesantren merupakan bentuk keluar dari zona nyaman, yang awal mulanya hanya bertemu dengan satu lingkup keluarga dengan ritme kehidupan yang sama terkadang membuat seorang tersebut sensitif akan perbedaan. Dengan kehidupan yang ditemui di pesantren akan mengajarkan bagaimana menghadapi perbedaan dan menumbuhkan pikiran akan perbedaan tersebut.
Banyaknya orang dengan berbagai karakter dan sudut pandang yang ditemui akan semakin memunculkan rasa toleransi pada diri seseorang tersebut. Dalam Al-Qur’an Surat Al-Hujurat ayat 10 disebutkan:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.
Ayat tersebut dengan jelas menyebutkan bahwa sesama muslim haruslah memiliki rasa toleransi antar sesama. Nabi Muhammad telah banyak memberikan contoh yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Semasa hidupnya pun beliau sangat menghormati penduduk Makkah dan Madinah yang bahkan tak seakidah.
Di lingkungan pesantren sikap toleran yang bisa di terapkan ialah saling menghormati adat istiadat dan pendapat antar sesama santri tanpa menjatuhkan martabat. Kehidupan pesantren juga sedikit banyak bisa memberi gambaran kehidupan masyarakat yang sebenarnya yang akan bermanfaat di kemudian hari. []