Innaalillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun, kabar duka menyelimuti keluarga NU di Jawa Timur. Syaifullah Ibnu Nawawi, salah satu kader terbaik NU meninggal dunia pada Senin (10/6/24) sekitar pukul 09.30 WIB di Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Surabaya.
Kabar tersebut pertama kali ramai setelah unggahan salah satu sahabatnya, Gus Rijal Mumazziq Zionis di laman Facebook pribadinya.
“Innalillahi wa inna ilaihi Raji’un. Selamat jalan guruku, Cak Syaifullah Ibnu Nawawi. Redaktur Senior Majalah AULA NU, Pimpinan Redaktur NU Online Jatim. Semoga beliau diberi nikmat kubur, diterima amal ibadahnya, diampuni dosanya, serta ilmu dan khidmah beliau di NU menjadi amal jariyah.. Ya Allah… Ya Allah.,” tulisnya pagi tadi.
Almarhum sosok yang telah lama malang-melintang dalam proses kaderisasi NU melalui media. Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, almarhum masih aktif menjadi Redaktur Senior di Majalah AULA PWNU Jawa Timur dan Kabiro NU Online Jawa Timur. Bahkan, saat beliau sedang berjuang melawan sakitnya, beliau masih sempat menulis untuk NU.
Mungkin saya memang bukan orang ring satu yang dekat dengan Cak Ipul, sapaan akrab beliau. Namun sedikit interaksi dengan almarhum selama hidupnya terasa tulus dan ikhlas. Perkenalan saya dengan beliau berawal dari hubungan dekat antara beliau dengan suami saya. Bisa dibilang mereka sama-sama punya trah darah Madura. Persaudaraan orang-orang Madura sudah jelas bagaimana kentalnya.
Meski terbilang juniornya, beliau tidak segan menghadiri acara pernikahan kami, kelahiran anak pertama kami, membeli barang dagangan kami, dan juga sering ditraktir ngopi. Pertemuan terakhir kami yakni ketika beliau mantu, atau menikahkan putrinya akhir tahun 2023 lalu.
Mungkin kita semua akan kesulitan mengakses seluk-beluk beliau, karena jika kita mencari nama dan peran beliau di media yang muncul adalah kiprah Cak Ipul dalam melakoni kaderisasi menulisnya dari tempat satu ke tempat yang lain, bukan tentang ketokohan beliau. Di antaranya, beliau pernah aktif di Majalah Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng (LSPT) Tebuireng, Pengajar jurnalistik di Madrasah Aliyah Unggulan Wahab Hasbullah (MAUWH) Tambakberas ,dan mungkin masih banyak peran beliau yang tidak diketahui khalayak ramai.
Cak Ipul seperti jarum jahit, yang menjahit satu persatu anak-anak muda NU untuk menulis kegiatan-kegiatan NU. Dari yang terdekat hingga terjauh ia datangi, anak muda yang baru mletek pun ia datangi. Padahal beliau, circlenya bukan orang sembarangan di NU. Tapi masih mau menjemput bola untuk menguatkan kaderisasi menulis NU.
Siang menjelang sore tadi, almarhum dikebumikan di kediamannya yang berada di Sumobito, Jombang. Perangainya yang kalem dan selalu momong anak-anak muda NU barangkali yang akan banyak dirindukan anak-anak ideologisnya, sahabat-sahabat karibnya, dan terkhusus keluarganya. Selamat Jalan Cak Syaiful, terimakasih atas jejak dan kiprahnya yang luar biasa. Semoga menjadi amal jariyah.
Lahulfatihah.