Lailatul Qadar dan Togel

Gila… benar-benar gila, temanku yang satu ini. Bagaimana tidak. Dia punya ide aneh. Yaitu bahwa meraih Lailatul Qadar itu, caranya mudah banget, katanya.

Padahal kamu kan sudah tahu, bahwa Lailatul Qadar itu, kebaikannya melebihi ibadah selama 1000 bulan. Kata guru agamaku di sekolah, 1000 bulan itu sama dengan 83 tahun plus 4 bulan.
Wow seumur hidup manusia..!

“Mencari Lailatul Qadar itu kayak nombok togel,” lanjut temanku.
“Semua nomor togel, jika kamu tombok i, pasti ada satu nomor, yang kamu pasti dapat.

Begitu pula Lailatul Qadar. Semua malam di malam-malam bulan suci ramadhan ini, jika kamu gunakan untuk ibadah, pasti kamu dapat meraih Lailatul Qadar”, sambungnya.

Aku jadi ingat penjelasan guru agamaku di sekolah. Katanya, “kita, Umat Nabi Muhammad Saw itu, adalah umat terbaik (the best community)”. Guruku kemudian bertanya kepada kami sekelas. “Sekarang coba tunjukkan bukti yang nyata bahwa kita adalah umat terbaik?”.

Langsung teman-temanku menjawab sekenanya saja. “Buktinya salat lima waktu, pak”, jawab Ilma. “Anu pak, puasa pak”, sahut Ravel.

Luluk yang sejak dari tadi serius memperhatikan percakapan ini, gak mau ketinggalan, dia pun menjawab singkat: “Ramadhan, pak.”

“Ya, hampir tepat jawaban Luluk”, kata guruku.
“Ramadhan adalah bulan suci yang penuh berkah, rahmat, dan ampunan. Di bulan Ramadhan semua kitab suci diturunkan, yaitu Zabur, Taurat, dan Injil. Termasuk Al-Qur’an, juga turunnya pada bulan Ramadhan, di Baitul ‘Izzah, Lauhul Mahfudz, secara keseluruhan,” jelas guruku.

Kemudian guruku melanjutkan pertanyaan, “Anak- anakku..! Di bulan suci Ramadhan itu ada apa?”

“Ada Lailatul Qadar, pak”, jawab Ika. “Ya kamu benar Ika”, kata guruku.
“Ketahuilah, salah satu kelebihan umat Nabi Muhammad Saw adalah dikaruniai Lailatul Qadar. Karena umurnya umat Nabi Muhammad Saw itu pendek-pendek, yaitu rata-rata sekitar 70-80 tahunan. Sementara umurnya umat-umat terdahulu panjang-panjang, bisa sampai ratusan tahun. Seperti umurnya Nabi Nuh As, sampai seribu tahunan. Untuk bisa menyaingi masa ibadahnya umat-umat terdahulu, maka Allah menganugerahi umat Nabi Muhammad Saw dengan Lailatul Qadar, yang nilainya lebih baik dari pada 1000 bulan, atau sekitar 83 tahunan. Inilah yang menjadi salah satu bukti nyata bahwa kita adalah umat terbaik,” papar guru agamaku.

Baca Juga:  Hikmah Ketika Majnun Dimabuk Rindu Bertemu Laila

Tapi hatiku masih gelisah, lantaran ide temanku yang menurutku aneh, “Bolehkah berpikiran menyamakan Lailatul Qadar dengan togel?” Maka aku tanyakan hal itu ke temanku, si pemilik ide itu.

Eh… enak aja dia menjawab, “nggak apa-apa lah. Ini kan hanya sekedar analogi. Kan tujuannya baik, supaya kita dapat meraih Lailatul Qadar”.
“Tapi, kan sudah ada sabda Nabi Muhammad Saw, “Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir Ramadhan, terutama pada malam-malam ganjil,” ngapain mencari Lailatul Qadar tiap malam,” sanggahku kepada temanku.

“Ya, itu betul. Tapi masalahnya, tidak ada yang bisa memastikan kapan Lailatul Qadar itu. Hanya Allah yang Maha Tahu. Sehingga harus tetap dicari di setiap malam-malam Ramadhan”, jelas temanku bak ustadz yang terkenal di TV.

Lagi pula, lanjut temanku, masak kita bermunajat kepada Allah, hanya pada sepuluh hari terakhir Ramadhan saja, sementara malam-malam sebelumnya gak ngapa-ngapain. Janji-janji yang menggiurkan tentang Lailatul Qadar itu untuk memotivasi kita agar lebih bersemangat bertaqarrub kepada Allah”.

Eh, benar juga ya, kataku di dalam hati.

“Tapi kan berat, tiap malam harus beribadah selama satu bulan, terutama untuk orang awam, kayak aku ini”, protesku kepada temanku. “Justru karena berat itulah aku punya ide ini,” tegasnya. “Begini tipsnya, biar gak terasa berat, dan menurutku masih bisa kita kerjakan,” lanjutnya. “Kerjakan shalat tarawih tiap malam. Jangan sampai ada yang bolong selama malam-malam Ramadhan. Pasti satu di antara tarawih-tarawihmu itu, dengan seizin Allah Swt, bertepatan dengan Lailatul Qadar.”

“Jadi sama dengan kamu tarawih selama 83 tahun plus 4 bulan. “Andai saja seumur hidupmu kamu bisa meraih Lailatul Qadar sebanyak 10 kali, misalnya, maka berarti kamu telah mendapat pahala ibadah tarawih selama sekitar 833 tahun!”, jelas temanku dengan penuh semangat.

Baca Juga:  Dengan Puasa, Berarti Berkontribusi Menjaga Alam

“Lho, mencari Lailatul Qadar itu apa nggak tengah malam, sesudah jam 00.00?”, tanyaku kepada temanku. “Ya, bisa aja mulai tengah malam. Tapi itu pasti berat, buat orang kayak kamu. Makanya mulailah ketika tarawih. Yang namanya malam itu ya startnya mulai maghrib sampai finishnya subuh”, jawab temanku dengan tegas.

“Nah, baru pada sepuluh malam terakhir Ramadhan, kita tambah misalnya, dengan i’tikaf di masjid, shalat tahajud, baca Alquran, atau dzikir-dzikir lainnya,” sambung temanku.

Wow.. Wow..keren..! Berarti durasi ibadah kita sama dengan umat-umat terdahulu.

Hebat banget ide temanku ini. “Kamu layak aku beri nama: Hilbram Togel… hahaha…”, Komentarku kepadanya. Maaf pembaca, nama temanku itu “HILBRAM ERTUGUL”. Dia hanya tersenyum kecut mendengar gurauanku, seraya berkata, “Boleh kita beribadah dengan berharap mendapatkan pahala, meraih Lailatul Qadar atau pengen masuk surga dll. Tapi ingat, harapan utama kita tetap hanyalah Allah, Sang Pemilik pahala, dan Sang Pemilik surga”.

“Orang yang beribadah hanya karena tertarik dengan pahala, itu sebenarnya Pemalas”. Haa…!!!. []

Moh Nasikin
Alumni Ponpes Tebuireng , Magister Pendidikan Agama Islam , Guru SMA ISLAM dan MA, tinggal di Pare Kediri.

    Rekomendasi

    Tinggalkan Komentar

    More in Hikmah