Opini

Masuki Dunia Baru, Ini Tantangan Studi Mahasiswa

“Karena sesungguhnya, sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya, sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” – (QS.94:5-6)

“Look at a day when you are supremely satisfied at the end. It’s not a day when you lounge around doing nothing; it’s a day you’ve had everything to do and you’ve done it.”-Margaret Thatcher

Saat-saat ini merupakan awal pengalaman studi bagi mahasiswa baru, yang menuntut gaya studi dan gaya hidup yang berbeda secara significan dibandingkan dengan masa-masa belajar sebelumnya. Tidaklah bisa dihindari bahwa untuk berhasil studi di perguruan tinggi akan dihadapi berbagai tantangan. Jika kita mampu mengidentifikasi tantangan secara akurat, diharapkan dapat memudahkan kita temukan solusinya.

Banyak tantangan yang secara potensial dihadapi mahasiswa, di antaranya: manajemen waktu tidaklah mudah dengan menghadapi tuntutan hidup baru sebagai mahasiswa, biaya kuliah yang tidak ringan, depresi dan kecemasan menghadapi dinamika sosial yang tak menentu, rasa rindu dengan keluarga dan teman terutama yang berada dari kota atau daerah lain, problem sosial yang terus mengganggu kehidupan sehari-hari, gangguan media masa yang tidak terfilter dengan baik, gaya hidup hedonistik yang tembus ke dunia kampus, dan sebagainya.

Tantangan-tantangan itu akan semakin mendewasakan mahasiswa, ketika mahasiswa itu sudah memiliki hati bersih, kemampuan pemecahan masalah, stabilitas emosi, dan wawasan yang luas. Namun tidak sedikit kita jumpai ada sejumlah mahasiswa yang tidak memiliki kapasitas yang memadai dalam menghadapi berbagai masalah itu. Mahasiswa yang demikian sangat membutuhkan bantuan yang sesuai dengan tantangan yang dihadapi.

Mary Fatima B. menawarkan 8 cara untuk mengatasi tantangan, di antaranya (1) memanaj waktu dengan baik, dengan membuat time schedule yang baik yang mengatur waktu belajar yang seimbang dengan kegiatan lain, (2) berceritalah ke orang lain, jika di-bully atau diancam orang tertentu, (3) pilih teman dengan bijak, (4) berpikir ulanglah jika terjadi hubungan up and down secara konstan, (5) memiliki sikap positif, optimisme sangatlah penting untuk mendorong diri dalam meraih tujuan, (6) terbuka dengan keluarga, karena keluarga lah yang lebih tahu banyak tentang diri mahasiswa, (7) selalu siap, karena dengan kesiapan yang baik akan terhindar dari kram dan stress Jika ada ujian atau tugas mendadak, (8) menghilangkan gangguan, jika kita sedang belajar atau selesaikan tugas, hilangkan dan jauhkan gangguan, apa itu HP, TV, radio atau apapun, sehingga lebih fokus.

Baca Juga:  Direktur Diktis Kemenag: Pemimpin Mahasiswa Harus Bervisi dan Bermimpi Besar

Selain cara-cara tersebut, yang tidak kalah pentingnya juga bahwa mahasiswa perlu tertibkan dalam beribadah, tingkatkan kemampuan berbahasa asing dan keterampilan menulis karya ilmiah. Di samping itu perlu aktif dalam berorganisasi dan aktivitas penyaluran bakat dan minta baik bidang akademik maupun akademik. Bahkan juga kegiatan sosial yang bisa memupuk rasa solidaritas dan kepedulian sosial. Dengan begitu insya Allah bisa hadapi tantangan yang terus mengancam keberadaan mahasiswa.

Mahasiswa dengan potensinya, perlu memupuk rasa percaya diri. Tidak boleh terlalu tergantung pada orangtua dan dosen, pembimbing atau orang lain. Seberat apapun tantangan harus dihadapi sendiri dengan menunjukkan effort yang optimal. Jika meminta bantuan ke orang lain, akhirnya tetap kembali kepada mahasiswa sendiri, sekaligus untuk memantapkan sebagai individu yang dewasa.

Akhirnya disadari semua, bahwa mahasiswa yang memasukii dunia baru di perguruan tinggi, perlu menyadari akan slogan NOW AS A STUDENT, TOMORROW WOULD BE AS A LEADER. Ketika sebagai mahasiswa, saatnya menjaga dan membangun idealisme. Mahasiswa tidak boleh cengeng dan bermanja. Harus manfaatkan waktu untuk menggembleng diri dalam menghadapi berbagai tantangan. Tidak hanya tantangan yang bersifat personal dan kolektif, melainkan juga tantangan yang bersifat institusional, kebangsaan, kemanusiaan, dan keagamaan.

Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A.
Beliau adalah Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pendidikan Anak Berbakat pada Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta. Ia menjabat Rektor Universitas Negeri Yogyakarta untuk periode 2009-2017, Ketua III Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) masa bakti 2014-2019, Ketua Umum Asosiasi Profesi Pendidikan Khusus Indonesia (APPKhI) periode 2011-2016, dan Ketua Tanfidliyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama DIY masa bakti 2011-2016

    Rekomendasi

    2 Comments

    1. […] manajemen waktu yang baik. Manajemen waktu selama studi perlu dilakukan dengan baik dan disiplin. Kegiatan-kegiatan utama perkuliahan perlu dijaga dengan […]

    2. […] Tantangan yang tidak bisa dihindari dewasa adalah penguasaan IT. Bagaimana bisa memanaj IT, baik hardware maupun software. Mahasiswa harus belajar keras untuk bisa menjadi digital literate. Juga penguasaan bahasa asing harus menjadi kebutuhan untuk pengembangan keilmuan dan kepentingan sosial (komunikasi). Selain itu yang sangat menantang kehidupan mahasiswa baru adalah persoalan moral dan akhlak. Kenakalan remaja, baik terkait dengan penggunaan obat, penyimpangan seksual, deviasi sosial, dan sebagainya. Mereka memasuki dunia bebas dan hidup mandiri relatif jauh dari rumah. Hanya iman dan takwa yang sudah terbangun sebelumnya memiliki sumbangan yang berarti untuk mengatasi terhadap kemungkinan adanya gangguan selama studi. Pergaulan sangatlah menentukan dengan memilih teman belajar yang baik, di samping peran Pembimbing Akademik yang memberikan pendampingan sejak awal hingga selesai studi. Demikian juga kemampuan manajemen waktu sangatlah penting, sehingga bisa mengatur waktu secara efektif dan efisien baik untuk aktivitas akademik maupun akademik yang bermanfaat bagi pembentukan pribadi mahasiswa sebagai cendekiawan muda. Yang juga tidak kalah pentingnya mahasiswa baru harus bisa mengembangkan kepedulian sosial dan tunjukkan cinta tanah air. […]

    Tinggalkan Komentar

    More in Opini