Semua kejadian di dunia ini, baik berupa kebaikan maupun keburukan, tidak lepas dari kehendak Allah SWT. Manusia diperintahkan untuk memikirkan dan mengambil pelajaran dari padanya. Demikian juga dengan adanya pemadaman listrik di wilayah Madura, yang baru-baru ini terjadi karena gangguan Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) yang berada di pintu masuk jembatan Suramadu. Hal ini membutuhkan proses panjang dalam rangka perbaikan dan normalisasi dari pihak PLN.
“Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkannya ” (QS Al-Baqarah:266).
Selama seminggu, terhitung sejak Selasa (1/3/2022) sampai Senin (7/3/2022) wilayah Madura berada dalam kegelapan. Rumah-rumah, jalan-jalan, musala dan yang lainnya menjadi terlihat lebih sepi dari biasanya. Masyarakat Madura juga sempat mengalami kegelisahan karena roda perekonomian berjalan lamban. Beberapa UKM seperti usaha laundry, penyedia mesin foto copy, salon kecantikan, tukang pangkas rambut, tukan jahit dan yang lainnya sempat mengalami penurunan omzet.
Anak-anak kecil yang termakan cerita-cerita klasik seputar hantu dibuat menjerit-jerit ketika ditinggal sebentar oleh ayah ibunya pada malam hari. Para santri putri di pondok-pondok pesantren tidak kalah histeris ketika berwudu untuk melaksanakn salat malam, sebab ditakut-takuti oleh teman-temannya dari luar kamar mandi. Para istri yang takut akan suasana gelap menjadi lengket dengan suaminya dan tidak mau berjauhan sedikitpun.
Melihat kejadian ini, saya jadi teringat ayat Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 257:
اَللّٰهُ وَلِيُّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا يُخْرِجُهُمْ مِّنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِۗ وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَوْلِيَاۤؤُهُمُ الطَّاغُوْتُ يُخْرِجُوْنَهُمْ مِّنَ النُّوْرِ اِلَى الظُّلُمٰتِۗ اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ
“Allah pelindung orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya adalah setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan. Mereka adalah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya”.
Suasana gelap gulita, baik secara hissi (konkrit) maupun secara maknawi (abstrak) menjadikan manusia gelisah dan tidak tenang. Karena di era teknologi yang semakin modern seperti sekarang ini, hampir seluruh aspek kehidupan manusia, terutama yang bersifat material, tidak lepas dari kebutuhan akan pasokan tenaga lisrik, baik yang di kota maupun di desa, perusahaan kecil maupun besar, petani maupun konglomerat dan lain sebagainya.
Demikian juga tentang kebutuhan ruhani, manusia senantiasa membutuhkan cahaya iman , Islam dan ilmu untuk meningkatkan kualitas ketakwaan kepada Allah SWT. Sehingga hilanglah kegelapan batin berupa kekufuran dan kebodohan dari dalam dirinya. Hadirnya Nabi Muhammad SAW sebagai seorang rasul, menjadi penerang bagi umatnya. Tidak berlebihan kiranya jika Imam Al-Bushiri mengibaratkan Nabi seperti bulan purnama yang cahayanya begitu sempurna meniyinari alam semesta.
Dalam kitab Nashᾱihul Ibᾱd, Imam Nawawi Al-Bantani Al-Jawi, menjelaskan bahwa kegelapan (batin) ada lima, dan lampu penerangnya ada lima: Pertama, cinta dunia adalah kegelapan, sedangkan penerangnya adalah ketakwaan. Kedua, berbuat dosa adalah kegelapan, sedangkan lampu penerangnya adalah taubat. Ketiga, kuburan dalah kegelapan, sedangkan lampu penerangnya adalah bacaan Lᾱ ilᾱha illallᾱh Muhammadurrasulullah. Keempat, alam akhirat itu penuh kegelapan, sedangkan penerangnya adalah amal saleh. Dan kelima, shirat sangat gelap, sedangkan penerangnya adalah yakin.
Dari pemadaman listrik sementara di Madura, kita dapat berpikir bahwa hidup dalam kegelapan merupakan hal yang menakutkan dan menjadikan kehidupan sempit dan terbatas. Sebaliknya, cahaya lampu yang terang benderang menjadikan kehidupan manusia gegap gempita, leluasa berekspresi, berkreasi dan melakukan berbagai aktifitas. Adanya pasokan listrik juga menjadikan laju perekonomian menjadi lancar dan normal.
Tidak kalah penting, cahaya Al-Quran dan As-Sunnah yang di bawa oleh Nabi Muhammad SAW, menjadi petunjuk bagi umat manusia untuk meraih kesuksesan dunia dan akhirat. Hanya dengan cahaya Al-Quran dan As-Sunah, yang dapat merubah kebiasan orang-orang kafir Quraish, yang dahulunya menjadikan perzinahan, mabuk, judi, menyembah berhala dan membunuh anak-anak kecil sebagai hal yang lumrah, lalu kemudian bertobat dan menyembah Allah SWT.[]