Episode I, Suatu hari yang cerah, saya bertemu Syekh Muhammad Yasin bin Isa al-Fadani, seorang ulama besar yang bergelar Musnid ad-Dunya ‘alal Ithlaq.
Saya yang saat itu berada dekat pintu Mabna Al-Amin Pondok Pesantren Darul Hijrah Martapura, disapa oleh Syekh Yasin. Beliau bilang: “Mari ikut saya..!”
+ “Ikut kemana syekh?” sahutku.
* “Ke suatu tempat”.
+ “Mohon maaf Syekh, saya punya istri dan anak, yang masih jadi tanggungan saya. In sya Allah nanti saya akan susul Syekh Yasin”.
* “Baiklah . . .” jawab Syekh.
Entah kenapa setelah itu saya berubah pikiran. Saya ikut beliau naik becak menuju gerbang pondok pesantren.
Senang sekali rasanya bisa berduaan naik becak bersama Syekh Yasin. Beliau di kanan, saya di kiri.
Syekh Yasin menasihati saya:
“Kalau kamu mau jadi orang alim, kamu harus belajar. Tapi kalau kamu mau jadi kaya raya, kamu harus berusaha (punya usaha)”.
Saya langsung teringat kisah Nabi Sulaiman alaihissalam yang diberikan Allah pilihan, mau pilih ILMU atau KERAJAAN. Nabi Sulaiman memilih ILMU, sehingga mendapatkan keduanya. Ilmu dapat, kerajaan pun dapat.
Episode II, Keinginan saya belajar dengan Syekh Yasin semakin membuncah, terutama di bidang Ilmu Falak. Karena beliau bukan hanya seorang musnid, mufassir, muhaddis, ushuli, maupun faqih, tapi juga layak menyandang embel-embel Al-Falaki. Beliau mutafannin, menguasai semua ilmu-ilmu keislaman.
Beliau mempelajari ratusan kitab Falak dengan sanad-sanad yang jelas sampai ke penulisnya. Setahu saya, selain Syekh Yasin belum ada ulama falak yang memperhatikan sanad ilmu Falaknya.
Syekh Yasin memang tidak sezaman dengan saya. Beliau meninggal 27 Juli 1990, saya lahir 30 Agustus 1990. Namun beliau mempunyai seorang khalifah yang masih hidup ketika itu, yaitu Sayyid Hamid bin Alawy Alkaff, Pengajar di Masjidil Haram Makkah dan bergelar al-Muhaddis al-Falaky.
Timbul lagi keinginan belajar Ilmu
Falak dengan Sayyid Hamid. Alhamdulillah, Allah kabulkan keinginan ini.
Waktu itu sempat berbincang Sayyid Hamid. Ada rasa himung, karena khalifah Syekh Yasin ini kelahiran Banjarmasin. Beliau bertanya ke saya: “kamu mau diajari Ilmu Falak pakai kitab apa? Ini ada beberapa kitab falak”.
Saya pilih satu judul, yang kebetulan saya sudah punya kitab itu, judulnya”al-Mawahib al-Jazilah, Syarah Tsamaratil Wasilah” karangan Syekh Muhammad Yasin Al-Fadani.
Saya ikut ngaji Ilmu Falak bersama para thalabah di rumah Sayyid Hamid. Saya duduk di depan. Waktu itu Sayyid Hamid mengajarkan tahwil sanah atau konversi masehi-hijriah dan sebaliknya.
Saya cukup tercengang dengan metode perhitungan yang beliau sampaikan. Karena langkah perhitungannya berbeda dengan sejumlah metode yang saya pelajari sewaktu di Semarang. Namun hasilnya tetap sama akurat.
Alhamdulillah episode demi episode saya rasakan. Kendati episode itu hanya sebuah mimpi. Alhamdulillah dari situ saya dapat inspirasi dan mencoba menuliskannya dalam sebuah tulisan berjudul “Jaringan Ulama Falak Nusantara : Studi Geneologi Keilmuan Falak Syekh Muhammad Yasin bin Isa al-Fadani”.
Prof. Dr. Sayyid Agiel Munawwar, MA mengutip perkataan Sayyidina Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah, katanya: seseorang yang hidup bisa saja bertemu dengan yang sudah meninggal, yaitu di alam mimpi.
Alhamdulillah, pertemuan saya dengan Syekh Muhammad Yasin ini ketika saya tengah menggarap biografi salah seorang murid yang beliau sayangi, KH Idham Chalid.
Wallahu a’lam…
Semoga Allah SWT menghujani kita dengan rahmatnya, mendapatkan keberkahan hidup, diampuni segala dosa, diberikan taufiq, hidayah, istiqamah, dan husnul khotimah. Amin ya rabbal alamin
السلام عليكم
Pak Kiyai boleh saya dapatkan contact untuk berhubung?
kerna saya sekarang sedang menulis tesis berkaitan Syeikh Yasin al-Fadani رحمه الله.
Jadi saya ada beberapa pertanyaan berkaitan beliau.
Nomor HP saya 081326666328 (Hamid)
yang di sebelah syekh yasin al fadani siapa ya berjubah cokelat