RMI PBNU Selenggarakan Pelatihan Satgas Covid-19 Pesantren untuk Wilayah Tapal Kuda dan Madura, Jawa Timur

JAKARTA, Pesantren.ID – Jakarta, Minggu 16 Agustus 2020, Satkor Covid-19 RMI PBNU menyelengarakan Pelatihan Virtual Satgas Covid-19 Pesantren gelombang ke-2 untuk Pesantren di Wilayah Tapal Kuda dan Madura, Jawa Timur. Kegiatan pelatihan ini diselenggarakan oleh RMI PBNU dengan menggaet beberapa Lembaga seperti Satgas Covid-19 PBNU, Perhimpunan Dokter NU, Forum Silaturrahim Gajah Mada dan Jaringan Gusdurian.

Menurut H. Ulun Nuha selaku Ketua Satkor Covid-19 RMI PBNU Tujuan diadakannya pelatihan ini adalah untuk mengedukasi mencegah dan mitigasi Covid-19 di wilayah Pesantren, menjaga santri, kiai, nyai dan seluruh warna pesantren dari virus korona.

Selain itu dalam pelatihan ini juga dilatih tentang adaptasi kebiasaan baru di Pesantren, serta diajarkan tentang dampak virus korona selain dampak kesehatan seperti pembelajaran (ta’lim), dampak ekonomi dan tradisi baru.

Dibutuhkan langkah cepat dan kongkrit untuk memutus laju penyebaran Covid-19 sekaligus meminimalkan dampaknya di sektor pembelajaran, ekonomi pesantren dan tradisi. Fokus pekerjaan tertuju pada pesantren pesantren yang sudah menjadi bagian aktif dari network RMI PBNU.

Tercatat kurang lebih 15.000 pesantren dari 23.000an yang dibawah naungan Nahdlatul Ulama. Menilik urgency level yang sangat tinggi dan scope kerja yang sangat kompleks, maka RMI PBNU memandang perlu membentuk Satkor Covid-19 RMI PBNU. Satkor idealnya merupakan team kerja kecil yang diisi aktivis muda dengan bimbingan para masayikh. Team ini diangkat dan bertanggungjawab kepada ketua RMI PBNU.

Pelatihan ini bertujuan untuk mengedukasi kalangan pesantren dalam rangka memutus mata rantai Penyebaran Covid-19. Karena berdasarkan informasi yang bertebaran di media, pesantren telah menjadi kluster baru penyebaran Covid-19. Salah satu yang cukup mencuat beberapa waktu lalu, adalah satu pesantren di Kajen, Pati. Secara kalkulatif, Pesantren di Kajen sendiri terdapat 64 Pesantren yang dalam hal ini telah menerapkan protokol kesehatan dalam penyelenggaraan kegiatannya. Tetapi kemudian ada satu pesantren di Kajen yang santrinya terpapar covid-19 dikarenakan ada kelalaian protokol kesehatan yang ada di dalamnya.

Baca Juga:  Khofifah Indar Parawansa; Teknokrat Ulung yang Menguatkan Marwah Jawa Timur di Daratan Eropa

Berkenaan dengan hal ini, pelatihan Satgas Covid-19 seri 2 RMI PBNU berupaya untuk membantu pesantren melalui langkah-langkah dasar dalam penanganan dan penguatan media di Pesantren. Dalam ranah media, Pesantren sendiri masih cukup minim dalam distribusi informasi terkait dengan Covid-19. Berbagai informasi yang bertebaran di media, pesantren seakan terjadinya. Padahal banyak juga pesantren yang telah menerapkan protokol kesehatan.

Penyelenggaraan pelatihan virtual untuk kalangan Pesantren di Wilayah Tapal Kuda dan Madura ini menjadi penting karena sebelumnya Jawa Timur telah menjadi provinsi tertinggi yang terjangkit positif covid-19. Untuk itu, pelatihan ini setidaknya berguna untuk memproteksi pesantren dari bahayanya covid-19.

Pada Pelatihan Satgas Covid-19 RMI PBNU ini, hasil yang ingin diharapkan. Pertama, di ranah Kesehatan yakni mendorong dan memfasilitasi terbentuknya Satgas Covid-19 Pesantren (SCP) di setiap pesantren. Mendukung kerja SCP dengan membuka akses kerjasama dengan pihak ketiga dan pengelolaan issue strategis terkait perlindungan pesantren dari Covid-19. Kedua, beradaptasi dengan kebiasaan baru seperti memakai masker, cuci tangan dan selalu jaga jarak.

Ketiga, Recovery Ekonomi sebagai wujud Inkubasi dan optimalisasi potensi ekonomi pesantren yang mendukung normalisasi operasional pesantren, seperti pelatihan kewirausahaan dan pendampingan end to end.

Acara ini dibuka oleh Gus Rozin selalu Ketua RMI PBNU, lalu dr. Maky dari Satgas Covid-19 PBNU dan Desain Struktur Organisasi SCP oleh H. Ulun Nuha, Best Praktice SCP oleh Nyai Hj. Khodijatul Qodriyah (Ketua SCP PP Nurul Jadid Paiton), dilanjutkan dengan pengalaman dr. Heri Munajib dari PDNU sebagai dokter yang pernah terkena Covid19.

Dilanjutkan Materi Protokol Kesehatan oleh Prof. dr. Madarina dari Forum Nahdliyin Gajah Mada, Ning Alissa Wahid berbicara tentang adaptasi kebiasaan baru dan strategi media dan Humas Pesantren oleh Abdulloh Hamid selaku Koordinator Devisi Media dan Humas Satkor Covid-19 RMI PBNU.

Baca Juga:  Amilia Dwi Yanti Harumkan UIN Malang Raih Best Intelegensia Duta Lingkungan Jawa

Acara dimulai dari Pukul 08.00 WIB s/d pukul 16.30 WIB diikuti oleh 100 Pondok Pesantren di Wilayah Tapal Kuda dan Madura. [HW]

Redaksi
Redaksi PesantrenID

Rekomendasi

Tinggalkan Komentar

More in Berita