Kick-Off Ngaji Literasi Digital di Medan, Keluarga Besar Duta Santri Nasional Merangkul Santri untuk Cakap Berkreasi di Media Digital

Medan, Pesantren.id – Pada hari ini (13/8/2022), program perdana Ngaji Literasi Digital yang diselenggarakan di Medan berjalan semarak. Sebanyak kurang-lebih seratus santri dari zona pulau Sumatera berkumpul di Pondok Pesantren Raudlatul Hasanah, Medan, untuk menerima materi literasi digital dan produksi konten kreatif dari pemateri yang kompeten di bidangnya.

Ngaji Literasi Digital merupakan program yang diprakarsai oleh Keluarga Besar Duta Santri Nasional, bekerja sama dengan Kementerian Informasi dan Komunikasi dan Siber Kreasi, dan melibatkan sejumlah akun kepesantrenan sebagai media partner. Program ini mengusung misi besar Duta Santri Nasional, bahwa santri harus bisa cakap dalam berliterasi di era disrupsi informasi ini, serta memanfaatkan kemampuannya untuk memproduksi konten yang tidak hanya edukatif, tetapi juga mengusung nilai-nilai rahmatan ‘lil alamin dengan cara kreatif.

Acara dimulai pada pagi hari pukul sembilan sampai dengan pukul satu siang. Beberapa tokoh yang hadir adalah Ustaz Sholihin S.Ag, M.M. selaku wakil direktur Pondok Pesantren Raudhatul Hasanah, Ustaz Carles Ginting B.HSc, para asatidz kepala bidang Pondok Pesantren Raudhatul Hasanah, serta narasumber utama dalam program Ngaji Literasi Digital, A’jazil Hawaris Sunny.

Selama acara berlangsung, santri diberikan pengetahuan dasar tentang literasi, penciptaan konten kreatif di media sosial seperti Instagram, Tiktok, sampai Youtube. Pemateri dalam Ngaji Literasi Digital kali ini adalah Ajazil Hawaris Sunny (Digital Creator, Selebgram, 170k followers), Ustaz Charles Ginting, BHSc. (Akademisi, Wakil Mudir Ar Raudhatul Hasanah), dan Makhyatul Fikriya (Influencer, Tiktoker, 200rb Followers).

Setelah penyampaian materi, acara dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab interaktif antara narasumber dan peserta, lalu ditutup dengan pemberian cenderamata kepada narasumber. Besar harapan dari Keluarga Besar Duta Santri Nasional, program Ngaji Literasi Digital ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan santri tentang literasi digital, memberikan ruang ekspresi bagi santri di dunia digital, dan melahirkan pemengaruh-pemengaruh santri yang dapat mengedukasi masyarakat luas.

Baca Juga:  Kebiasaan Membaca

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tahun 2017 dengan mengutip dari UNESCO, telah menetapkan pengertian literasi digital sebagai landasan penting untuk memahami perangkat teknologi, informasi, dan komunikasi. (Kemdikbud RI, 2017)

Literasi digital atau yang dikenal dengan istilah digital literacy adalah kemampuan dan sikap individu dalam menggunakan teknologi digital dan alat komunikasi dalam mengakses, mengelola, mengintegrasikan, menganalisis dan mengevaluasi informasi, membentuk pengetahuan baru, menyusun dan berinteraksi dengan orang lain agar dapat berkontribusi secara baik dalam masyarakat.

Inti dalam literasi digital adalah partisipasi, mengakses, mengintegrasi, menganalisis, mengevaluasi, pengelolaan, penciptaan, komunikasi, dan pemberdayaan.

Sebagai seorang santri, landasan dalam berliterasi digital salah satunya adalah tabayun, hal ini senada dengan apa yang dijelaskan firman Allah Surah Al Hujurat ayat 6 yang berbunyi :

 یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوۤا۟ إِن جَاۤءَكُمۡ فَاسِقُۢ بِنَبَإࣲ فَتَبَیَّنُوۤا۟ أَن تُصِیبُوا۟ قَوۡمَۢا بِجَهَـٰلَةࣲ فَتُصۡبِحُوا۟ عَلَىٰ مَا فَعَلۡتُمۡ نَـٰدِمِینَ

Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.

Hal ini menjadi bukti bahwa santri harusnya bisa lebih baik untuk berliterasi digital karena mereka memiliki perangkat yang sebenarnya sudah dipelajari namun tinggal dipraktekkan dalam peran mereka sebagai warga dunia maya. Semoga semakin banyak para santri yang menginspirasi generasi muda lainnya, terutama dalam membentuk ekosistem media sosial yang positif, sehingga ke depannya kita bisa semakin optimisme dalam menghadapi Indonesia Emas 2045. []

Pewarta : Makhyatul Fikriya

Makhyatul Fikriya
Mahasiswi Ilmu Hukum UIN Bandung Sekertaris II Keluarga Duta Santri Nasional

Rekomendasi

Tinggalkan Komentar

More in Berita