“Assalamualaikum.”

Ayla dan Arika sudah sampai di rumahnya. Namun ketika mereka membuka pintu rumah, tak terlihat satu orang pun di rumah. Ayla mencoba mencari di semua kamar namun tidak menemukan mama, papa, serta adiknya. Arika mencoba menghubungi kedua orang tuanya, namun tak ada satu pun yang bisa dihubungi.

Ayla curiga, mereka pergi ke rumaha sakit untuk mengantarkan Aldi, adeknya yang sakit tadi. “Kak jangan-jangan papa sama mama pergi ke rumah sakit.”

“Sssyytt, jangan sembarangan ngomong kamu.” Tiba tiba handphone Ayla berbunyi.

“Halo pa.”

“Kamu sudah pulang belum? cepet kesini, papa di rumah sakit.”

“Udah pa, siapa yang sakit.”

“Aldi, cepetan kesini, kasian mamamu.”

“Apa kata papa?.” Tanya Arika

“Aldi masuk rumah sakit ka, sama papa kita suruh kesana sekarang juga.” Kata Ayla panik. Ayla dan Arika segera pergi menuju rumah sakit yang ditunjukkan Algha.

Sesampainya di rumah sakit, Ayla dan Arika segera menuju tempat Aldi dirawat. Disana Ayla melihat Santi yang sedang nangis dan Algha yang berusaha menenangkan. Ayla segera menghampiri kedua orang tuanya tersebut.

“Mah? Adek kenapa?.” Tanya Ayla sambil memegang pundak Santi.

“Hiks… mama belum tau keadaan Aldi nak.” Ayla mencoba untuk menenangkan Santi. Sedangkan Algha, menghampiri Arika dan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

Flashback                          

Pukul 08.00 saat Santi hendak memberi sarapan kepada Aldi. Santi membuka pintu kamar Aldi secara perlahan sambil membawa nampan berisi bubur dan segelas susu. Ketika pintu kamar terbuka, Santi melihat Aldi sedang duduk di meja belajarnya sambil membuka laptop.

“Loh Al, kamu ini bukannya istirahat malah buka laptop di sini. Ayo makan dulu, ini sudah mama siapin bubur buat kamu.” Ucap santi yang khawatir akan keadaan anaknya itu.

“Taruh meja aja ma, Aldi bisa makan sendiri.” Kata Aldi menolak itu disuapi mamanya lagi.

“Kamu yakin.”

“iya ma.”

Karna penasaran, Santi akhirnya menghampiri Aldi. Dia melihat Aldi membuka sebuah File yang berisi kumpulan foto Aldi bersama Ayla saat mereka masih kecil.

“Kamu rindu kakakmu?.” Tanya Santi.

“Ya, Aldi rindu sama senyum tulusnya.” Jawab Aldi sambil meneteskan air matanya.

“Suatu saat nanti kamu pasti akan melihatnya kembali.” Jawab Santi sambil mengusap kepala Aldi. “Ingat ya Al, Kamu satu-satunya anak laki-laki mama, kamu harus bisa bikin bahagia kakak-kakakmu, jangan jadi laki-laki yang lemah.” Pesan Santi kepada Aldi.

Baca Juga:  Indahnya menjadi Santri

Aldi memeluk tubuh Santi sambil menangis dalam dekapny. Santi juga menerima pelukan Aldi sambil mengusap kepala Aldi.

“Sudah sudah, inget kata mama? Laki-laki harus kuat.” Ucap Santi sambli melepaskan pelukan. Setelah itu Santi pergi meninggalkan Aldi.

Ketika Santi baru sampai di dapur, Terdengar suara pecahan gelas dari kamar Aldi. Santi yang mendengarnya langsung berlari ke kamar Aldi. Disana terlitah Aldi yang tergeletak di lantai dan ada pecahan gelas di depannya.

“Ya ampuunnn, Aaalllddii..” Teriak Santi. Algha yang mendengar teriakan Santi, langsung menghampiri.

“Ayo bawa ke rumah sakit sekarang.” Ucap Algha sambil membantu Aldi berdiri.

Ketika dalam perjalanan ke rumah sakit, Aldi terus menerus memanggil nama Ayla. Santi akhirnya mencoba menenangkan Aldi. “Kakakmu sebentar lagi nyamperin kamu kok, tenang ya. Kamu harus kuat.” Kata Santi.

Terlihat darah keluar dari hidung Aldi, Santi pun semakin panik dan menyuruh Algha untuk mempercepat laju mobil. Algha menembus keramaian jalan yang dipenuhi kendaraan. Menyalip kendaraan besar, menembus lampu merah, dan membunyikan klakson mobil tak henti-hentinya.

Setelah sampai di rumah sakit, Aldi segera dibawa masuk oleh para perawat rumah sakit, dan dibawa ke ruang IGD. Santi dan Algha menunggu di luar ruangan.

Sekitar satu jam menunggu, Akhirnya dokter keluar dari ruangan. “Gimana keadaan anak saya dok?.” Tanya Santi kepada dokter.

“Dengan keluarga Aldi?.” Kata dokter.

“Iya, saya mamanya.” Jawab Santi.

“Ananda Aldi harus dibawa ke ruang ICU, kondisinya kritis.” Jelas dokter. Santi yang mendengarnya sepontang meluapkan tangisnya di pelukan Algha.

“Lakukan yang terbaik untuk anak saya dok.” Kata Algha.

 

Kembali ke cerita awal.                           

Arika yang mendengarnya pun sontak bertanya. “Kenapa Aldi manggil nama Ayla pa?.”

“Ceritanya panjang, sekarang urusin mamamu dulu. Papa mau urus administrasi.” Algha sebenarnya masih menyimpan cerita yang panjang, mungkin Algha menunggu waktu yang tepat untuk menceritakannya kepada Ayla dan Arika.

Algha pergi menuju ruang administrasi, sedangkan Arika pergi menghampiri Santi dan adiknya. Tangis santi sudah mereda, Ayla pun mencoba bertanya apa yang sebenarnya terjadi.

“Aldi kenapa bisa masuk rumah sakit ma?.” Tanya Ayla masih penasaran.

“Mama gak tau, tiba-tiba Aldi pingsan di kamar. Ini semua salah mama, harusnya mama suapin Aldi saat itu, tapi mama malah ninggalin Aldi sendirian.” Jawab Santi menyalahkan dirinya sendiri.

“Ini bukan sepenuhnya salah mama, mama gak boleh nyalahin diri sendiri gitu ma. Tenang dulu, Aldi pasti sembuh kok.” Jawab Arika mencoba menenangkan mamanya.

Baca Juga:  Nilai-Nilai Pancasila yang Luhur Tumbuh Subur dalam Bingkai Kebhinekaan Generasi Santri Masa Kini

Tak lama kemudian, dokter keluar dari ruangan Aldi dirawat. Ayla segera menghampiri dokter tersebut dan bertanya.

“Gimana kondisi adik saya dok?.”

“Kondisinya masih kritis, apakah ananda habis kecelakaan?.” Jelas dokter.

“Setahu saya enggak dok, emang adik saya sakit apa?.” Tanya Arika.

“Adik anda mengalami cidera otak parah, jika tidak segera dibawa ke rumah sakit bisa mengalami gagar otak.” Jelas dokter yang membuat Santi mengeluarkan air matanya kembali. Ayla segera merangkul Santi yang sedang mengeluarkan air mata yang cukup deras.

“Lakukan yang terbaik buat adik saya dok, terima kasih.” Kata Arika. Dokter pun meninggalkan tempat.

…..

Angga yang sudah sampai di tempat latihan basket, tiba-tiba teringat dengan keadaan Ayla. Angga terus memikirkan Ayla. Angga merasa ada yang tidak beres dengan Ayla. Akhirnya ia mencoba menghubungi Ayla. Namun nihil, panggilan Angga tak di jawab. Tak putus asa, akhirnya ia menelpon Arika. Dan alhamdulillahnya diangkat..

“Hallo kak.”

“Iya ngga?ada apa?.”

“Em, Aylanya ada kak?.”

“Oh ada, itu lagi sama mama.”

“Oh, di rumah baik-baik saja kan kak?.”

“Aldi masuk rumah sakit ngga.”

Sontak Angga langsung kaget mendengar Aldi masuk rumah sakit, karna baru dua hari lalu ia bertemu.

“Sakit apa kak?.”

“cidera otak.”

“Aku kesana ya kak, ada om Algha nggak?.”

“Tenang, urusan papa biar gw yang urus, buruan lo kesini.”

Angga segera bersiap siap dan pergi ke rumah sakit di mana Aldi dirawat. Sedangkan Arika mencoba mengalihkan perhatian Algha agar tidak mengetahui jika Angga menghampiri Aldi. Arika membuat alasan mengajak Algha pergi mencari makan di luar.

Angga tiba di rumah sakit, tepat setelah Arika mengajak Algha keluar parkiran. Angga segera menghampiri Ayla. Di tengah jalan Angga melihat Ayla berada di ruang apotek, Angga pun menghampiri Ayla. ” Ayla.” Panggil Angga.

“Angga? kok kamu bisa di sini?.” Kata Ayla terkejut karena kedatangan Angga secara tiba-tiba.

“Iya, gw dikasih tahu kak Arika.”

“Nanti kalo papa liat gmn?.”

“Tenang aja, Papa lo uda pergi sama kak Arika.”

“Huh.. syukurlah kalo gitu.”

“Lagi ngapain di sini?.”

“Ini beliin obat Aldi. Udah yuk kita ke sana.” Kata Ayla mengajak Angga ke tempat Santi berada setelah menerima obat.

Baca Juga:  Sedikit Cerita Tentang Hari Kiamat

Santi dikejutkan dengan kedatangan Angga. Angga pun menjelaskan bagaimana dirinyaa bisa berada di sini.

…..

Arika membawa papanya ke sebuah tempat makan di dekat rumah sakit. Mereka membeli beberapa bungkus makanan untu Ayla dan juga Sinta. Ketika Arika dan Algha menunggu pesanannya, Algha berpesan pada Arika.

“Rik, dengerin papa.”

“Iya pa?.” Jawab Arika tak tau apa yang akan dikatakan oleh Algha.

“Papa sayang sama anak-anak papa, dan papa gak mau kalian semuanya terluka.” Jelas Algha sambil mengaduk secangkir kopinya. Mendengar kalimat Algha, Arika menundukkan kepalanya. Ia merasa, tak berhasil membuat adik-adiknya bahagia.

“Papa salut sama kamu rik, terimakash sudah mau membantu papa.” Arika hanya mengangguk anggukan kepalanya sambil menahan air matanya.

“Sudah selesai pa pesanannya ayo pulang, pasti mama sama Ayla sudah nunggu di sana.” Kata Arika mengalihkan pembicaraan. Algha pun mengurungkan pesannya.

Ketika sampai di depan pintu masuk rumah sakit, Arika teringat dengan Angga yang masih ada di dalam sana. Arika akhirnya membuat alasan untuk mengundur Algha bertemu dengan Ayla dan Santi. “Eh pa, gimana kalau kita ke Indomaret dulu, kita belikan mama sesuatu biar mama gak sedih.”

“Oh gitu ya? yaudah ayo.”

Huft…

Setelah sampai di Indomaret, Arika mengambilkan makanan kesukaan Santi. Arika juga membelikan beberapa untuk Ayla. Ketika berada di kasir, tiba tiba Algha membawa sebatang coklat mahal.

“Loh, papa mau coklat?.” Tanya Arika terkejut.

“Buat adikmu, Ayla.” Jawab Algha sambil tersenyum tulus. Arika yang mendengarnya setengah kaget dan setengah terharu.

Sebelum kembali ke rumah sakit, Arika menelpon Angga memberi kode untuk segera pulang. Angga hanya menjawab “Iya sebentar lagi.”

Arika dan Algha sudah memasuki rumah sakit dan menuju tempat Ayla dan Santi menunggu tadi. Ketika mereka sampai, Algha dan Arika dikejutkan dengan keberadaan Angga. Ayla yang melihat kedatangan ayahnya pun terkejut dan seketika gugup.

‘Lah kok papa udah dateng?.’ Batin Ayla sambil melotot ke arah Arika yang menunjukkan makna ‘kok lo gak ngomong sih?’ . Arika pun menjawabnya dengan lirikan mata ke arah Angga.

Wajah Algha sudah terlihat tak baik-baik saja, hening, tak ada yang berani mengeluarkan sepatah kata pun. Algha sudah tak bisa menahan amarahnya. Semua hanya pasrah ketika ketauan melakukan kompromi di belakang Algha.

“Kenapa kamu-.” Kalimat Algha terpotong.

Nayla Rusydiyah Hasin
Nayla Rusydiyah Hasin adalah Santri DARUL ULUM Hidayatul Qur’an Jombang

Rekomendasi

Tinggalkan Komentar

More in Cerpen